Kira membuka kedua matanya,dia terbangun dengan kepala yang pusing dan juga kepalanya terasa berat.Setelah dia melihat sekeliling dia sedang berada di sebuah kamar.Kira kemudian mencoba untuk bangun dari kasur.Saat dia sedang mencoba untuk bangun,dia mengingat kondisi tubuhnya.Karena itu Kira langsung mencoba untuk merasakan mana yang ada di tubuhnya.
Dia dapat merasakan mananya sudah menjadi jauh lebih baik.{Kalau begitu bagaimana dengan kemampuanku yang lain?}Kira langsung mencoba untuk mengeluarkan hitam miliknya.Aura hitam itu dapat muncul seperti sedia kala.Melihat kemampuannya dapat kembali seperti semula membuatnya menjadi senang.
"Aku harus memberitahu pada yang lain."Kira berbicara dengan sebuah senyuman.
Kira berjalan keluar dari kamarnya.Dan diluar kamar itu terdapat sebuah lorong yang cukup panjang.Kira kemudian mencoba berjalan di lorong untuk mencari teman-temannya.Setelah berjalan cukup lama,dia dapat mengetahui kalau dia memang berada di mansion melihat lorong panjang itu.Akan tetapi setelah berjalan cukup lama dia masih tidak menemukan teman-temannya.
"Sepertinya aku sudah ada di mansion.Tapi dimana Ema dan Chors?Haruskah aku coba untuk memanggil mereka?Ema,Chors!"Kira berteriak dengan kencang.
"Kemarilah Kira!"Teriak Ema untuk membalas Kira.
Kira yang dapat mendengar suara Ema langsung berlari ke arah asal suara tersebut.Mengikuti suara tersebut membuat Kira sampai di dapur.Dia melihat Ema yang sedang duduk di kursi dengan meluruskan satu kakinya keluar.Kaki Ema yang diluruskan itu dibalut dengan sebuah perban.
"Ema,apa yang terjadi dengan kakimu?"
"Apa kau lupa dengan terjadi semalam?Kakiku terkena racun dari monster itu."
"Apa kau tidak apa-apa?"
"Tenang saja ini tidak begitu parah."
"Kau tidak perlu khawatir Ema,manaku sudah kembali seperti sebelumnya.Sekarang aku dapat bertarung seperti biasanya."
"Baguslah kalau begitu,dengan kaki yang seperti ini aku tidak yakin bisa bertarung.Kami awalnya mengira kau akan membutuhkan waktu lebih lama untuk sadar."
"Omong-omong dimana Chors?Aku tidak melihatnya sejak tadi."
"Dia sedang berburu untuk mencari makanan.Seperti yang kau lihat mansion ini tampaknya sudah lama tidak ditanggali.Kami bahkan tidak menemukan sesuatu untuk dimakan."
Kira kemudian melihat ke sekeliling dapur.Memang benar mansion ini tampak sudah lama tidak ditinggali.Di setiap sudut ruangan dia dapat melihat banyak debu dan juga jaring laba-laba.Tidak hanya di dapur,saat dia berada di lorong dia juga melihat hal yang sama.
"Sepertinya aku harus kembali ke ibukota untuk berbicara dengan Lucifer."
Saat mereka sedang berbincang.Chors datang dengan membawa tiga ekor kelinci di tangannya.Dia terkejut saat melihat Kira sudah bangun.
"Untunglah kau bisa sadar dengan cepat."
"Bagaimana dengan tempat di sekitar mansion?"Ema bertanya pada Chors.
"Sepertinya tempat ini sudah aman.Aku tidak melihat ada monster seperti kemarin.Tapi mayat monster yang sudah kita kalahkan kemarin,sudah menghilang dari tempatnya."
"Benarkah?"Ema menjadi terkejut.
"Mungkin saja Lucifer yang sudah membersihkan mayat monster itu."
"Aku juga tidak tahu.Kita akan memeriksanya nanti,sekarang lebih baik kalau kita makan saja."
Chors kemudian memasak daging kelinci untuk mereka makan.Setelah mereka makan,mereka memutuskan untuk mengecek keluar mansion.Dengan kaki yang seperti itu membuat Kira dan Chors membantu Ema untuk berjalan keluar.
Saat mereka sedang berada di depan pintu mansion.Pintu mansion itu terbuka.Pintu itu dibuka oleh Wine.Dia menunjukan senyum lebarnya yang tampak puas.
"Sepertinya kalian ingin keluar ya?Kembalilah dulu,aku ingin memberikan kalian sesuatu."
Saat Wine sedang berbicara,para maid kemudian juga ikut masuk ke dalam mansion.Bahkan Kira juga melihat kepala dayang juga ada diantara para dayang.Kemudian tanpa bicara,mereka menuruti Wine.Wine membawa mereka ke ruang tamu.Mereka semua kemudian duduk di atas sofa dan saling berbicara.
"Aku cukup terkejut kalian semua dapat selamat.Awalnya aku mengira kalian akan gagal,aku senang kalian dapat mengalahkan monster itu."Mendengar Wine berbicara,membuat dahi Kira berkerut.
"Kau pasti sudah mengetahui ini semua tapi kenapa kau tidak memperingatkan kami sedikitpun?!Kalian hanya mengatakan kalau hanya ada monster kecil."
"Bagi seorang jenderal monster seperti itu hanyalah sebuah monster kecil.Jika kalian tidak bisa mengalahkannya kalian dianggap tidak layak.Anggap saja itu seperti kami melakukan tes terakhir untuk kalian."
"Bukankah kalian sudah mengetesku?Aku sudah bertarung dengan Toro dan aku berhasil menyeimbanginya!"
"Itu berbeda Kira,bukankah saat kau melawan Toro,kami menahan Toro?Jika kami tidak menahannya kita tidak tahu apa yang selanjutnya terjadi.Kami hanya menghadapkanmu pada situasi yang menyulitkan.Kau seharusnya tahu menjadi jenderal bukanlah tugas yang mudah."
"Seharusnya kalian menunggu agar manaku dapat kembali seperti semula!"
"Ingat Kira,musuhmu tidak pernah peduli dengan keadaanmu.Dengan posisi yang kau miliki sekarang kau akan bertemu banyak musuh.Karena itu kau akan selalu berada di situasi yang berbahaya dan para musuhmu tidak akan peduli pada dirimu sedikitpun."
Kira tidak dapat membalas Wine lagi.Dia hanya dapat menggertakan giginya dengan kesal.Ema kemudian menghela nafasnya.
"Sudah cukup Kira,aku tahu kau kesal karena melihat kondisiku yang seperti ini.Seperti apa yang Wine katakan ini adalah salah satu resiko kita.Dibanding dengan itu kenapa kau datang kesini?"
"Aku senang kau bertanya,aku datang kemari untuk membawakan dayang-dayang yang akan bekerja disini.Sebagai tambahan aku juga sudah membantu kalian membersihkan tempat ini.Dan yang mulia menitipkan aku sesuatu untuk kalian."
Wine kemudian memasukkan tangannya ke kantong bajunya.Dari kantong bajunya dia mengeluarkan sebuah kotak kecil.Kotak kecil itu kemudian dia taruh di atas meja.Melihat kotak kecil itu mengingatkan Kira dan Ema saat Agust memberikan mereka alat sihir.Wine kemudian membukakan kotak itu.Dan di dalam kotak itu berisi tiga buah cincin.
"Itu adalah hadiah untuk kalian karena berhasil mengalahkan monster yang ada disini.Aku turut prihatin dengan keadaan yang menimpamu.Karena itu kau mungkin dapat memakai cincin itu,bisa saja itu membantumu."Wine berbicara menatap ke arah Ema dengan senyuman.
Ema kemudian mengambil cincin itu dan memakainya.Saat dia memakai cincin,cincin langsung mengeluarkan sinar hijau.Kaki Ema yang sebelumnya terasa perih dan juga panas mulai menghilang dengan perlahan.Ema yang merasakan kakinya membaik langsung meraih perban yang ada di kakinya.Dia kemudian mencoba untuk mencabut perban yang ada di kakinya.
"Hei apa yang kau lakukan!"
"Hentikan Ema atau kakimu akan terluka."
Mereka semua langsung terkejut melihat kaki Ema.Pergelangan kaki Ema yang sebelumnya tampak melepuh sudah kembali seperti semula.Mereka langsung melihat ke arah Wine.Wine hanya menunjukan senyumnya.
"Ja-Jangan bilang ini semua cincin penyembuhan?"Ema berbicara dengan terbata-bata.
"Benar sekali."
Mereka semua langsung tambah terkejut.
"Bagaimana bisa kalian menghadiahkan ini pada kami?"
"Aku juga tidak tahu,aku hanya mengikuti perintah yang mulia saja."
"Sebenarnya apa yang kalian inginkan dari kami?"Chors menunjukan wajah curiganya.
"Tidak perlu securiga itu,sekarang kalian akan menjadi bagian kami.Kami tidak mungkin merencanakan sesuatu yang akan merugikan kalian.Karena jika itu terjadi,kamilah juga akan ikut menerima kerugian."
Wine kemudian berdiri dan dengan tangannya dia meraih sakunya.Dari sakunya dia mengambil sebuah benda yang terbungkus dengan kain.Wine melemparkan benda tersebut ke arah Kira.Kira menangkap benda itu dengan kebingungan.
"Bukalah,itu hadiah lainnya untukmu."
Kira kemudian membuka kain yang membungkus benda itu.Saat mereka membuka benda tersebut,mata mereka menjadi melebar.Di dalam kain itu berisi sebuah batu mana dengan ukuran besar.Ukuran batu mana itu hampir sebesar kepala orang dewasa.
"Kami sudah mengetahui kemampuanmu.Kemampuanmu dapat menyerap sesuatu dan menjadikannya sebagai kekuatan tambahan bukan?Batu mana itu pasti akan sangat berguna untukmu."
Kira langsung menatap dengan sinis ke arah Wine.Dia dapat mengingat dengan jelas kalau dia tidak pernah menceritakan tentang kemampuannya selain pada teman-temannya.{Sebenarnya bagaimana bisa mereka tahu tentang kemampuanku?}
"Bagaimana kau bisa mengetahuinya?"
"Tentu saja kami tahu,yang mulia menjadikanmu seorang jenderal bukan hanya dalam satu malam.Dia sudah mengincarmu jauh-jauh hari.Seharusnya kau tidak usah kaget jika kami mengetahui tentang itu."
"Sebenarnya bagaimana kalian mengetahui tentang kemampuan Kira?Kira hanya menunjukan kemmapuannya di depan kami saja.Dan sejak kapan kalian sudah mengawasi kami?"Ema bertanya dengan mata yang sinis.
"Kalau kau bertanya bagaimana,ya kami hanya mengawasi kalian dengan cara yang biasa.Dan untuk kapan,kami sudah mengawasi kalian cukup lama.Aku juga sempat melihat pertarunganmu dengan ketua Schavio.Itu adalah pertarungan yang sangat menarik."
"Tunggu,jika memang seperti itu bukankah kalian mengawasi kami sejak awal?"Chors menyela Wine."Kalau begitu bukankah kalian seharusnya bisa membantu kami?"
Mendengar perkataan Chors,membuat Kira tersadar.Dia menyadari,jika Wine membantu mereka sejak awal.Maka insiden penculikan Ema tidak mungkin terjadi.Dan perjalanan mereka ke Barat mungkin akan lebih mudah.
"Kenapa kalian tidak membantu kami sejak awal?"Kira bertanya dengan nada yang kesal."
Wine kemudian menghela nafasnya.
"Haah....Aku sudah mulai bosan berbicara dengan kalian.Kami tidak membantu kalian kerena untuk melihat kualitas kalian.Kami memilih jenderal bukan sepeti memetik buah begitu saja.Kami membutuhkan kualitas terbaik.Sepertinya hanya itu saja yang akan aku bicarakan.Aku akan kembali besok,aku akan sedikit memberikan pelatihan pada kalian."
Usai dia bicara,Wine langsung berjalan meninggalkan ruangan.Mereka semua langsung menghela nafasnya.Dengan Wine yang berbicara seperti itu membuat kepercayaan mereka dengan Lucifer semakin berkurang.Kira menjadi semakin mempertanyakan keputusan yang sudah dia buat.
"Apakah menurut kalian keputusan yang aku pilih sudah benar?"
"Sebaiknya kau tidak menyesal dengan keputusan yang sudah kau buat Kira."
"Apa yang Ema katakan benar,kau adalah ketua kami.Kami mengikuti keputusanmu karena kami yakin itu memang yang terbaik.Tapi apa yang Wine katakan membuatku ragu dengan mereka."
"Aku juga bertanya-tanya sebenarnya kapan dan siapa yang mengawasi kita?"
"Dibanding itu aku lebih penasaran dengan tujuan mereka.Mereka mengatakan kalau mereka mengikuti Kira sudah sejak awal.Lalu apakah mereka juga mengikuti pemegang simbol lainnya?Atau mereka memang mengincar Kira sejak awal.Kalau mereka memang mengincar Kira sebenarnya apa yang mereka incar?"
"Mungkin kita bisa bertanya pada Wine besok."
"Wine tidak mungkin akan menjawab kita Kira."
"Aku punya rencana yang tepat untuk mengambil informasi dari Wine."Ema memberikan sebuah usulan.
Ema kemudian memberitahu tentang idenya.Mereka semua mendengarnya dengan baik.Setelah mendengar ide Ema,mereka langsung menunjukan senyum.