Pranggg!!
Lea membanting barang apapun yang berada di dalam pandangannya. Emosi wanita itu sudah menumpuk selama beberapa hari belakangan ini. Apalagi setelah ia diabaikan oleh Sean. Pria itu bahkan tidak pulang sama sekali, hal itu yang membuat Lea makin stress dan kesal.
Bagaimana bisa Sean lebih berpihak pada Eli, dibanding dirinya yang selama ini selalu berada di sisinya. Ia bahkan rela melakukan apapun, demi pria itu. Tapi sekarang apa? Sean pergi tanpa mengatakan satu patah kata pun.
Tentu saja Lea sangat kecewa, tapi di sisi lain ia tidak rela Sean pergi dari sisinya. Lea sangat mencintai pria itu, jika dia pergi bagaimana Lea tetap bertahan? Kedua anak kandungnya pun juga tidak pernah menyambanginya. Mereka lebih berpihak pada Eli.
"Nyonya tenanglah," ucap Nana berusaha menenangkan Lea yang dilanda emosi.
"Bunuh Eli, gara-gara wanita itu keluargaku hancur!"
"Iya, saya tahu. Tapi semua juga butuh proses."
