Chors dan Ema sedang berlari di atap bangunan.Perlahan-lahan lari mereka semakin melambat hingga mereka berhenti.Saat berhenti,Ema menggigit bibirnya karena merasa kesal.Mereka berhenti tepat di depan istana.Istana tampak berbeda dari sebelumnya,banyak penjaga yang berlarian di sekitar gerbang.Dan lampu-lampu istana juga menyala dengan terang.
"Kita harus masuk."
"Kita tidak bisa melakukan itu."
"Apa maksudmu?Kira bisa saja sudah terjebak."
"Aku tahu dan aku merasa dia sudah tertangkap juga.Kita bisa melihat para penjaga yang berlarian kesana-kemari."
"Maka karena itu kita semakin harus masuk dan menjemputnya."
"Jangan gegabah."Chors memegang pundak Ema."Kau lihat sendiri sekarang istana dikelilingi banyak penjaga.Kita mungkin bisa menyusup tapi kemungkinan kita untuk ketahuan akan lebih besar.Dan jika kita semua tertangkap maka semua akan berakhir,tidak akan ada yang bisa menyelamatkan kita."
"Arrghhhh sial!!"Ema mengacak-ngacak rambutnya karena kesal.
"Kita kembali saja sekarang."
*hiks,hiks,hiks*
Suara tangis perempuan terdengar dengan jelas di ruang yang gelap.Ruang gelap itu adalah penjara bawah tanah milik istana.Dan suara tangis itu berasal tidak lain dari Kyra.Kyra menangis dipojokan di dalam selnya.Kyra menangis tanpa henti selama satu jam penuh.
"Berhentilah menangis ini bukan salahmu."
Sel Kira dan Kyra saling menghadap satu sama lain.Tidak seperti Kyra yang hanya dimasukan sel begitu saja.Kira mendapat kondisi yang menyulitkan.Kedua tangannya diikat dengan rantai yang pendek sehingga tangannya harus direntangkan.Tidak hanya tangan leher Kira juga ikut dirantai dengan erat.Dengan semua rantai itu hanya bisa membuat Kira berlutut tidak berdaya.
"Ini semua salahku,coba saja aku bisa memikirkannya dengan matang-matang seharusnya aku tahu kalau akan ada jebakan."Kyra berbicara sambil menangis.
"Kita hanya sedikit sial saja,tidak perlu sampai menangis begitu.Lagi pula aku sudah muak mendengar tangisanmu."
Kyra terkejut mendengar perkataan kira.Dia langsung mencoba untuk menahan tangisannya.
*hiks...hiks....*
"Maafkan....Aku karena hanya bisa menangis."
"Kau tidak perlu meminta maaf.Lagi pula ini kesalahan kita berdua jadi tidak ada yang perlu meminta maaf.Dari pada itu sebaiknya kita memikirkan cara untuk keluar dari tempat ini."
"Kira apa kau bisa menggunakan sihirmu?"
"Tidak,aku tidak bisa sepertinya ini rantai yang sama seperti saat mereka menangkapku."
"Maafkan aku,aku benar-benar tidak punya ide apapun."
"Haah...Sepertinya kita hanya bisa menunggu saja."
"Menunggu?Bukankah menunggu tidak akan membantu sama sekali?"
"Apa kau lupa?Kita datang ke tempat ini tidak hanya berdua."
"Kau benar!Masih ada mereka diatas."
"Karena itu kita hanya bisa menunggu mereka."
Hari sudah menjadi pagi.Agust berjalan di lorong guild dengan secarik kertas di tangannya.Dia berjalan dengan tegap dan tampak kesal.Dia berjalan hingga ruangannya dan membuka pintu rungannya.Saat dia melihat ke dalam ruangannya alisnya menjadi berkerut.
"Sampai kapan kalian ingin di ruanganku!"Agust berteriak dengan kencang.
Di dalam ruangan Agust,Chors dan Ema sedang tertidur di atas sofa.Mata Ema mulai terbuka karena teriakan kencang Agust.
"Bukankah kami sudah bilang kalau kami ingin meminjam ruanganmu."
"Aku bahkan tidak memberikan kalian izin.Kalian langsung masuk ke ruanganku dan tidur begitu saja.Daripada itu sebaiknya kau melihat ini."Agust menaruh kertas tersebut diatas wajah Ema.
"Apa-apaan ini kau benar-benar mengganggu."Ema mengangkat kertas dengan mata yang masih mengantuk.
"Baca kertas itu dengan baik."
Kemudian mata Ema menjadi melebar.Rasa kantuknya yang langsung hilang begitu saja saat dia melihat kertas yang dibawa Agust.Ema yang sedang rebahan langsung bangun dari sofa.Dia langsung melihat kearah Chors dan berteriak.
"Chors!Lihat ini!"Ema mengarahkan kertas yang dia pegang kearah Chors.
"Huh?Ada apa?"Sama seperti Ema,Chors berbicara dengan setengah sadar.
"Cepat lihat ini!"
"APA!"
Mata Chors juga menjadi lebar.Dia langsung bangun dari sofa dan berjalan mendekati Ema.Dia langsung mengambil kertas yang Ema bawa.Chors melihat kertas itu sedekat mungkin dengan matanya.Tangan Chors menjadi gemetar dengan membaca isi kertas tersebut.Isi dari kertas tersebut adalah tentang pemberitahuan eksekusi untuk Kira.
"Bagaimana mungkin ini terjadi..."
"Kita harus pergi ke istana sekarang."
"Lalu apa yang akan kau lakukan setelah sampai disana?"
"Tentu saja aku akan menyelamatkannya sampai disana,ayo kita pergi Chors."Ema berjalan kearah pintu.
"Sebaiknya kau berhenti disana,jangan coba untuk pergi ke istana.Apa kau lupa apa yang telah kau perbuat?"
"Apa maksudmu?"Ema berhenti dan berbalik dengan dahi yang berkerut.
"Jangan mencoba menjadi beban di partymu sendiri."Agust berbicara dengan dingin.
Ema yang merasa kesal langsung bergerak dengan kencang.Dia langsung bergerak dengan [Hurricane Steps] dan mengarhakkan pisaunya di leher Agust.Agust dan Ema kemudian saling bertukar pandang dengan tajam.Ema tampak serius ingin membunuh Agust karena dia sampai mengeluarkan mananya pada pisau yang dia pakai.
"Tarik kata-katamu."
"Aku tidak akan menariknya.Kau seharusnya tahu juga sebelum kejadian ini kaulah yang membuat Kira kerepotan."
"Tenanglah kalian berdua."
"Apa pedulimu dengan party kami?"
"Tentu saja aku peduli sebagai gurunya."
*brak*
Ema terbanting ke lantai begitu saja.Dia tidak dapat melihat gerakan Agust saat dia terbanting.
"Kita masih punya waktu dua hari sebelum eksekusi dimulai.Kau seharusnya tidak gegabah begitu saja hanya karena tahu dia akan dieksekusi."
"Apa kau tidak tahu kalau dua hari sangatlah singkat!"
"Aku tahu itu singkat tapi apa kau bisa menyelamatkannya begitu saja jika kau pergi ke istana?!"Agust berteriak dengan lantang.
Ema terdiam dan tidak bisa menjawab Agust.Chors kemudian berjalan ke tengah mereka.
"Kalian berdua tenanglah.Aku mempunyai rencana untuk menyelamatkan Kira.Tapi aku tidak begitu yakin ini akan 100% bekerja."
Chors kemudian mengulurkan tangannya kearah Ema.Chors membantu Ema untuk berdiri.
"Sebaiknya kita duduk dengan tenang dan membicarakan untuk menyelamatkan Kira."
Mereka semua kemudian duduk diatas sofa.Chors kemudian menjelaskan rencana yang dia punya.Mereka akhirnya berdiskusi dengan tenang.Setelah usai berdiskusi,Agust bangun dari sofanya.
"Aku memang akan membantu kalian.Tapi aku hanya akan membantu apa yang bisa aku lakukan saja."Agust kemudian berjalan keluar dari ruangannya.
Agust berjalan keluar dari guild.Dia berjalan ke sebuah gang.Dia kemudian bersandar pada tembok.Dari sakunya Agust mengeluarkan sebuah cerutu.Dia kemudian menyalakan cerutu tersebut dan menghirupnya.
"Mereka masih terlalu ceroboh,sampai kapan kau akan diatas sana?"
Sesosok jubah hitam kemudian melompat turun.Wajah orang itu tidak bisa dilihat karena jubah yang menghalanginya.Dia kemudian berjalan mendekati Agust.
"Kau mau?"Agust menawarkan cerutunya."Hahaha aku lupa kalau kau tidak merokok.Jadi apa kau sudah melaporkan apa yang terjadi kepada beliau?"
"Belum."
"Begitu ya,aku hanya ingin memberitahu jika kau sudah melapor pada beliau.Sampaikan saranku untuk menyelidiki istana.Jujur aku sedikit ragu dengan keputusan Raja.Dia memang sedikit mengesalkan tapi dia masih memikirkan rakyatnya."
"Baiklah,apa ada yang ingin kau sampaikan lagi?"
"Hmm...Mungkin aku hanya ingin memberi tahu untuk beliau bersiap.Sepertinya masalah sekarang akan lebih rumit dari yang sebelumnya.Yah setidaknya ingatkan beliau untuk bersiap-siap saja."
"Baiklah."
Orang tersebut kemudian melompat keatas dan menghilang begitu saja.