Kira berdiri tepat di depan pintu asal suara teriakan yang dia dengar.Kira kemudian menendang pintu yang ada di depannya dengan sekuat tenaga.
*bruak*
Di dalam ruangan tersebut dia melihat pria dan perempuan.Perempuan itu di baringkan di atas meja.Sang pria mencoba merobek pakaian perempuan yang sangat tipis itu.Sang pria berbalik melihat ke arah Kira.
"Huh?Apa yang kau lakukan cepat keluar dari sini."
Kira yang dapat melihat perempuan itu dengan jelas menjadi marah.Dia dapat melihat dengan jelas kalau itu adalah Ema.Tangan Kira mengepal dengan sangat erat.
"Cepat pergi sebelum aku menghukummu."
"Bajingan sialan!"Kira berlari ke arah pria dan meninju wajah pria itu.
*buuk*
Dengan pukulan Kira membuat pria itu terjatuh ke tanah.Kira yang berada di samping Ema melihat ke arahnya.Seluruh tubuh Ema dipenuhi dengan luka.Tangannya di ikat dengan sebuah borgol besi.Sedangkan mulut Ema diikat dengan sebuah kain.Ema melihat ke arah Kira dengan samar-samar.Kira menjulurkan tangannya ke arah Ema.Saat tangan Kira mendekati Ema dia nampak menghindari dengan takut.Kira menggapai kain yang mengikat mulut Ema dan melepaskannya.
Saat kain lepas dari mulut Ema.Kira memeluk Ema dengan erat.Kira juga mengelus-ngelus kepala Ema.Ema yang sebelumnya diam dan tampak ketakutan.Air matanya mulai menetes.
*hiks,hiks,hiks*
"Kira aku takut...Aku ingin pergi Kira."Ema berbicara dengan tersedu-sedu.
"Kita akan pergi dari sini.Aku akan membawamu,"Kira mengusap air mata yang ada di mata Ema.
"Kau bajingan!Berani-beraninya kau menyerangku!Apa kau tidak tahu aku bangsawan!"Pria itu menggerutu di belakang Kira.
Kira melepaskan pelukannya dari Ema.Dia menarik pedang yang ada di tangannya.Kira kemudian berjalan mendekati pria itu.Pria itu nampak ketakutan saat Kira mendekat.Kira menendang pria itu ke belakang hingga mengenai dinding.Kira kemudian membungkuk dan mencengkram pipi pria itu.
"Awalnya aku hanya ingin memukul wajahmu saja.Tapi aku menjadi semakin kesal melihat kondisi Ema yang seperti itu."
"Jangan coba-coba kau menyerangku.Apa kau ingin dieksekusi?!"
*slash*
Kira memotong jari-jari yang ada di tangan pria itu.
"UWAA TANGANKU!TANGANKU!"
"Berisik!"Kira menendang wajah pria itu.
Kira kemudian menginjak tangan kiri pria itu dengan keras.Pria itu berteriak kesakitan.Kira membungkuk dan menarik tangan kanannya.
"Rapatkan gigimu."
*buk,buk,buuk*
Kira meninju pria itu tanpa henti.Di setiap tinju yang Kira lancarkan selalu mengeluarkan darah dari pria itu.Wajah Kira sangat datar saat meninju pria itu.Ema terkejut dengan tindakan Kira.Tidak hanya terkejut Ema juga merasa ketakutan dengan Kira yang ada di depannya.Walau wajahnya nampak sangat datar.Akan tetapi dia nampak seperti puas.Ema ingin mencoba untuk menghentikan Kira akan tetapi kakinya gemetar karena ketakutan.Ema menjadi kebingungan.
"Kira hentikan!"
Chors berteriak dari pintu.Kira mengabaikan Chors dan tetap meninju pria itu tanpa henti.Chors berjalan mendekati Kira.Saat Kira mencoba untuk mengayunkan tangannya Chors memegang tangan Kira dan menghentikannya.Kira kemudian melihat ke arah Chors.
"Hentikan Kira."
Kira masih mengabaikan Kira dan mencoba memukul lagi.Akan tetapi Chors memegang tangan Kira semakin kuat.Kira sedikit terkejut dan melihat ke arah Chors.
"Hentikan Kira."
Kira terkejut dengan tatapan Chors.Walau dia memakai topeng.Kira dapat melihat dengna jelas kalau Chors menatap Kira dengan tajam.
"Dia adalah orang yang aku cari Kira.Pergilah dari sini bawa Ema keluar.Biarkan aku mengurus ini sendiri."
Kira berdiri dan mendekati Ema.Dia memegangi Ema dan membawanya keluar dari ruangan.Ema berjalan dengan sedikit gemetar.Setelah Mereka keluar Chors berdiri tegak di depan pria.Dia memberikan tatapan tajam.
"Sudah lama kita tidak bertemu.Tapi tampaknya kau semakin menyedihkan saja."
"Siapa kau?"
"HAHAHAHA!BAJINGAN INI BAHKAN TIDAK INGAT AKU SAMA SEKALI!"
Chors menaruh tangan di topengnya dan melepasnya dengan perlahan.Saat topeng di lepas pria itu sedikit terkejut dengan wajah Chors.Sedangkan Chors menunjukan wajah kesalnya.
"K-Kau.."Pria itu menunjuk Chors.
"Sudah lama kita tidak bertemu tuan atau sebaiknya aku panggil kau ayah?"
"Bagaimana bisa kau ada disini?Kenapa kau kembali kemari?!"Pria itu berbicara dengan panik.
"Bukankah wajar aku kembali kemari.Bukankah ini ru-ma-h-ku?"
"Apa yang kau inginkan?Uang?Aku bisa memberikan lebih banyak dari yang dia berikan.Aku juga bisa memberikanmu wanita aku punya banyak budak.Kau bisa memakai mereka semua.Selamatkan aku maka kau akan hidup dengan hartaku juga.Aku berjanji jadi lepaskanlah aku."
Chors mengepal tangan dengan erat.Wajahnya juga sangatlah kesal.Dia kemudian menghela nafasnya dan kembali tenang.Chors kembali memakai topengnya dan dia mulai berbicara lagi.
"Aku tidak tahu apa semua bangsawan seperti ini atau tidak.Tapi sepertinya kau adalah yang terburuk!"Chors menendang pria itu dengan keras.
Pria itu menabrak meja kerja dengan sangat keras.Bahkan meja kerjanya menjadi hancur karena terkena tubuhnya.Chors berjalan dengan perlahan dan memberikan hawa membunuh yang kuat.Pria itu merasa sangat ketakutan.
"Kau adalah bajingan terburuk yang pernah ada."Chors menendang pria itu lagi."Apa kau tahu bagaimana aku menderita karenamu?!Bukan hanya aku, ibuku dan juga orang-orang yang kau jadikan budak.Pernahkah kau memikirkan apa yang mereka rasakan?!"Chors menarik tangannya dan mengayunkan tinjunya.
*blar*
Chors meninju dinding tepat di samping pria itu.Chors membuat sebuah lubang besar dengan tangannya.Pria tu merasa sangat takut hingga dia mengompol.
"Apa kau tahu rasanya bagaimana ibumu mati di hadapanmu sendiri?!"
Chors kembali tenang dan berdiri melihat keluar jendela.
"Seharusnya aku tidak mengoceh seperti ini.Aku tahu kau hanyalah pria yang hanya tahu nafsu dan juga korupsi.Sampah sepertimu tidak bisa dirubah.Karena itu aku akan mengurangi sampah-sampah yang ada!"Chors menarik pedangnya.
Chors mengangkat pedangnya ke belakang.Dia kemudian mengayunkan dengan sekuat tenaga.
*swosh*
Akan tetapi Chors mengayunkan dengan meleset.Dia terdiam dan tidak bergerak.Dari balik topengnya Chors mulai meneteskan air matanya.Air mata itu tidak berhenti berlinang dan dia mulai berbicara sendiri.
"Kenapa?!Kenapa aku tidak boleh membunuhnya?!"Chors berbicara sambil melihat ke samping.
Saat melihat ke samping dia dapat melihat sosok ibunya.Ibu Chors di kelilingi dengan cahaya putih.Ibu Chors memegang tangan Chors yang menbuat pedang itu meleset.Ibu Chors melepaskan tangannya dari pedang Chors.Dia melebarkan kedua tangannya dan merangkul Chors.Ibu Chors memeluk Chors sambil mengelus kepala Chors.
"Aku tahu kau menderita.Tapi lupakanlah semuanya.Mulailah dari awal."
Ibu Chors melepaskan pelukannya dan berjalan mendekati jendela.Dia kemudian menengok kebelakang dan tersenyum ke arah Chors.Ibu Chors membuka mulutnya dan berbicara.Akan tetapi tidak ada suara yang dapat Chors dengar.Walau begitu dia dapat mengerti apa yang dikatakannya.
"Ibu menyayangimu Cyzen."
Air mata Chors semakin deras.Akan tetapi dia tetap mencoba untuk tenang.Dia menarik pedangnya dan menaruh pedangnya kembali.
"Kau masih belum boleh mati.Kau akan mendapatkan hukuman yang pantas."
Chors kemudian memukul pria itu dan membuatnya pingsan.Chors mengangkat pria itu seperti kantung beras di tangannya.Kemudian dia melangkah keluar dari ruangan.