*wosh,wosh,wosh*
Ema menggunakan [Hurricane Steps]nya untuk menyerang Lecia.Namun semua serangan yang Ema lakukan tidak ada yang mengenai Lecia sedikitpun.Lecia hanya perlu bergerak sedikit dari tempatnya untuk menghindari semua serangan tersebut.
"Ayolah,kemana seranganmu yang tadi?"
Lecia membuat Ema menjadi kesal.Ema kemudian menggunakan batang pohon untuk pijakannya.Dia kemudian melihat kearah Lecia.Ema menatapnya dengan tajam.Lecia hanya membalas dengan senyum dan juga tatapan yang meremehkan.
*wosh*
Ema langsung meluncur tepat kearah Lecia.
"Membosankan."Lecia langsung memiringkan tubuhnya untuk menghindari serangan Ema.
*wosh*
Saat Lecia memiringkan tubuh Ema langsung menggunakan [Hurricane Steps]nya untuk bergerak keatas.Lecia sedikit terkejut dengan Ema yang bergerak keatas.
"Sekarang kau tamat!"Ema kemudian meluncur turun kearah Lecia.
"Menarik."
Lecia mendongak keatas dengan tatapan yang penuh bergairah.Lecia kemudian mengangkat salah satu tangannya keatas.Dia kemudian memiringkan tubuhnya lagi.
*grap*
Ema dibuat terkejut dengan gerakan Lecia.Lecia dapat menangkap tangan Ema dari jarak sedekat itu.Lecia kemudian menggenggamnya dengan kencang.Lecia kemudian membanting Ema ke tanah.
*blar*
Ema merasa sangat kesakitan karena bantingan yang Lecia lakukan padanya.Lecia kemudian menunduk.Dia kemudian melipat tangannya di depan Ema.Lecia kemudian tersenyum pada Ema.
"Sepertinya kau sangat lemah ya?"
"Berisik."Ema kemudian mengayunkan tinju kearah Lecia.
*grap*
Dengan mudah dia dapat menangkap tinju tersebut.Lecia kemudian memberikan tatapan tajam pada Ema.Dia juga memperlihatkan nafsu membunuh yang kuat.Nafsu membunuh itu sangatlah kuat,Ema tidak pernah melihat nafsu membunuh sekuat itu.
"Kau tahu?Aku paling benci saat aku berbicara dan orang lain mencoba untuk memotongnya."
"AKKHHH."Lecia kemudian memutar sedikit tangan Ema hingga dia berteriak kesakitan.
Setelah Ema berteriak dengan kencang.Lecia melepaskan genggaman tangannya.Dia kemudian kembali berdiri dan tersenyum pada Ema.Dengan senyum tersebut dia berbicara seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Aku adalah orang yang baik karena itu kita lupakan ini."Lecia kemudian berjalan menjauhi Ema."Tadinya aku ingin seperti itu,tapi teriakanmu terdengar cukup merdu di telingaku."Lecia kemudian berbalik dan menendang Ema dengan kuat.
Ema tertendang hingga dia menabrak pohon.Seluruh tubuhnya terasa sangat nyeri karena menabrak pohon sebesar itu.Ema juga terkejut dengan kekuatan Lecia.
{Aku tahu kalau dia kuat,tapi aku tidak menyangka dia punya kekuatan sebesar itu dari tubuh kecil itu.}
"Astaga sepertinya aku menendangmu terlalu keras.Maafkan aku,padahal aku hanya ingin sedikit menendangmu.Sepertinya aku terlalu terbawa emosi."Lecia bertingakt seperti anak kecil dengan menunjukkan wajah imut.
"Hahaha!Bisa-bisanya aku melawan orang gila sepertimu."
"Astaga,apakah itu sebuah pujian?"
"Terserah padamu menganggapnya seperti apa.Tapi kenapa orang sekuatmu bergabung dengan gereja?Dengan kemampuanmu kau pasti bisa menjadi petualang yang hebat."
"Hmmm menjadi petualang sepertinya cukup menarik~.Tapi menurutku bergabung dengan gereja masih jauh lebih menarik daripada menjadi petualang.Apa kau mau tahu kenapa gereja lebih menarik?"
Ema hanya menatap Lecia dengan diam,Lecia membalas tatapan Ema dengan senyuman.
"Aku anggap kau tertarik dengan alasanku.Alasanku adalah karena aku bisa membunuh siapapun dengan mudah.Gereja punya pengaruh yang kuat sehingga aku bisa membunuh siapapun tanpa perlu memikirkan hukuman,menarik bukan?Baru-baru ini aku juga membunuh satu desa.Saat aku membantai mereka,aku bisa mendengar teriakan mereka dengan jelas.Teriakan minta tolong itu terdengar sangat merdu di telingaku."
*wosh*
"DASAR JALANG!"Ema mencoba mengajak Lecia berbicara sambil memulihkan tenaganya.Saat dia menemukan celah dia langsung menyerang Lecia.
*tang*
Dibalik lengan bajunya yang panjang itu,Lecia menyimpan sebuah pisau.Pisau yang dia pakai bahkan cukup kuat saat beradu dengan pisau Ema yang sudah dialirkan mana.Mata Ema menjadi melebar.
"Sudah aku bilang sangat benci orang yang memotong pembicaraanku."
*buk*
Lecia meninju perut Ema denga keras,dia juga kemudian menendang Ema dengan kuat.Saat Ema terpental dia kemudian memutar tubuhnya.DIa kemudian menggunakan batang pohon sebagai pijakan.Ema kembali meluncur ke arah Lecia.
"Itu tidak akan berguna."
Saat Ema meluncur dia mengubah pisaunya dengan mananya.Dia membuat pisau pendek itu menjadi sebuah pedang pendek.Lecia terkejut dengan pisau yang berubah tersebut.Dia yang awalnya hanya berniat menggunakan satu tangan,kemudian mengeluarkan kedua tanganya.Dia menyilangkan kedua tangannya dan di kedua tangan tersebut memegang pisau.
Pisau milik Ema hampir mengenai wajah Lecia.Namun dengan pisaunya dia dapat menahan serangan tersebut sebelum menyentuh wajahnya.Ema kemudian melepaskan pisaunya.Dia kemudian langsung mendarat di tanah.Dengan cepat Ema juga langsung menendang perut Lilia dengan lututnya.
Ema menendang Lecia dengan cukup keras hingga dia memegang perutnya.Lecia kemudian melangkah ke belakang dengan perlahan.
*uwek*
Tendangan lutut Ema membuat Lecia memuntahkan semua isi perutnya.Ema tersenyum dengan lebar melihat Lecia merasa kesakitan seperti itu.
"Sepertinya kau hanya memiliki kekuatan.Hanya dengan tendangan seperti itu saja sudah membuatmu kesakitan,ternyata kau lebih lemah dari yang aku kira."
Ema kemudian mengambil pisaunya yang terjatuh di tanah.Setelah dia mengambil pisau tersebut dia langsung berlari ke arah Lecia.Ema memanfaatkan kesempatan miliknya untuk menyerang Lecia dengan membabi buta.Ema menyayat dan juga menusuk seluruh tubuh Lecia.Namun Lecia masih bisa menghindari serangan Ema agar tidak terkena bagian vital.
"ENYAH KAU BERENGSEK!"
Lecia kemudian berteriak da membuat Ema terdorong mundur.Saat Lecia berteriak Ema dapat melihat dengan jelas mana yang tiba-tiba keluar dari tubuhnya.Mana itu sangat kuat hingga membuatnya terdorong ke belakang.
"Akan aku tunjukkan bagaimana cara memakai pisau mana."
Kemudian kedua pisau yang ada di tangannya dialirkan mana seperti milik Ema.Ema terkejut setelah melihat pisau yang bisa dialirkan mana tersebut.Lecia juga memegang pisau itu dengan gaya yang berbeda.Dia memegang kedua pisau tersebut dengan tangan yang lemas ke bawah.Lecia kemudian melempar salah satu pisau miliknya kearah Ema.Ema terkejut dengan pisau itu langsung melindungi dirinya dengan pisau miliknya.
*zwosh*
Saat Ema melindungi dirinya,tiba-tiba saja Lecia muncul dari atas.Dengan tangan kiri yang berada di bawah dia mengambil pisau miliknya.Kedua pisau tersebut sudah dipegang kembali di kedua tangannya.Lecia langsung memutar badannya seperti sebuah roda kereta.
Ema dibuat terdorong mundur dengan serangan tersebut.Ema hanya dapat melindungi dirinya dengan pisau miliknya.Lecia berputar hingga melewati Ema.Saat dia berada di belakang,dia kembali menyerang Ema dengan berputar seperti gasing.Serangan Lecia selalu berubah setiap waktunya.Sedangkan Ema hanya bisa menahan serangan tersebut sambil menunggu celah.Namun selama dia menunggu serangan tersebut,dia selalu mendapatkan luka di setiap tubuhnya.
Hampir di setiap tubuh milik Ema dipenuhi dengan luka.Nafas miliknya juga menjadi terngah-engah.Darah melumuri pakaiannya hingga warna dari pakaian tersebut tertutup oleh warna darah.Lecia kemudian menendang Ema hingga menabrak pohon.
"Astaga sepertinya aku berlebihan."Saat Lecia berbicara,Ema mengarahkan tangan kanannya ke arah Lecia."Hmmp?Apa yang kau inginkan?"
"[Tor-na-do]"Dengan suara yang pelan Ema mengucapkan sihirnya.
*woshhh*
Tiba-tiba saja angin disekitar berkumpul mengitari Lecia.Setiap detiknya angin itu berputar semakin cepat dan juga tinggi hingga membuat sebuah angin topan.Lecia tidak dapat keluar dari topan tersebut.Saat dia berada di tengah-tengah topan itu dia tertawa dengan kencang.
"Seharusnya sejak awal seperti ini!"
Lecia kemudian terangkat keatas karena kuatnya angin.Topan setinggi lima belas meter itu bahkan dapat mengangkat pohon-pohon yang ada di sekitarnya.Topan itu kemudian bergerak menjauhi Ema.Setelah itu topan besar itu kemudian menghilang.Lecia yang sudah terangkat keatas kemudian dijatuhkan bersama dengan pohon-pohon besar tersebut.Pohon-pohon itu kemudian menimpa Lecia.
Diantara tumpukan pohon itu tangan Lecia terlihat menggapai pohon.Dengan tubuh kecilnya dia menyelip diantara celah-celah yang ada.Dia kemudian keluar dari tumpukan itu dengan tangan kanan yang patah dan juga tubuh penuh luka.Dia berjalan kembali ke tempat Ema.
Saat dia tiba di tempat Ema.Ema sudah tidak sadarkan diri dengan tubuh yang bersandar di pohon.Pendarahan di tubuhnya juga tidak berhenti.
"Aku tahu kau masih hidup.Karena itu anggap saja ini sebagai hadiah."
*wosh....krak,krak,pryang*
Lecia melempar pisaunya kearah bola kristal hingga hancur.
"Itu hadiah karena sudah menghiburku,aku harap kita bisa bertemu lagi."Lecia kemudian berjalan meninggalkan Ema.
Saat Lecia sudah pergi diantar dahan pepohonan.Seseorang dengan jubah melompat kearah Ema.Dia kemudian membopong Ema dan pergi dari tempat itu.