Agust kembali berdiri.Tangan Ferun kemudian masuk ke dalam sakunya.Tangan Ferun kemudian keluar membawa lima kelereng besi.Ferun membuka telapak tangannya dan salah satu dari kelereng tersebut melayang ke arah Agust.Agust tersenyum melihat kelereng-kelereng mengarah ke dirinya.
"Sepertinya kau meremehkanku,aku harap kau tidak sedih jika mainanmu aku rusak*Agust membuat kuda-kuda sambil menunggu kelereng tersebut.
*buk*
Agust memukul kelereng tersebut,namun kelereng tersebut tidak hancur sedikitpun.Sedangkan tangan Agust terasa mati rasa karena memukul kelereng tersebut.Agust merasa kelereng tersebut sangatlah keras.
{Bagaimana benda sekecil ini bisa sekeras ini?}
"Sepertinya kau terkejut dengan kekerasan kelerengku."Ferun berbicara dengan senyum kecil."Kelereng milikku bukanlah kelereng biasa,namun gumpalan besi yang beratus-ratus kilo yang dipadatkan hingga sekecil itu.Akan aku mulai sekarang hukuman karena mengagguku berdoa."
*swosh,wosh*
Keempat kelereng yang tersisa di telapak tangan Ferun langsung terbang ke arah Agust.Namun kecepatannya berbeda dari kecepatan kelereng sebelumnya.Mereka jauh lebih cepat.Salah satu kelereng terbang luruh ke wajah Agust.Saat kelereng tersebut berada di wajah Agust,dia langsung menghindar.Namun saat kelereng tersebut melewati Agust,lintasan dari kelereng tersebut berubah dan kembali ke arah Agust.
*buk*
Agust melindungi wajahnya dengan tangannya.Namun tangan Agust menjadi mati rasa karena menahan kelereng tersebut.Kelereng lainnya langsung berdatangan ke arah Agust.Agust tidak bisa menghindari kelereng tersebut dengan mudah.Setiap dia menghindari salah satu dari mereka,lintasan milik mereka juga ikut berubah.
{Jika seperti ini terus aku hanya akan kelelahan menghindari kelereng-kelereng ini!}
Agust kemudian mengeluarkan sihirnya.Dengan kekuatan yang lebih dari sebelumnya.Agust memukul kelereng tersebut dengan sekuat tenaga.Berbeda dari sebelumnya dia dapat membuat kelereng tersebut terdorong ke belakang.Ferun yang melihat kelerengnya dibuat terdorong menunjukan wajah cemberutnya.
"Sepertinya aku terlalu lembek terhadapmu."
Kelereng Ferun menjadi semakin cepat.Agust tidak bisa membaca dari gerakan kelereng-kelereng itu.Dia berlari menghindari dari serangan kelereng-kelereng itu.Dia tidak hanya menghindarinya,sambil menghindari dia juga memukul kelereng tersebut untuk membuat jauh darinya.Agust berlari hingga dia beridiri jauh dari Ferun.Disamping Agust terdapat salah satu pilar yang ada.Dia mencengkram pilar tersebut dengan tangannya.Agust mengangkat pilar tersebut dan melempar ke arah Ferun.
Ferun terkejut dengan pilar yang melayang ke arahnya.Kelereng-kelereng miliknya kemudian terbang kembali ke hadapannya.Kelereng tersebut melayang di depan Ferun.Kelima kelereng tersebut melebar seperti sebuah kain.
*blar*
Pilar menjadi hancur karena bertabrakan dengan besi milik Ferun.Bes yang sudah menjadi satu dan melebar itu kemudian kembali menyusut.Mereka menyusut hingga kembali menjadi sebuah kelereng.Ferun kemudian menunjukan wajah kesalnya.Dahinya mengeluarkan urat dan menatap Agust dengan tajam.
"Berani-beraninya kau menghancurkan altar suci milikku!"
"Ayolah itu hanya pilar putih aneh."
*dash*
Ferun berlari kearah Agust.Tidak hanya dirinya saja dia juga melayangkan kelereng miliknya.Kelereng tersebut berdatangan bersamaan dan membuat Agust kerepotan.Agust harus menghindari setiap kelereng itu dan juga memukulnya dalam waktu yang bersamaan.Saat dia masih sibuk dengan kelereng itu,Ferun datang tepat ke depannya.Ferun mengayunkan tinjunya tepat ke dagu Agust.
Agust dibuat melayang keatas.Tidak berhenti disana,Ferun melompat ke atas Agust.Dia menunjukan tatapan yang membunuh pada Agust.Dengan tangan besarnya dia mencengkram wajah Agust dan mendorongnya hingga ke tanah.Agust terkejut dengan tenaga yang dikeluarkan Ferun jauh lebih besar dari sebelumnya.Ferun kemudian mendorong Agust ke tanah.
*blar*
Ferun mendorong sangat kuat hingga tanah yang dia tekan menjadi hancur.Mereka membuat sebuah lubang besar di tanah.Kepala Agust terasa mau hancur karena tenaga Ferun.Dengan sekuat tenaga Agust kemudian mencengkram tangan Ferun.Agust mencoba mendorong tangan Ferun untuk melepaskan cengkraman tangan Ferun.Namun dia terkejut dengan berat dari tangan itu.
{Bagaimana tubuh manusia bisa seberat ini?!}
"Minta maaflah pada dewa di akhirat nanti!"
Cengkraman tangan Ferun semakin kuat dan kepala Agust terdorong semakin ke dalam.
"Jangan remehkan aku!"
Agust merapatkan giginya dan kedua tangan Agust mengeluarkan aura merah.Dengan tangan yang gemetar Agust mengangkat Ferun.Ferun dibuat terkejut dengan tubuhnya yang terangkat.Agust kemudian melempar Ferun jauh ke belakang.
*buk*
Agust kembali berdiri dan langsung melompat ke tanah yang tinggi.Dia kemudian melepaskan bajunya dan melemparnya ke tanah.Ferun yang terlempar ke udara menurunkan tangannya.Dia menggunakan tangannya untuk mendarat.Ferun berdiri dan mengarahkan tangannya ke depan.Kelereng miliknya kemudian terbang kembali ke depannya.Ferun juga ikut melepaskan pakaiannya setelah melihat Agust.
Saat Agust melihat tubuh Ferun membuat dirinya terkejut.Seluruh tubuh bagian atas miliknya tertutupi oleh besi layaknya sebuah zirah.
"Pantas saja aku kesulitan mengangkatmu,sepertinya beratmu sudah menjadi satu ton ya?"
"Akan aku tunjukkan bagaimana cara dewa memberikan hukuman padamu."
Kelereng-kelereng miliknya kemudian terbang ke kedua tangan Ferun.Kelereng-kelereng tersebut menyelimuti layaknya sebuah sarung tangan.
*tang*
Ferun memukul kedua tangannya dan menatap kearah Agust.Agust hanya membalas tatapan itu dengan senyuman kecil.Agust menarik nafasnya,kemudian membuat sebuah kuda-kuda.Aura merah transparannya kembali terlihat.
"Aku juga akan sedikit serius sekarang."
*dash*
Agust melompat ke atas Ferun.Dari atas udara Agust sudah menunjukkan tinjunya.Melihat tinju Agust,Ferun hanya dibuat menghela nafasnya.
*grap*
Ferun menahan tinju Agust hanya dengan satu tangan.Dia kemudian menarik Agust kearahnya.Ferun kemudian mengayunkan tinjunya dengan sekuat tenaga ke perut Agust.
*buk*
Dengan satu buah pukulan kuat itu membuat kesadaran Agust hampir menghilang.
"Kau mengatakan beratku hampir satu ton bukan?Kau hampir benar namun berat besi yang aku pakai adalah enam ton."Ferun melempar Agust ke depan."Namun besi ini lebih spesial dari besi lainnya dengan kemampuanku aku bisa mengendalikan besi.Karena itu semua besi ini sangat ringan."
*buk*
Ferun dengan jarak yang jauh langsung melesat ke tempat Agust.Agust yang masih melayang terkena pukulan bahu Ferun dengan telak.berkat pukulan tersebut tangan kiri milik Agust terasa seperti retak.Ferun kemudian kembali memukul perut Agust dengan kuat.Dia kemudian mengangkat kedua tangannya keatas.Dia menggenggam kedua tangannya dan memukul Agust ke tanah dengan kencang.Setelah Agust tergeletak di tanah,Ferun kemudian mengangkat kaki kanannya.
*slurp*
Besi yang ada di tubuh Ferun seolah-olah menjadi sebuah cairan.Mereka bergerak dengan licin ke kaki kanan milik Ferun.Seluruh besi itu terkumpul pada kaki kanannya dan menjadi sebuah sepatu yang sangatlah tebal.
"Matilah."Ferun kemudian menginjak kepala Agust.
*grap*
Agust menahan kaki Ferun dengan tangan kanannya.Agust melempar Ferun keatas dengan tangannya.Ferun terkejut dengan tubuhnya yang bisa dilempar keatas.Saat dia masih diatas udara,Agust muncul diatasnya.Agust menggenggam kedua tangannya dan memukul Ferrun ke tanah.Ferun langsung melindungi tubuhnya dengan kedua tangannya.Besi miliknya juga langsung menyebar ke kedua tangan miliknya.
*buk..blar*
Ferrun dipukul ke tanah hingga tanah menjadi hancur.Agust yang mendarat di tanah menghela nafasnya dan melihat keatas dengan mata yang tertutup.Agust dapat mendengar Ferun yang kembali berdiri.Dia kemudian langsung menengok kearah Ferun.Dia kemudian menunjukan senyum lebarnya.
"Jadi kekuatan dewa yang kau banggakkan hanya seperti itu?"
"Kau membuatku terpaksa melakukan ini."Ferun kemudian memasukan tangannya ke dalam zirah miliknya.
Dari dalam zirah tersebut dia mengeluarkan sebuah pil kecil dengan warna putih.Di sekitar pil itu mengeluarkan cahaya yang redup.Agust terkejut ketika melihat pil tersebut.Dia kemudian membuka mulutnya dan menelan pil tersebut.
*dum,dum*
Tubuh milik Ferrun terlihat seperti membesar.Otot-otot tebal itu semakin tebal dan juga besar.
"AKKHHHHH!"
Ferun berteriak seperti dia sedang kesakitan.Pupil mata Ferun menghilang dan hanya menyisakan warna putih yang menyala terang.Besi-besi miliknya juga berubah menjadi lebih tebal dan juga besar.Diatas besi-besi tersebut terisi garis-garis putih yang menyambung satu sama lain.Tidak hanya di besi diseluruh kulitnya juga menjalar garis putih yang terang tersebut.Ferun kemudian memukul tangannya dan membuat kuda-kuda.
Agust kemudian menghapus bekas darah yang ada di mulutnya.Agust juga ikut membuat kuda-kuda yang kokoh.Di kedua tangan miliknya kemudian mengeluarkan aura merah yang lebih jelas dibanding sebelumnya.
"Sekarang kita akan memulai ronde kedua."