Saat Kira memakai mode kegelapan membuat Lucifer dan para jenderal terkejut.Lucifer tidak hanya terkejut dia juga menunjukan ekspresi senang dengan senyuman lebar.Saking senangnya bahkan dia sampai bangun dari tempat duduknya.Namun wajah senangnya itu berubah menjadi ekspresi bingung.Tidak hanya Lucifer bahkan para jenderal dan juga Chors dan Ema menunjukan ekspresi yang sama.
Sejak Kira memakai mode kegelapan dia hanya berdiri dengan diam.Kira kemudian menggerakan tangannya.Orang-orang yang menonton mengira Kira akan melakukan serangan berikutnya.Nyatanya dia malah bergerak dengan aneh.Kira hanya mengangkat tangan dan menurunkan tangannya berulang-ulang kali.Dengan gerakan aneh yang kaku itu membuat orang-orang menjadi bingung.
Saat Kira memakai mode kegelapan dia sudah dapat merakan sesuatu yang berubah.Berbeda dari sebelumnya,kali ini Kira dapat mengendalikan tubuhnya.Dia mencoba dengan menggerakan tangannya berkali-kali.Karena dapat mengendalikan tubuhnya dengan leluasa membuatnya sangat senang.Walau dia dapat menggerakan tubuhnya,Kira masih tidak dapat berbicara.
"Chors,Ema!Lihat aku bisa menggerakan tubuhku!"Berkali-kali dia berteriak namun suaranya tidak kunjung keluar.Berkali-kali dia berteriak hingga akhirnya dia menerima keadaannya."Masa bodoh dengan berbicara,sekarang aku hanya perlu menyelesaikan ini.Tunggu sepertinya aku perlu mencoba sesuatu."
Kira kemudian mengarahkan tangan kanannya ke depan.Dia kemudian menggerakan jarinya untuk memancing Toro.Tidak hanya itu Kira juga menunjukan sebuah senyuman mengejek pada Toro.Toro yang melihat itu merasa terpancing dan membuatnya kesal.Wajah Toro menjadi berkerut dan merah karena kesal.
"Jangan remehkan aku!"Toro berlari ke tempat Kira dengan kencang.
Toro kemudian mengayunkan tinju ke arah wajah Kira.Namun Kira menangkis tinju Toro dengan satu tangan.Toro dibuat terkejut dengan Kira yang dapat menahan tinjunya.Tidak hanya Toro bahkan seluruh jenderal juga terkejut sesaat.Toro kemudian meninju sekali lagi.Namun Kira tetap bisa menangkis tinju berikutnya.{Bagaimana bisa dia menangkis tinjuku!}
Saat Toro kebingungan,Kira menggerakan tangannya.Kira menaruh tangan kanannya dengan lurus pada dada Toro.Kira kemudian mencoba untuk meniru gerakan yang pernah Agust lakukan.
"Begini bukan caranya?"
Kira kemudian melakukan inch punch pada dada Toro.Pukulan Kira membuat Toro terpental kembali pada tembok.Selagi Toro terpental Kira membuat bola mana pada kedua tangannya.Saat bola mana itu muncul,Wine segera bangun dari kursinya.Dia kemudian mengangkat kedua tangannya ke atas.Wine mencoba untuk memperkuat pelindung yang dia buat.
"Bagaimana bisa ada mana dengan warna tersebut."
"Sudah aku bilang,dia adalah orang yang spesial."Lucifer berbicara dengan wajah senangnya.
"Apakah anda mengetahui sesuatu tentang mana itu?"
"Aku hanya tahu sedikit saja,fokus pada pelindung saja kau."
"Baik yang mulia."
Kira kemudian melempar bola mana itu satu-persatu.Bola mana yang Kira lempar melesat ke arah tembok dengan telak.
*duar*
"Kira menang!"Ema bersorak dengan gembira pada Chors.
"Tunggu Ema,coba kau lihat lagi kesana.Bukankah asap di sana menjadi semakin banyak?"
"Aku akan memeriksanya dengan mataku."Ema mencoba untuk melihat aliran mana di arena.Ema kemudian memegang pundak Chors dengan erat."Ada yang tidak beres!"
*dap,dap,dap*
Suara langkah kaki terdengar dari kepulan asap tersebut.Suara langkah kaki itu terdengar berat.
"Aku mengakui dirimu,kau cukup hebat.Hanya dengan mana mentah tapi bisa membuat diriku terluka.Bahkan sepertinya Wine tidak bisa melakukan ini."
Saat Toro keluar dari kepulan asap itu membuat seluruh party Demonhard terkejut.Dia melangkah dengan tubuh yang mengeluarkan uap.Mereka semua terkejut dengan perubahan yang terjadi pada Toro.Tubuh gemuk Toro berubah menjadi tubuh yang penuh dengan otot.Otot-otot yang ada pada Toro tampak tebal dan juga padat.
"Tunggu!Itu benar-benar orang yang sama?!"Ema berteriak karena kebingungan.
Jenderal perempuan kemudian berdiri.Dia kemudian mencoba untuk meregangkan tubuhnya.
"Sepertinya ini akan menjadi lebih berbahaya yang mulia."Jenderal itu berbicara pada Lucifer.
"Jangan bergerak sebelum aku memerintahmu."
"Baik yang mulia."Jenderal itu kembali duduk di tempatnya.
"Terkejut?"Toro dapat melihat dengan jelas ekspresi terkejut Kira."Bersiaplah!"Toro menunjukan sebuah senyuman dan berlari ke hadapan Kira.
Toro menjadi jauh lebih cepat.Bahkan Kira yang sudah memaki mode kegelapan tidak dapat melihat Toro.Tanpa dia sadari Toro sudah ada di depannya.Toro langsung meninju perut Kira dengan kuat.Tidak hanya menjadi cepat,Toro juga menjadi lebih kuat.
Tinju milik Toro menjadi semakin berat.Saat Kira sedang kesakita,Toro memegang tangan Kira.Toro kemudian melempar Kira ke udara setinggi mungkin.Saat dia melihat ke atas dia memegang lehernya.Dia kemudian membunyikan lehernya.
"Kita lihat berapa lama lagi aku bisa bermain-main denganmu."Toro kemudian melompat ke atas hingga lantai yang dia injak menjadi hancur."Kembalilah ke tanah."Toro melempar Kira kembali ke tanah.
Saat Toro mendarat dia melihat puing-puing arena yang baru saja dia hancurkan.Dia kemudian mengambil bongkahan arena paling besar.Toro memegang puing-puing itu dengan erat.Dia kemudian memutar-mutar tubuhnya seperti sebuah gasing dan melempar puing-puing itu ke arah Kira.
*wosh...blar*
Lemparan Toro kemudian membuat kepulan debu yang tebal.Kira kemudian berjalan keluar dari kepulan debu.Saat sedang berjalan Kira langsung melemapr bola mana.Saat Toro melihat bola mana yang terbang ke arahnya dia hanya menunjukan sebuah senyuman saja.
"Itu tidak akan mempan lagi!"Toro menggenggam bola mana itu dan melemparnya kembali pada Kira.
*duar*
Kira menjadi terpental berkali-kali di lantai karena bola mananya sendiri.Toro kemudian mengejar Kira dengan berlari.Saat dia sudah dekat dengan Kira,Toro kemudian menginjak punggung Kira dengan kakinya.Toro menekan Kira dengan kakinya hingga Kira tidak dapat berpindah dari tempatnya.
"Menyerahlah sekarang!"Kira tidak menjawab Toro dan hanya menatapnya dengan tajam."Cih kalau begini aku tidak akan lunak lagi padamu!"Toro kemudian memegang kedua tangan Kira dengan kedua tangannya.
Dengan perlahan-lahan Toro mencoba untuk menarik tangan Kira.
"Menyerahlah sebelum aku patahkan kedua tanganmu ini!"Kira tetap hanya diam saja."Apa boleh buat."
*wosh*
Tiba-tiba saja dari belakang Toro muncul jenderal yang menggunakan jubah.Jenderal itu membawa sebuah pisau di tangannya.Dan pisau itu sudah menempel dengan leher Toro.Sedikit gerakan saja akan membuat leher Toro terluka.
"Kesempatanku!"Kira menganggap saat ini adalah sebuah kesempatan untuknya.Dia membuat bola mana pada kedua tangannya.
"Hentikan itu bocah."Suara perempuan terdengar jelas di depannya.
Jenderal perempuan itu tiba-tiba muncul di depan Kira sambil mengarahkan pedang pada kepala Kira.Kira akhirnya mengurungkan niatnya untuk menyerang.
Chors dan Ema dibuat terkejut dengan kecepatan mereka berdua.Kedua mata mereka sudah terpasang dengan jelas dan selalu melihat ke dalam arena.Namun mereka tetap tidak dapat melihat gerakan para jenderal.
"Bagaimana bisa mereka muncul seperti itu?"Ema menjadi kebingungan.
"Aku jelas-jelas sudah melihat ke arena tapi aku tetap tidak dapat melihat mereka."Chors berbicara dengan kesal.
*wosh*
Lucifer kemudian melompat dari bangku penonton.Dia berjalan dengan senyuman di wajahnya.Lucifer juga berjalan sambil menepuk tangannya.Dia tampak puas dengan pertarungan yang baru saja dia lihat.
"Hahaha pertarungan ini memang menarik tapi sebaiknya kita hentikan saja sampai sini."Lucifer berjalan sampai tempat Kira,saat di depan Kira dia langsung jongkok tepat di depan wajah Kira."Aku sudah menduganya kalau kau memiliki kemampuan.Karena semua sudah cukup sekarang tidurlah."Lucifer mendorong dahi Kira dengan jarinya.
Saat jari itu mendorong dahi Kira,tiba-tiba saja kepalanya menjadi berat.Tidak hanya kepala,kedua mata Kira juga menjadi berat.Dia tidak dapat menahannya dan dia tiba-tiba saja tidak sadarkan diri.
Saat hari menjadi malam Toro berjalan di istana sendirian.Toro berjalan dengan wajah yang tampak resah dan juga gugup.Dia berjalan menuju sebuah ruangan.Dia kemudian membuka pintu dari ruangan itu.Ruangan yang dia tuju adalah ruang kerja milik Lucifer.Toro kemudian membungkuk dan memberikan hormat.
"Salam yang mulia,jika berkenan kenapa yang mulia memanggil saya?"
"Tidka perlu bersikap formal seperti itu.Kau tahu bukan aku sangat membenci saat bersikap formal.Aku memanggilmu hanya untuk ingin mengucapkan terima kasih."
"Terima kasih!?"Toro terkejut dengan perkataan Lucifer.
"Aku berterima kasih karena kau menahan dirimu.Jika kau tidak menahan diri sepertinya keadaannya pasti akan menjadi lebih parah."
"Saya hanya melakukan apa yang mulia perintahkan.Tapi jika yang mulai terlambat sedikit saja mungkin saya bisa saja sudah menghabisi anak itu."
"Hahaha untung saja kau tidak melakukannya.Lalu bagaimana menurutmu?Apakah kemampuannya layak untuk menjadi jenderal?"
"Mohon maaf yang mulia,tapi dengan kemampuan dia yang seperti itu tidak akan cukup untuk menjadi seorang jenderal.Yang mulia juga pasti mengetahui kalau standar yang kita miliki sangatlah tinggi."
"Kau benar,dengan kemampuannya miliknya yang sekarang dia masih terlalu lemah."
"Jadi apakah anda akan membatalkan niat anda untuk menjadikannya jenderal?"
"Tentu saja tidak,bagaimana mungkin aku membatalkannya?Atau jangan-jangan kau masih mempertanyakan keputusanku?Jawab aku Toro."Lucifer mununjukan sebuah tatapan yang tajam.
"Tidak yang mulia,saya tidak pernah mempertanyakan keputusan anda."
"Aku tahu kau tidak puas dengan keputusanku."Lucifer berjalan ke arah jendela.
"Ti-."
"Jangan memotong pembicaraanku!Aku tahu kau tampak terkejut saat aku mengatakan akan memberikan mansion.Aku tahu kau mempunyai banyak kenangan disana.Tapi tetap saja itu semua adalah hakku akan memberikannya pada siapa."Lucifer melihat ke belakang dengan menunjukan aura membunuh.
Saat merasakan aura membunuh milik Lucifer membuat Toro menjadi ketakutan.Dia bahkan menjadi berkeringat dingin dan tidak dapat berkata apa-apa.
*tok,tok,tok*
Suara ketukan pintu terdengar.Suara ketukan pintu itu membuat Lucifer menghentikan aura membunuhnya.
"Masuk."
Wine kemudian berjalan ke dalam.
"Kembalilah Toro."
"Baik yang mulia."Toro segera berjalan keluar dengan tergesa-gesa.
"Sepertinya kau sengaja melakukan itu ya?"
"Aku hanya membantu temanku saja."
"Bagaimana dengan kondisinya?"
"Saya sudah mengeceknya,dia tidak memiliki luka yang serius.Seharusnya besok dia akan sadar kembali."
"Baguslah mulai besok sepertinya akan menjadi semakin sibuk.Kita juga perlu menyiapkan sambutan pada tamu-tamu kita nanti.