"Papa sudah minum obat?" tanya Eli ketika menyambangi Sean kembali. Pria itu mengangguk menanggapinya sambil tersenyum dengan lemah.
"Sudah, tadi suster datang kemari," katanya. "Eli sudah makan?"
Kini ganti Eli yang mengangguk. "Kak Wil selalu cerewet ketika jam makan tiba."
Mendengar curahan putrinya, Sean tertawa. "Namanya juga perhatian, jarang ada pria seperti William tahu."
"Iya, pa. Kak William memang spesial."
Dan panjang umur, tidak berapa lama William muncul. Pria itu membuka pintu ruangan Sean dan masuk.
"Pagi, pa," sapanya kepada Sean.
"Pagi, Wil."
"Ini kenapa pada diam setelah aku datang? Lagi ngomongin aku ya?" tebaknya.
Eli terkekeh. "Kok kak William bisa tahu?"
"Kelihatan," katanya pura-pura ngambek. Lagi-lagi hal itu mampu membuat Eli tertawa.
"Papa lihat, kan? Kak Wil itu spesial!" ujar Eli kepada William. Sementara William yang namanya terus disebut meminta penjelasan.