Chereads / SeaLon / Chapter 20 - Kemajuan

Chapter 20 - Kemajuan

-○-

Hari-hari berjalan seperti biasanya, terhitung 2 pekan sudah Lauren bisa kembali menjalani rutinitasnya seperti biasa. Yang berbeda hanya sejak 2 pekan ini Ana sudah resmi menjadi kelas XI sedangkan Leon resmi menjadi kelas XII yang artinya Leon tidak memiliki banyak waktu lagi untuk main-main, terutama soal Ana.

2 pekan ini pun menjadi 2 pekan terbaik dalam hidup Ana, karena Leon benar-benar terlihat sedang memperjuangkan perasaanya pada Ana, ya seperti ini saja sudah membuat Ana senang apa lagi jika diresmikan? Mungkin Ana bisa heboh sendiri nanti.

Siang ini disekolah pun tidak ada yang berubah, Ken tetap sering menggoda Leta, dan Leon yang semakin lengket dengan Ana.

"Makin lengket aja mas." Celetuk Ken yang sedari tadi memperhatikan Leon dan Ana.

"Sirik aja lo jomblo." Balas Leon

"Iya tau deh yang bentar lagi kawin." Ucap Ken asal.

"Lo dulu sini gue kawinin sama anjing tetangga gue, si minah." Ujar Leon

"Itu nama anjingnya?" Tanya Ken.

"Bukan, itu nama anak lo." Balas Leon sambil terkekeh.

"Sialan." Desis Ken.

Leon mengalihkan pandangannya pada Ana yang sedari tadi mendengarkan pertengkarannya dengan Ken.

"Gak makan?" Tanya Leon pada Ana lembut.

"Nggak mas, aku mau nya di suapin kamu." Balasnya dengan nada manja.

Bukan, itu bukan Ana melainkan Ken dengan suara nya yang diubah agar menyerupai suara perempuan.

"Jijik Ken astaga, emak lo ngidam apaan sih?" Tanya Leon heran.

"Ngidam liatin foto cogan makanya gue ganteng." Balas Ken dengan penuh percaya diri.

"Salah nanya gue." Gumam Leon.

"Manusia itu memang tempatnya salah." Celetuk Ken.

"Dan lo gudangnya salah." Sambungnya sambil menunjuk Leon.

Hal itu membuat gelak tawa tak terhindarkan diantara mereka berempat.

"Sayang sih cewek selalu benar." Lagi-lagi Ken yang berbicara entahlah Ken seperti tidak pernah kehabisan kata-kata untuk mengusir kata sepi walaupun lawakannya itu receh.

"Apa lagi bu Siti, maha benar deh dia." Sambung Ken.

"Wah iya itu sih bener banget." Ujar Leta.

"Setuju gue." Ujar Ana.

"Gila bener lo." Ujar Leon.

"Wah giliran bahas bu Siti pada nyaut lo, gue dari tadi berasa lagi stand up comedy tapi garing." Balas Ken.

"Anda kan memang receh ujang." Balas Leon.

"Dari pada lo gandengan teross! Mau nyebrang jalan? Apa lahiran?" Sindir Ken sambil melirik kedua tangan yang sedari tadi memang saling bertautan itu.

"Lo tuh kalau mau gak usah sok sokan nyindir gue." Balas Leon.

"Ta, tuh Ken pengen gandengan sama lo, sekalian di pakein kalung si Ken nya biar ga lepas." Sambung Leon.

"Ogah." Balas Leta sambil terkekeh kearah Ken.

Ini pertama kalinya Leta tidak bersikap jutek pada Ken, dan Ken tentu saja memanfaatkan kesempatan itu untuk menggoda Leta.

"Tuhan kayaknya udah jawab doa-doa gue ni, akhirnya lo gak judes ke gue." Ucap Ken pada Leta.

Leta yang tersadar akan jawabnnya barusan pun akhirnya menghentikan tawanya dan menahan rona merah agar tidak terlihat oleh Ken dan teman-temannya.

"Yaampun nambah cantik deh kalo lagi malu-malu gitu." Goda Ken.

"Gue gak mau jadi pacar lo ah kalo gini." Ujar Ken.

Leta diam mendengar ucapan ken, kenapa? Bukankah Ken menyukainya? Pertanyaan itu muncul di pikiran Leta.

"Gue mau jadi suami lo aja, kalau pacar nanti bisa diambil orang, kan sekarang banyak tuh yang pada nikung-nikung atau apalah itu namanya." Sambung Ken.

Blush.

Ya perkataan Ken barusan berhasil membuat Leta benar - benar tersipu padahal hanya perkataan biasa iya kan? Ah apa mungkin karena keluar dari mulut Ken? Pikir Leta.

Leon dan Ana yang menyaksikan itu pun ikut menggoda Leta.

"Wah gue mencium bau-bau suka sama suka nih." Celetuk Leon.

"Kayaknya bentar lagi bakal ada yang ngasih PJ ni." Timpal Ana.

"Berisik, lo bedua aja masih belum taken segala ngomongin gue sama dede cantik." Balas Ken membuat Leon cemberut.

"Bacot Kenyet." Ketus Leon.

"See kita ke rooftop aja yuk panas di sini soalnya lagi ada yang kasmaran." Ajak Leon.

Ana hanya terkekeh melihat raut wajah Leon. Leon berdiri dari bangkunya kemudian menarik tangan Ana lembut menuju rooftop.

"Iya sana pergi jauh-jauh!" Teriak Ken pada Leon yang sudah melangkah keluar dari kantin.

Leon yang masih bisa mendengar teriakan Ken hanya bisa mengumpat dalam hatinya, sedangkan Ana hanya mengikuti saja langkah Leon yang masih setia menggandeng tangannya.

-○-

Sesampainya di rooftop mereka hanya duduk sambil menikmati angin yang menerpa bebas wajah mereka.

Leon membenarkan posisinya yang hendak tidur di paha Ana, Ana membiarkan Leon tertidur di sana. Sesekali Ana mengelus rambut dan rahang Leon dengan lembut memberi kenyamanan tersendiri bagi Leon.

Ana memandang lurus kedepan sambil memejamkan kedua matanya, rasanya benar-benar sejuk dan nyaman disini di tambah lagi ada Leon.

Leon membuka kedua matanya dan mendapati Ana yang masih menutup rapat matanya tersebut. Leon memandangi dengan teliti tiap inci wajah Ana, Ana terlihat begitu damai ketika sedang tidur.

Leon sudah putuskan akan menyatakan segala perasaannya pada Ana malam ini, ya ia tidak bisa membiarkan Ana menunggu lebih lama lagi dan ditambah juga Leon sudah benar-benar yakin pada perasaannya sendiri.

"Kalau gue bilang, lo bakal respon kayak gimana ya See?" Gumam Leon yang masih memandangi wajah Ana.

Leon kemudian meniup wajah Ana membuat Ana mengerjapkan matanya beberapa kali sebelum matanya terbuka sempurna.

"Eh maaf gue ketiduran." Ujar Ana.

"Gak apa-apa." Balas Leon kemudian duduk kembali di samping Ana.

Leon menyandarkan kepalanya dipundak Ana, benar - benar nyaman pikirnya.

"Gue bersyukur bisa ketemu lagi sama lo setelah sekian tahun gue nyari-nyari lo." Ujar Leon.

Leon kembali duduk dengan sempurna.

Ana mengarahkan pandangannya pada Leon, memandang Leon untuk beberapa saat kemudian tersenyum.

"Gue juga bersyukur bisa ingat sama cowok sok cuek kayak lo,"

"Coba kalau gue gak ingat sama lo, kan kasian banget gitu." Sambung Ana sambil tertawa renyah.

Leon tidak tersulut jiwa tengilnya mendengar ucapan Ana justru ia memandangi wajah Ana yang sedang tertawa di hadapannya, rasanya ia tidak akan pernah bosan jika memandangi wajah Ana.

"Padahal gak apa-apa kalau lo gak ingat sama gue waktu itu." Ujar Leon.

"Kok gitu?" Tanya Ana.

"Karena gue bakal usaha buat bikin lo ingat sama gue, gimana pun caranya." Jawab Leon sambil tersenyum.

Ya memang benar, seandainya pun Ana tak mengingat Leon waktu itu tak akan jadi masalah untuknya karena Leon sendiri lah yang akan membuat Ana ingat padanya.

"Tapi gue ingat kan." Balas Ana.

"Ya bagus deh jadi ngurangin kerjaan gue." Ujar Leon.

"Sialan." Ketus Ana.