"Sayang, bagaimana kabarmu hari ini?" Eli mengunjungi William yang masih terbaring di atas ranjangnya.
Kini setiap pagi, Eli selalu datang ke kamar William. Entah untuk menyapa kekasihnya itu, atau memandangi wajah tampannya dari dekat.
Setiap kali melihat William, batinnya berteriak sedih. Kapan dia akan bangun? Kata-kata itu terus terngiang di dalam kepalanya. Karena Eli akui, ia sangat merindukan pria itu.
Eli menghela nafas. Ia meraih tangan William dan menggenggamnya. "Bangun yuk, sayang. Aku merindukanmu," katanya.
Sama seperti biasanya, tidak ada sahutan dari pria itu. Yang ada hanyalah bunyi dari pembaca detak jantung yang bersuara.
"Sayang, aku ingin cerita banyak hal." Eli berhenti berbicara. Ada hal yang membuatnya membisu, bagaimana tidak? Tangan yang sedang ia genggam itu terasa bergerak.
