Pada malam hari,party Demonhard berkumpul di kamar penginapan.Mereka sedang berdiskusi akan tetapi sejak dimulainya diskusi wajah Ema sudah tampak kesal.
"Kira!Kau benar-benar membuat kita dalam masalah!"
"Masalah?Apa maksudmu?"
"Pertama cara bicaramu dengan Raja."
"Bukankah kau juga tidak suka dengan Raja?"
"Aku juga tidak suka tapi kau seharusnya ingat kembali apa yang Chors katakan."
"Ema benar Kira,kita beruntung Raja tidak menunjukan kekesalannya dengan terang-terangan."
"Lagi pula kita bisa melawan bukan?Walaupun kita membuatnya kesal."
"Jangan gegabah Kira.Jangan lupa dia seorang Raja yang mempunyai banyak pasukan."
"Baiklah aku mengaku salah karena sikapku tadi."
"Kau memang salah!"Ema memukul kepala Kira."Dan juga kesalahnmu bukan itu saja,kau menyetujui misi tanpa berdiskusi terlebih dahulu."
"Bukankah kalian juga setuju?Saat aku melihat kalian,kalian hanya diam saja."
Ema menghelanafasnya kemudian dia melihat ke arah Chors.
"Kami tidak bisa berkata apa-apa tadi.Selain itu misi ini akan terasa berbeda dari misi yang pernah kita lakukan sebelumnya."
"Berbeda?Apa maksudmu?"Kira menjadi bingung.
"Pertama misi ini diberikan oleh Raja.Hanya dari percakapan tadi aku tahu Raja tidak menyukai kita.Dan yang paling membuatku bingung adalah kenapa dia memberikan misi ini pada kita?Seperti yang Ema bilang dia mempunyai pemegang simbol lainnya."
"Bukankah kau terlalu banyak berpikir?"
"Tapi yang Chors katakan ada benarnya juga."
"Dan Raja juga sudah memberikan peringatan pada kita.Dia tidak ingin kita terlibat dengan kerajaan lebih jauh lagi."
"Kau benar,tapi dengan memberikan kita misi ini bukankah sudah membuat kita terlibat dengan kerajaan secara tidak langsung?"
"Kau benar,semakin lama ini semakin membingungkan saja."
"Apa kalian melihat wajah putri tadi?"Chors dan Ema menjadi bingung.
"Kenapa kau membahas wajah putri sekarang?"
"Apa kau terpesona dengannya?"Ema berbicara sambil menggoda Kira.
"Tidak,hanya saja saat Raja mengatakan tentang misi kita wajah putri tampak terkejut."
"Jadi maksudmu putri tidak mengetahui tentang misi ini?"
"AGGRRHH AKU PUSING!!"Ema mengeluh sambil berteriak.
"Aku juga pusing dengan ini semua."
"Sepertinya sudah waktunya kita beristirahat."
Chors dan Ema keluar dari kamar Kira.Setelah mereka berdua keluar,dia melemparkan dirinya ke ranjang.Dia kemudia mencoba untuk tidur.Akan tetapi pikiran Kira menjadi kacau.Dia mencoba untuk tampak tenang di depan Chors dan Ema akan tetapi dia sama sekali tidak tenang.Dia mencoba untuk melupakannya dan memejamkan kedua matanya.Akan tetapi saat matanya terpejam pikirannya menjadi penuh dengan diskusi tadi.
Berkat pikirannya yang kacau.Kira tidak bisa tidur dengan tenang.Matahari muncul dan menyinari ruangan Kira.Dia membuka matanya dengan kantung mata yang lebar di matanya.Dia bangun dengan rasa kantuknya yang berat.Dia kemudian berjalan ke pintu dan keluar dari ruangan.Kira menuruni tangga dan melihat Chors dan Ema sedang sarapan.
Kira berjalan ke meja makan.Dia menarik kursi dan duduk sambil bersandar.Saat sedang duduk,beberapa kali kepala Kira tampak hampir jatuh.Chors dan Ema menyadari kalau Kira masih mengantuk.Mereka dapat melihat dari mata mengantuknya dan juga kantung mata Kira.
"Hei ada apa denganmu?"
"Kantung matamu tampak sangat besar."
"Aku tidak bisa tidur semalaman.Sepertinya aku terlalu bersemangat untuk misi nanti~."Kira menaruh wajahnya di atas meja.
"Apa-apaan itu memangnya kau anak kecil?"
"Basuh wajahmu kita akan bertemu Raja.Kau tidak boleh tampak seperti itu apalagi kau ketua party ini."
"Aku tidak peduli. dengan Raja."
*buk*
Ema memukul kepala Kira.Kira kesakitan dan mengangkat kepalanya.Mata mengantuknya tampak sudah hilang.Dia mengusap-ngusap wajahnya dan protes pada Ema.
"Kenapa kau memukulku?"
"Aku mungkin terdengar plinplan.Tapi kita tidak boleh membuat Raja kesal."
"Baiklah aku akan mencuci mukaku."
Setelah usai menyantap sarapan,mereka keluar dari penginapan.Mereka kemudian pergi ke istana.Saat sampai di istana para penjaga gerbang langsung membukakan gerbang.Saat Kira hendak masuk,Chors menarik baju Kira.
"Kenapa kau menarikku?"
"Dengar,bersikaplah dengan baik jangan memancing keributan."
"Astaga kau cerewet sekali."
"Ayo cepat,kita tidak boleh membuat Raja menunggu."Ema mengajak Kira dan Chors masuk.
Mereka berjalan ke halaman istana.Dari jauh kepala pengurus sudah menunggu mereka.Kepala pengurus kemudian membawa mereka ke ruangan yang sama dengan terakhir kali mereka datangi.Saat pintu dibuka,Raja dan putri sudah menunggu mereka.Saat melihat Raja Ema dan Chors segera menunduk dan memberikan hormat pada Raja.Kira yang bingungpun juga mengikutinya.
"Duduklah."
Tidak seperti Ema dan Chors yang duduk dengan tegak.Kira duduk dengan bersandar dengan santai.Kemudian datang pelayan yang menuangkan teh pada cangkir yang ada di depan mereka.Raja mengambil teh dan meminumnya.
*slurp*
"Aku kira kalian bisa lebih terlambat lagi."
"Tentu saja kami bisa kalau ingin."
Ema dan Chors menatap Kira dengan tajam.Kira yang sedang minum menjadi batuk melihat tatapan mereka.
*uhuk,uhuk*
"Kita langsung ke intinya saja."
Kepala pengurus datang dengan sebuah kantung dan juga dua emblem.Kedua emblem tersebut diserahkan pada Chors dan juga Ema.Sedangkan kantung ditaruh di depan Kira.
"Sesuai yang kau minta aku sudah membuatkan dua emblem untuk teman-temanmu.Dan aku juga akan membayarmu di muka seperti yang aku janjikan."
Kira kemudian membuka kantung tersebut.Di dalam kantung berisi banyak koin emas.
"Aku akan membayar dengan 50 koin emas."
"Lalu apa saja yang perlu kami lakukan?"
"Kalian hanya perlu mengawal putri saja.Tugas kalian tidak akan berat aku juga menyuruh dua ksatria untuk bersama dengan kalian.Kalian juga harus mendengarkan kata-kata putriku,"
"Jadi kapan kami berangkat?"
"Hari ini,kepala pengurus akan membawa kalian ke kereta kuda."
"Baiklah."
Demonhard kemudian meninggalkan ruangan.Saat mereka semua keluar,putri bangun dari kursinya.Dia berjalan mendekati Raja.
"Ayah..."Putri memeluk ayahnya dengan erat.
"Tenang saja putriku mereka tidak akan berani menyakitimu.Maafkan ayahmu ini karena memaksamu.Ayah melakukan ini semua untuk kebaikan kita bersama."Putri kemudian melepas pelukannya.
"Aku mengerti ayah,aku akan membantu rakyat kita dengan segenap kemampuanku."
Putri kemudian berjalan keluar ruangan.Mereka semua berkumpul di halaman istana.Di depan mereka sudah disiapkan sebuah kereta kuda yang besar dan mewah.Chors kemudian membukakan pintu kereta kuda untuk putri.Setelah sang putri masuk,mereka bertiga juga ikut masuk ke dalam kereta.Sedangkan dua ksatria yang disiapkan Raja menjadi kusir untuk kereta.Mereka semua berangkat ke wilayah Baron.
Kemudian pada malam hari,di tengah lorong.Seorang butler berjalan cepat di sebuah lorong.Dia kemudian membuka salah satu pintu dengan tergesa-gesa.Di dalam ruangan terdapat paus gereja malaikat yang sedang duduk di meja kerjanya.Paus itu nampak kesal dengan butler yang membuka pintunya tanpa izin.
"Apa-apaan kau?!"
"Maaf tuan,tapi saya baru saja mendapat surat dari salah satu utusan uskup agung."
Butler kemudian menaruh surat yang dia bawa di atas meja.Paus kemudian membuka surat tersebut dan membacanya.Saat sedang membaca surat paus mengusir sang butler dari ruangannya.
"Kau keluarlah."
Butler kemudian berjalan keluar dari ruangan.Saat butler menutup pintu,wajah paus berubah dengan cepat.Paus tersenyum dengan lebar dan tertawa dengan keras.
"HAHAHAHA,aku tidak sangka kesempatan emas datang lebih cepat.Tuan putri dan pemegang simbol kegelapan mereka keluar dari ibukota.Ini adalah kesempatan emas untukku!"