Chors dan Vulcula saling menatap satu sama lain,mereka berdiri dengan saling berhadap-hadapan.Chors memegang pedangnya dengan erat sambil menatap Vulcula.Namun Vulcula hanya berdiri dengan santai sambil meminum minumannya.Dia juga hanya membalas tatapan tajam Chors dengan tatapan yang tampak meremehkan.
Walau Vulcula berdiri dengan santai dan penuh celah.Namun celah-celah yang dia tunjukkan tampak seperti tidak ada celah.Dia terasa seperti menjadi sebuah tembok besar yang tidak bisa ditembus.Bahkan hanya dengan berdiri Vulcula dapat memberikan tekanan yang kuat.Tekanan itu membuat Chors menjadi ragu untuk menyerang.Chors hanya dapat menatap ke dalam celah yang tidak dapat dia tembus.
{Bagaimana bisa semua celah yang ada itu terasa sangat kokoh?}
Chors saking kesalnya dia menggertakan giginya.Chors mencoba untuk membuat dirinya tenang.Dia memejamkan matanya dengan perlahan dan menarik nafas dengan pelan.Setelah kembali tenang dia membuka matanya.Tatapan ragu yang ada di matanya tampak sudah sirna.
"HAAA!"
Chors berteriak dan menghunuskan pedangnya pada Vulcula.Vulcula hanya tersenyum kecil saat melihat serangan Chors.Vulcula yang masih meneguk minumannya hanya perlu untuk memiringkan sedikit tubuhnya untuk menghindar.Setelah pedang itu melewatinya.Dia kemudian memegang sisi tumpul pedang dan mendorong pedang Chors hingga ke tanah.Saat pedang itu menyentuh tanah Vulcula menginjaknya dengan kuat.
"Seranganmu masih terlalu kasar.Bahkan aku dapat melihat arah seranganmu tanpa menunggumu selesai menyerang.Jika kau masih seperti ini kau tidak akan pernah bisa melukaiku."
"Berisik!!"Chors kemudian mengangkat pedangnya keatas.
Saat pedang itu terangkat Vulcula langsung menyingkirkan kakinya dari sana.Saat pedangnya berada di atas.Chors langsung mengayunkannya ke bawah tepat kearah Vulcula.Vulcula hanya menyampingkan tubuhnya saat serangan itu tiba.Dia juga kemudian melompat tinggi keatas.
*hup*
Dengan lompatan tingginya Vulcula dapat mendarat tepat dibelakang Chors.dia mendarat dengan punggung yang saling memunggungi satu sama lain.Dia kemudian mengambil minumannya yang ada di sakunya.Dia membuka tutupnya dan menenggak minuman itu tepat di belakang Chors.
*glup,glup,glup*
"AHHH,saat kau tua nanti kau pastikan agar tidak kecanduan untuk minum alkohol sepertiku.Dan bisakah kita hentikan semua ini sekarang?Aku ingin menikmati alkoholku dengan tenang.Lagi pula sekeras apapun kau berusaha tidak akan ada yang berubah."
"Aku bahkan belum mulai serius!"Chors mengayunkan pedangnya dengan lebar kebelakang.
Saat Chors mengayunkan pedangnya,dia mengayunkan hanya dengan mengandalkan pendengarannya.Sehingga dia tidak bisa melihat keberadaan Vulcula yang berada di belakangnya.Ayunan Chors tidak mengenai Vulcula,dia hanya mengenai tanah.Dengan ayunan lebar itu membuatnya memutar badannya ke belakang.Saat dia melihat ke belakang,Vulcula tidak ada di tempatnya.
Chors yang bingung dengan keberadaan Vulcula kemudian melihat ke atas.Vulcula tepat berada di atas Chors,dia melompat tinggi untuk menghindari pedang Chors.Vulcula kemudian mendarat tepat diatas pedang Chors.Saat dia mendarat,dia menunjukan wajah yang tampak sudah lelah.Dia kemudian menghela nafasnya dengan panjang.
"Aku memohon padamu untuk hentikan semua ini.Aku sudah tua dan merasa lelah,biarkanlah orang tua ini menikmati alkohol dengan tenang."
Saat Vulcula berdiri berdiri tepat di depan Chors memberikan sebuah perasaan yang tidak nyaman.Perasaan itu membuat tubuh Chors gemetar dengan tidak jelas.Vulcula juga memberikan ingatan seperti seseorang yang menyerang desanya.Tidak hanya itu postur Vulcula juga tampak mirip.Walau hanya melihat dengan singkat Chors juga merasakan adanya kemiripan dengan gaya bertarung orang yang menyerang desanya.Chors yang merasa curiga mencoba untuk bertanya.
"Apa kau pernah bertarung dengan pria berambut coklat?"
"Tentu saja pernah,tapi aku tidak tahu siapa yang kau maksud."
"Pria dengan pedang."
"Aku tidak tahu."
"Bagaimana dengan pria yang melindungi desa demi human?"Saat mendengar itu tatapan milik Vulcula tampak berubah.
"Sepertinya aku mulai ingat,kenapa kau bertanya?Apakah kau mempunyai hubungan dengan orang itu?"
"Aku adalah anak dari pria itu."
"Anak aku tidak tahu kalau dia punya anak.Tapi aku ingin minta maaf padamu,aku hanya mencoba membuat sebuah kedamaian.Dia menghalangi jalanku dengan melindungi demi human.Bahkan aku dapat ingat dengan jelas bagaimana dia bersikeras dalam melindungi bocah demi human."
"Bagaimana jika..."Tangan Chors kemudian meraih topengnya.Dengan pelan dia kemudian mencabut topeng yang ada diwajahnya."Demi human itu aku."Chors kemudian menatap dengan tajam kearah Vulcula.
Saat Vulcula melihat wajah Chors dengan jelas,ekspresi tenang Vulcula tampak berubah.Dia juga menunjukkan sebuah tatapan yang sama tajam.Vulcula kemudian melompat kebelakang dan membuat sebuah jarak.Dia langsung menutup minumannya dan menaruhnya kembali.
"Seharusnya kau mengatakan lebih awal,jika aku tahu kau demi human aku tidak akan segan-segan padamu."
"Kenapa?!Kenapa kau menghancurkan desaku?!"
"Menjelaskanpun tidak ada gunanya."
Vulcula langsung berlari ke depan.Saat Vulcula berada di depannya Chors langsung mengayunkan pedangnya dengan vertikal.Namun Vulcula hanya perlu melindungi dirinya dengan pedangnya dan membiarkan kedua pedang mereka bertemu.Saat kedua pedang itu bertemu.Chors menekannya dengan kuat.Namun Vulcula hanya mengangkatnya dengan pelan dan mementalkan pedang Chors dengan mudah.
Dia kemudian menendang Chors hingga terdorong ke belakang.Chors kemudian menggenggam pedangnya dengan erat dan melihat kedua tangannya.Kedua tangannya tidak nampak ada luka atau masalah sedikitpun.Dia menjadi semakin bingung.
{Bagaimana?Bagaimana kekuatanku bisa kalah oleh orang setua itu?Dengan tubuh seperti itu bagaimana dia bisa sekuat itu?}
Saat pikiran Chors sedang kacau.Vulcula berlari mendatanginya.Saat dia berlari dia menaruh kedua tanganya di belakangnya.Saat dia berada di dekat Chors.Dia langsung menancapkan pedangnya di tanah.Dengan pedang sebagai pegangannya dia kemudian melompat dan menendang Chors dengan kedua kakinya.Chors terdorong karena tendangan itu.
Saat Chors terdorong,Vulcula mencabut pedangnya dari tanah.Dia kemudian memutar tubuhnya dan menendang tepat di wajah Chors.Setelah selesai menendang Vulcula menunjukan senyumnya pada Chors.
"Sepertinya aku masih bisa bergerak seperti dulu."
Chors merasa dirinya terhina karena di desak oleh orang tua seperti Vulcula.Dia menunjukkan wajah kesalnya.Chors kemudian berlari dan mengayunkan pedang pada Vulcula.Saat dia mengayunkan pedangnya,Chors melepaskan genggaman tangannya dari pedangnya.Sehingga pedang Chors seperti terlempar kearah Vulcula.
Vulcula yang terkejut sebuah pedang terlempar kearahnya langsung melindungi dirinya dengan pedang.Dia kemudian mementalkan pedang Chors.Saat pedang Chors terpental,Chors muncul tepat di depan Vulcula.Dengan tangan yang sudah dialiri sihir.Chors langsung meninju dada Vulcula.
*buk....wosh.....blar*
Vulcula terhempas hingga menabrak dinding.Dia kemudian tertawa dengan keadaan tubuh yang terbaring.
"Hahaha,sepertinya tulangku sudah hancur.Sepertinya aku sudah terlalu tua untuk ini.Kau benar-benar mengenaiku."
Vulcula kemudian meraih saku yang ada di dadanya.Dia kemudian mengeluarkan tangannya dari saku tersebut.Vulcula memegang sebuah pil yang membuat Chors terkejut.
{Apa itu?Kenapa benda itu mengeluarkan sinar?}
Vulcula kemudian menelan pil tersebut.Setelah menelan pil tersebut dalam beberapa detik.Vulcula kembali berdiri,Chors menjadi terkejut dengan Vulcula yang dapat berdiri kembali.
"Bagaimana bisa kau dapat berdiri?Aku sudah sangat yakin seranganku menghancurkan tulangmu."
Vulcula bangkit dengan garis-garis putih yang sama seperti milik Ferun.
"Sepertinya ini karena pil aneh yang aku makan.Akan aku habisi kau sekarang."Vulcula menunjukan sebuah niat membunuh yang membuat Chors ketakutan.