Chereads / Demon Become Hero / Chapter 71 - Chapter 71

Chapter 71 - Chapter 71

Kira dan Chors sedang berkuda menuju gunung kembar.Saat mereka sedang dalam perjalanan.Chors mempunyai rasa pensaran yang hebat tentang Kira.

"Kira."

"Ada apa?"

"Bagaimana kau bisa mendapatkan mode hitammu?"

"Mode hitam?"

"Kemampuan yang kau pakai saat melawanku."

"Aku rasa ini sama dengan saat aku menyerap batu mana."

"Lalu apa kau bisa mengendalikannya."

"Aku tidak begitu yakin.Tapi sepertinya aku hanya bisa mengendalikan sesaat saja."

"Jadi kau tidak bisa mengendalikan lebih lama?"

"Ya aku tidak bisa mengendalikan terlalu lama."

"Lalu apa yang kau rasakan saat di mode hitammu?"

"Yang aku rasakan adalah tubuhku menjadi bertenaga dan penuh akan kekuatan.Tapi pada saat yang bersaaman kekuatan ini juga membenani tubuhku.Karena itu aku merasa harus mengeluarkannya.Karena itu jika memakai mode ini sepertinya aku akan pingsan setelahnya."

"Jadi begitu aku mengerti."

Saat mereka sedang berkuda mereka dapat melihat gunung kembar dari kejauhan.Sepertinya jarak gunung kembar dengan ibukota tidaklah jauh.Jarak yang mereka tempuh hampir sama dengan kota Zweiros.Mereka tepat berada di depan tebing.Mereka memutuskan untuk beristirahat sejenak.Kira dan Chors turun dari kuda dan menatap ke tengah-tengah gunung kembar.Walau samar mereka dapat melihat beberapa kepulan asap di anatara gunung kembar.

"Sepertinya kita tiba di tempat yang tepat."Chors berbicara dengan lega.

"Kau benar tapi semakin dekat dengan tempat itu.Membuat menjadi tidak sabaran."

"Aku mengerti perasaanmu tapi kita tidak tahu markas Schavio yang ada disana.Jika tempat itu memang berisi ketua Schavio seharusnya tempat itu akan lebih sulit ditrobos."

"Lalu bagaimana menurutmu?Apa yang sebaiknya kita lakukan?"

"Apa kau lupa?"Chors menunjukan tangannya yang berisi tato rantai Schavio.

"Benar aku lupa dengan itu."

"Jika tempat itu sama dengan markas Schavio Hera maka,akan ada penjaga yang berpratoli.Kita akan memanfaat mereka dengan berpura-pura menjadi penjaga patroli."

"Bukankah kalau kita memakai cara itu akan memakan waktu?"

"Aku tahu tapi jangan pernah mencoba untuk membuat kehebohan."

"Jangan lupa apa yang terjadi pada kita sebelumnya.Kita menjadi kewalahan karena menghadapi terlalu banyak musuh."

"Baiklah."

"Ingat Kira jangan terburu-buru kita saat ini tidak mempunyai pilihan."

"Tenang saja."

"Tolong jangan berbicara seperti kau membuatku tidak yakin."

Setelah memastikan rencana mereka.Mereka kembali menunggangi kuda mereka.Mereka melewati jalan turunan yang tepat berada di kanan mereka.Perasaan Kira menjadi semakin tidak tenang.Rasa gelisah dan tergesa-gesa memenuhi kepalanya.Tapi Kira mencoba untuk menahannya.

Semakin lama mereka berkuda gunung kembar tampak semakin dekat.Kepulan asap yang mereka lihat sebelumnya juga semakin tebal.Selain itu jumlah asap itu tidak hanya satu.Melihat kepulan asap yang semakin banyak Chors menghentikan kudanya.Kira dan Chors menuruni kuda mereka.

"Bagaimana rencanamu sekarang?"

"Aku yakin jumlah mereka tidaklah sedikit.Bisa kau lihat jumlah asap yang muncul.Aku sangat yakin itu adalah api unggun."

"Lalu apa kita langsung menerobos saja?"

"Tentu saja tidak jangan gila kau.Kita akan mulai berjalan dari sini.Seperti yang aku bilang.Kita akan menyamar."Chors memperlihatkan tangannya.

Kira dan Chors mulai berjalan perlahan-lahan.Mereka berjalan menuju asap terdekat yang mereka dapat jumpai.Saat mereka semakin dekat dengan asap.Samar-samar Chors dapat mendengar suara seseorang.Chors memutuskan untuk sedikit membungkuk agar tidak dapat dilihat oleh orang.Chors juga memberitahu Kira dengan tangannya.Mereka berdua lalu bersembunyi dibalik semak-semak.Mereka mengintip ke arah api unggun.Ditengah api unggun terdapat empat orang yang sedang duduk dengan santai.

"Kita akan menghabisi mereka.Aku akan memutar.Saat aku ada diujung kau keluarlah.Aku akan menyerang mereka dari belakang."Kira hanya mengangguk-angguk.

Kira menunggu di balik semak dengan tenang.Dengan samar-samar Kira dapat melihat kalau Chors sudah ada di tempatnya.Kira mulai berjalan perlahan-lahan keluar dari semak-semak.

*srek,srek,srek*

Keempat orang yang ada di tengah api unggun sontak melihat ke arah asal suara.Mereka semua waspada dengan sekitar.Tangan mereka juga sudah berada di pedang mereka.Kira keluar dengan tenang.Mereka semua mengeluarkan pedang yang ada di pinggang mereka.

"Siapa kau?!Bagaimana kau ada disini?!"

"Tenang aku diperintahkan ketua kemari."Kira menunjukan tangan yang berisi tato."

Wajah tegang mereka mulai terlihat tenang.Tangan kanan yang mencengkram pedang dengan erat juga mulai melonggar.Beberapa dari mereka juga sudah memasukan pedangnya.Kira mulai berjalan mendekati mereka.

"Kenapa kau kemari?"

"Ketu-."

Saat sedang berbicara tangan kanan dan kiri Kira merangkul ke leher mereka.Kira menarik mereka ke pinggangnya.Dua orang lainnya mencoba mengeluarkan pedang mereka.

*slash*

Sebelum mereka dapat mencengkram pedang pedang mereka.Kepala mereka sudah tergelatak ke tanah.Sesuai rencana saat Kira mengalihkan mereka Chors akan menghabisi mereka.Kira menguatkan cengkramnya.Saat cengkraman semakin kuat wajah mereka menjadi biru keunguan.Selain itu nafas mereka menjadi semakin pendek hingga tidak dapat bernafas lagi.Setelah nafas mereka menghilang Kira melempar mereka ke tanah.

"Aku tidak menyangka kau akan mempunyai kemampuan akting seperti itu."

"Aku juga tidak tahu bagaimana bisa aku seperti itu."

"Aku akan menyembunyikan jasad mereka.Kau lihatlah keadaan sekitar."

Chors mulai mengumpulkan mayat orang-orang yang baru saja mereka habisi.Saat Chors menumpuknya du balik semak-semak.Chors mengecek bagian tubuh mereka dengan seksama.Chors memastikan kalau mereka adalah Schavio.Dan mereka memanglah Schavio.Chors keluar dari semak-semak dan menepuk-nepuk tangannya untuk membersihkan debu yang ada di tangannya.

"Sekarang bagaimana?"

"Kita coba ke arah api unggun lainnya."

Mereka mulai berjalan ke api unggun lainnya.Di tengah perjalanan sesorang memanggil mereka dengan suara yang lantang.

"Hei tunggu!"

Orang yang memanggil mereka berjalan mendekati Kira dan Chors.Kira dan Chors hanya bisa diam saja saat mereka dipanggil.Orang yang memanggil mereka semakin dekat.Mereka menatap satu sama lain karena kebingungan.

"Apa yang kalian lakukan disini?"

"Kami sedang pergantian penjagaan.Kami ingin kembali ke markas."Chors menjawab dengan yakin.

"Sudah kuduga kalian juga pergantian.Bagaimana kalau kita bersama.Kebetulan kelompokku meninggalkanku karena aku buang air kecil."Kira dan Chors menganggukan kepala mereka.

Kira berjalan ke depan sendirian.

"Apa yang kau lakukan?"

"Aku ingin kembali ke markas."

"Markas ada di arah sana."Menunjuk arah sebaliknya.

"Maksudku aku ingin membuang air kecil sebelum kembali."

"Kami akan menunggu disini."

Setelah Kira selesai berpura-pura mereka berjalan dengan arahan orang yang mereka jumpai.Saat mereka berjalan mereka tidak mengarah ke satupun dari sumber asap.Mereka berjalan ke arah berlawanan dari asap.Chors mulai bingung dengan tujuan mereka.Lalu setelah mereka berjalan mereka melihat sebuah gubuk tua.Gubuk tua itu sangatlah kecil.Pria yang mereka ajak berjalan ke gubuk itu.Kira dan Chors berhenti di tempat karena kebingungan.

"Apa yang kalian tunggu?"

"Ah tidak."Mereka berbicara bersama-sama.

Mereka berjalan ke gubuk tua dan membuka pintu.Saat pintu terbuka mereka menjadi tercengang.Saat gubuk tua itu dibuka hanya seperti gubuk pada umumnya.Mereka menjadi semakin bingung.Lalu pria itu mendekati perapian.Dia mendorong perapian dengan sekuat tenaga.Pelan-pelan perapian mulai tergeser.HIngga mereka daoat melihat banyak anak tangga ke bawah.Mereka mulai berjalan menuruni anak tangga.