Demonhard beserta Kyra sedang berada di puing-puing kota.Mereka menyusuri setiap puing-puing dengan seksama.Mereka mencoba memastikan bila ada korban yang selamat.Kira mengangkat sebuah bongkahan kayu ke atas.Kyra segera melihat ke bawah kayu tersebut.Namun tidak ada apa-apa.
"Bagaimana disana?!"Ema berteriak dengan kencang.
"Kami tidak menemukan apa-apa!"Kyra juga membalas dengan teriakan yang kencang.
Setelah mencari ke setiap sudut yang ada.Mereka tetap tidak menemukan apapun.Karena sudah tidak ada yang bisa mereka cari.Akhirnya mereka berkumpul kembali.
"Mereka benar-benar gila.Mereka tidak menyisakan sedikitpun."
"Bagaimana sekarang?Apa yang akan kita lakukan?"
"Aku ingin kita semua kembali ke ibukota.Aku ingin bertemu dengan ayahku dan menanyakan apa sebenarnya yang terjadi."
"Baiklah,ayo kita ke ibukota."Ema berjalan dengan penuh semangat.
"Tunggu dulu,sepertinya ke ibukota akan lebih berbahaya."Chors membuat Ema berhenti berjalan.
"Apa maksudmu?"Ema bertanya dengan bingung.
"Kita memang tidak tahu ini perintah Raja atau bukan.Tapi kita bisa tahu dengan pasti kalau ini datang dari kerajaan.Kita semua juga tahu kalau bangsawan adalah orang yang licik.Kalau memang mereka sengaja mengincar kita maka mereka pasti sudah menyiapkan rencana lainnya."
"Tapi kita harus pergi ke ibukota.Aku harus berbicara dengan ayahku.Jika ini memang bukan perbuatan ayahku setidaknya aku masih bisa melaporkannya.Kita tidak boleh menghabiskan waktu terlalu lama.Bisa saja akan ada korban lainnya."
"Aku setuju dengan Kyra,selain itu kita bisa melawan mereka jika mereka menyiapkan jebekan."
"Aku tahu kau kuat,tapi kita tidak bisa gegabah sekarang.Hal yang paling aman untuk kita lakukan adalah mencoba untuk mengintai mereka terlebih dahulu."
"Kalau begitu serahkan saja padaku.Diantara kita semua hanya sihirku saja paling cocok."Ema berbicara dengan semangat.
"Baiklah ayo kita berangkat."Kira memimpin jalan.
Di dalam ruangan guild master,Agust sedang mengurus dokumen-dokumen yang ada.Saat dia sedang bekerja tiba-tiba pintunya terbuka.Lilia datang dan membuka pintu tersebut dengan tergesa-gesa.Dia berjalan dengan cepat mendekati Agust.Dalam genggaman tangannya dia membawa secarik kertas.
"Master lihat ini!"Lilia memberikan kertas tersebut pada Agust.
"Kalau ini tidak penting aku akan menghukummu."Agust melihat kertas itu dengan seksama."Hahaha,aku yakin ini ulah kerajaan.Baru beberapa hari saja tapi mereka sudah membuat ulah."Agust meremas kertas yang sedang dia pegang.
"Tapi apakah mungkin mereka yang melakukan itu sendiri?"
"Tidak aku yakin,disana ada Chors yang selalu berpikir dengan rasional seharusnya tidak mungkin.Aku akan menghubungi beliau dan menanyakan apa yang harus kita lakukan."
Demonhard dan Kyra sudah berjalan selama beberapa hari.Akhirnya mereka sudah dekat dengan ibukota.Dari kejauhan mereka dapat melihat ibukota.Namun keadaan gerbang tampak berbeda dari biasanya.Gerbang nampak dijaga lebih ketat dari biasanya.
"Ema apa kau yakin bisa melewati gerbang."
"Serahkan saja padaku."
"Jika terjadi sesuatu aku akan menyerang ibukota."
"Tenang saja aku akan kembali dengan cepat."
"Dua jam,kami akan menunggumu selama dua jam.Jika lebih dari itu aku dan Kira akan masuk ke ibukota dengan paksa untuk mencarimu.Anda tidak keberatan bukan putri jika itu terjadi?"
"Lakukanlah jika kalian memang memerlukannya."
"Kalau begitu aku berangkat."
Ema langsung berlari ke arah kota.Dia berlari memutari dinding untuk menghindari para penjaga yang ada di gerbang.Saat dia sudah dekat dengan dinding dia menggunakan [Hurricane Steps].Hanya dalam beberapa langkah dia sudah berada di atas dinding.Ema tidak langsung turun ke kota begitu saja.Dia menunggu diatas dinding dan mengamati sekitar.
"Atmosfer kota terasa lebih berat."
Hanya dengan melihat saja Ema dapat merakan atmosfer yang berat.Ibukota yang menjadi pusat dari kerajaan Kardia biasanya ramai dan penuh dengan suara.Namun hari ini penduduk kota tampak diam saja,mereka juga tampak tidak saling bertukar pandangan.
Tidak hanya penjagaan diluar dinding yang diperketat.Akan tetapi di dalam kota juga diperketat.Hampir di setiap sudut yang ada di jaga oleh para penjaga.Sepanjang jalan kota hampir di dominasi oleh para penjaga.
"Sial ini akan lebih sulit dari yang aku kira."
Ema kemudian menjatuhkan dirinya ke kota.Saat dia berada di tengah udara dia menggunakan [Hurricane Steps] untuk hingga di atap bangunan.Saat Ema mencoba melihat sekitarnya,dia melihat papan pengumuman yang berada di alun-alun.Ema menggunakan sihirnya lagi untuk sampai disana dengan cepat.
Saat dia sampai di depan papan pengumuman.Saat melihat papan tersebut membuatnya terkejut.Dia melihat wajahnya dan juga teman-temannya.Ema langsung merobek dan mengambil poster tersebut.Saat dia tengah melihatnya dengan seksama.Seorang penjaga menyadari keberadaannya.
"HEI ITU TEMAN SIMBOL KEGELAPAN!"
Sekelompok penjaga berlari ke arahnya.Dengan spontan Ema langsung berlari untuk menghindari mereka.
{Aku harus menghemat manaku.}
Ema berlari dengan melewati celah-celah yang ada.Dia melewati toko-toko yang ada di pasar untuk menghindari para prajurit.Ema memanfaatkan seluruh area yang ada di dekatnya untuk memperlambat mereka.Bahkan Ema melempar kotak kayu yang berisi barang-barang dagang.
*wosh*
"HEI APA YANG KAU LAKUKAN?!"Penjual yang marah pada Ema berteriak dengan keras.
"MAAF."Ema berlari tanpa melihat kebelakang sedikitpun.
Dia menemukan sebuah gang,dia langsung berbelok.Di depan gang tersebut dijaga oleh seorang penjaga.Ema langsung menjatuhkan badannya dan meluncur melewati orang tersebut.
Namun gang dia masuki adalah sebuah gang buntu.Dia sudah tidak dapat berlari lagi.Dan kelompok penjaga yang mengejarnya juga sudah menghalangi jalan keluar yang ada.Para penjaga langsung mengarahkan tombak mereka ke depan Ema.Ema yang terpojok mengangkat kedua tangannya.
"Menyerahlah!"
"Haah...Padahal aku ingin lebih lama disini.Kalau begitu sampai jumpa."Ema mengedipkan salah satu matanya.
Ema langsung menggunakan [Hurricane Steps] untuk pergi keatas dinding.Dalam sekejap dia sudah berada diatas dinding.Sebelum dia pergi dia melihat ke arah para penjaga.
"Lain kali kita akan bermain lagi."Ema melambaikan tangannya.
Tanpa pikir panjang dia kembali menggunakan sihirnya untuk kembali.Ema sampai dengan kondisi yang kelelahan.Dengan jarak yang jauh tersebut membuatnya kelelahan.Karena merasa lelah Ema duduk sambil bersandar pada pohon.Dia langsung memperlihatkan poster yang dia bawa kepada teman-temannya.Mereka semua langsung terkejut melihat poster tersebut.
"Kita mendapatkan harga untuk kepala kita."Ema berbicara dengan terengah-engah.
"Bagaimana bisa kita menjadi buronan seperti ini?"Chors mengambil poster yang dipegang Ema.
"Raja sialan,aku sudah tidak tahan lagi."Kira mengepal tangannya dengan kuat.
"Kira tahan dirimu."Ema menatap kearah Kira.
Saat dia melihat Ema,Kira tidak bisa berbuat apa-apa.Dia melepaskan kepalan tangannya.Dia hanya menggertakan giginya untuk menahan kesalnya.
"Tapi apa yang membuat kalian semua menjadi buronan?"
"Aku membaca kalau kita dituduh menghancurkan wilayah Baron dan juga membunuh tuan putri.Karena itu penjagaan diperketat disetiap tempat untuk menangkap kita."
"Tunguu...Bukankah kepergianku memang direncanakan?Dan juga semua ini sudah direncanakan?"Kyra berekspresi terkejut.
"Itu benar putri,aku yakin ini semua sudah direncanakan sejak mereka mengirim anda.Sial seisi kerajaan menjadi musuh kita,kita akan jauh lebih kesulitan."
"Tidak,kita masih punya orang yang berpihak pada kita."Kira melihat kearah Ema.
"Haah..."Ema memejiat kepalanya sendiri."Aku tidak menyangka hanya dia yang terpikirkan di kepalaku."
"Guild master?!"
"Benar,Agust pasti akan membantu kita."
"Kalau begitu malam ini kita akan pergi ke tempatnya."
"Tidak,kita harus menemui ayahku lebih dahulu."
"Tapi putri itu akan sangat sulit."
"Menunda bertemu ayahku juga akan membuat kalian kesulitan."
"Bagaimana kita membagi diri menjadi dua kelompok?"Ema memberikan sebuah usulan.
"Kalau begitu aku dan Ema akan pergi ke tempat guild master.Dan Kira akan mengawal putri ke istana."
"Apa?Bukankah putri akan lebih baik pergi denganku?"
"Tidak,Kira adalah yang terkuat diantara kita bertiga.Kita tidak tahu apa yang ada di istana.Dan jika kita sudah selesai dengan urusan kita akan lebih cepat pergi dengan sihirmu.Kau tidak keberatan bukan Kira?"
"Tidak,lagi pula sepertinya aku perlu memberikan pelajaran pada Raja itu."