Kuda-kuda yang terikat pada kereta berlari dengan kencang.Saat ini di dalam kereta terasa sangatlah canggung.Sejak mereka berangkat,mereka tidak pernah bertukar kata sedikitpun.Sang putri hanya menundukan kepalanya selama perjalanan.Chors dan Ema terpaksa juga ikut menunduk untuk menghormati putri.
Kira menggoyang-goyangkan kakinya karena sangat merasa bosan.Kira menatap ke arah putri.Dan kebetulan putri juga menatap ke arah Kira.Mereka saling bertukar pandang.Saat putri menyadari tatapan Kira dia segera memalingkan wajahnya.Kira merasa kesal karena dia diabaikan begitu saja.Putri menjadi berkeringat dingin setelah menatap Kira.
"Jadi apa yang akan kau lakukan saat sampai disana?"Kira bertanya tanpa sedikitpun sopan santun.
"KIRA!"Ema berteriak kepada Kira.
"Apa?Bukankah kita perlu tahu?LAgi pula kita perlu berbicara,kita sudah seperti patung sejak berangkat."
Chors menepuk kepalanya sendiri karena sudah tidak tahu bagaimana menghadapi situasi ini.
"Maafkan temanku tuan putri.Dia memang tidak memiliki adab."
"Haha...Tidak apa-apa tuan Chors."Putri menjawab dengan tawa yang canggung.
Chors sedikit terkejut karena tuan putri mengetahui namanya.
"Lagi pula yang tuan Kira katakan ada benarnya.Karena kalian mengikutiku kalian juga harus tahu apa yang aku lakukan disana."
"Tidak perlu tuan putri hehe."Ema menolak dengan canggung.
"Tidak kalian perlu tahu,aku juga memerlukan pendapat kalian.Aku sudah membaca beberapa dokumen tentang wilayah Baron.Baron Porcus benar-benar keterlaluan dia melakukan jumlah korupsi yang sangat banyak.Tanpa melihat saja aku sudah tahu bisa membayangkan kesengsaraan para rakyat.Bukankah kalian pernah ke wilayah Baron Porcus,bagaimana menurut kalian dengan wilayah itu?"
Mereka semua terkejut saat sang putri berbicara.Berbeda dengan sebelumnya kali ini saat putri sedang berbicara tatapannya seperti membara.
"Kacau."Kira menjawab dengan cepat.
"Aku hanya mengingat tempat Baron saja putri."
"Jika aku harus memberikan pendapat,jika kota itu diabaikan lebih lama lagi bisa saja mereka tidak akan selamat."
"Apakah seburuk itu?"
"Aku tidak tahu bagaimana cara para bangsawan melihat kota.Tapi sebagai petualang aku tidak akan datang kesana.Kota itu tidak bisa memberikan sesuatu yang dapat menarik petualang baik dari segi hiburan maupun misi.Kita pasti tahu kalau petualang salah satu pembeli yang menjanjikan."
Putri mendengar dengan seksama,dia kemudian berpikir dengan serius.Chors kemudian melipat tangannya dan melihat keluar jendela kereta.Saat dia melihat keluar kedua matanya menjadi melebar.Sekita dia menjadi panik.Dia sadar baru saja berbicara dengan tidak sopan.
"Maafkan saya tuan putri,tanpa sadar saya berbicara dengan tidak sopan."
"Hahaha."Tuan putri tampak tertawa dengan puas."Tidak sepertinya tadi lebih baik,aku lebih senang jika kalian berbicara dengan santai."
Kereta kuda kemudian berhenti.Pintu kereta kemudian diketuk dari luar.
*tuk,tuk,tuk*
Ksatria kemudian membuka pintu kereta.Tanpa mereka sadari hari sudah menjadi sore.Ksaatria memberikan laporan pada tuan putri.
"Lapor tuan putri,kita harus bermalam disini karena kuda kita sudah tidak dapat melanjutkan perjalanan lagi."
"Baiklah."
Mereka semua lalu keluar dari dalam ksatria.Para ksatria mengambil tenda yang mereka bawa.Mereka mendirikan tenda untuk sang putri.
"Jadi apa yang akan kita lakukan?"
"Aku akan berburu hewan untuk kita makan."Chors berjalan ke arah hutan.
"Aku akan menjaga putri disini."
"Aku akan menyiapkan api unggun.Chors tunggu aku!"
Ema kemudian kembali ke dalam kereta.Disana tuan putri duduk menunggu dengan wajah yang tampak bosan.Ema duduk dengan saling berhadapan tuan putri.Suasana di dalam kereta menjadi canggung.
"Kalian bertiga tampak berbeda dengan apa yang aku lihat pertama kali."
"Memangnya tuan putri melihat kami seperti apa?"
"Nona Ema tidak terlalu berbeda dengan apa yang saya pikirkan.Tapi tuan Kira dan Chorslah yang saya lihat berbeda.Awalnya tuan Chors yang memakai topeng itu tampak misterius dan menakutkan.Sedangkan tuan Kira seperti tidak mempunyai rasa takut sedikitpun."
"Lalu apakah tuan putri masih takut kepada mereka berdua?
"Tidak,aku sudah tidak takut pada mereka.Malah aku merasa kerajaan dan gereja terlalu memberi stigma buruk pada kalian."
*tuk,tuk,tuk*
Salah satu ksatria mengetuk pintu kereta.Dia memberi tahu kalau tenda sudah siap untuk dipakai.Mereka berdua kemudian turun dari kereta.Kira dan Chors juga datang membawa kayu bakar dan babi hutan.Kira mengurus api unggun sedangkan Chors membersihkan daging babi hutan agar siap untuk dimakan.
Setelah mereka semua selesai makan malam.Putri masuk ke dalam tenda untuk tidur.Ema menemani tuan putri di dalam dan juga bertugas untuk menjaganya.Sedangkan para pria menjaga dari luar.Sudah tiga jam berlalu dan sekarang waktu bertukar antara ksatria dengan Kira dan Chors.
Kira dan Chors duduk di sebuah pohon dan bersandar menghadap tenda.Mereka menjaga tenda dengan bosan.
"Sudah berapa lama kita berjaga?"
"Ini bahkan belum lewat lima menit Kira."
"Sial aku sangat bosan."
"Kau beruntung,bosanmu akan segera hilang."
"Huh?"Kira kebingungan.
Ekspresi kebingungan Kira menghilang dan berubah menjadi senyum kecil.Dia kemudian berdiri.
"Apa kau akan mengurusnya sendiri?"
"Tentu aku saja yang mengurusnya,kau jaga tenda saja."
"Jangan terlalu berisik atau kau akan membuat putri bangun."
"Kalau begitu aku pergi."
Kira kemudian pergi meninggalkan Chors dan berlari ke dalam hutan.Dia berlari ke tengah hutan dan berhenti.Kira kemudian melihat sekelilingnya,dia kemudian tersenyum dengan lebar.
"Keluarlah,aku sudah tahu kalian."
Dari balik pohon muncul beberapa orang.Tidak hanya di balik pohon bahkan diatas pohon juga ada beberapa orang.Mereka semua menggunakan jubah hitam yang menutupi tubuh hingga wajah mereka.Total jumlah mereka hampir 20.
"Jangan membuatku menunggu."
Dari dalam jubah mereka,mereka mengeluarkan pisau yang menyatu dengan rantai.Dengan cepat mereka melempar pisau mereka yang menyatu pada rantai tersebut.
*blar*
Walau tampak ringan,pisau-pisau tersebut sangatlah berat.Bisa dilihat saat pisau itu menyentuh tanah,tanah menjadi hancur.Tapi KIra sudah tidak ada di tempatnya.Mereka terkejut dan melihat sekeliling.
*krtak...buk*
Salah satu dari mereka jatuh dengan leher patah.Mereka melihat ke arah tempat rekan mereka jatuh.Kira berada di tempat itu dengan senjata pisau rantai yang mereka bawa.Kira sedang melihat senjata itu dengan seksama.
"Aku akan mencobanya."
Kira kemudian melompat dari pohon dan mencoba menyerang salah satu pria tersebut.Dia melempar pisau tersebut dengan sekuat tenaga.Namun orang tersebut dapat melihat serangan Kira dan menangkisnya.
*tang*
Dari arah lainnya muncul pisau yang mengarah ke Kira.Kira dengan reflek yang cepat menghindari mata pisau tersebut.Dia kemudian memegang rantai pisau dan menariknya ke arahnya.Orang yang menyerangnya kemudian tertarik.Saat orang tersebut mendekatinya Kira menendang dengan lututnya hingga tulang rusuk lawannya patah.Kira kemudian melemparnya ke pohon.Kira yang tidak dapat bertahan lagi di udara terjatuh dengan berguling-guling.Dia bangkit lagi dan meregangkan tangannya.
"Sepertinya aku akan menggunakan tangan kosong saja."
Pergerakan Kira menjadi lebih cepat dan kuat.Tanpa perlu waktu lama orang-orang yang menyerangnya sudah dia kalahkan semua.Kemudian Kira mengeluarkan tentakel hitamnya dan menghisap semua orang tersebut.Setelah selesai menghisap semuanya dia melihat ke arah bulan purnama.
"Sial...Sejak menyelamatkan Ema rasanya aku ingin bertarung dan membunuh saja."
Kira kemudian berjalan kembali ke perkemahan.Saat hari menjadi pagi mereka kembali melanjutkan perjalanan mereka.