Chereads / LAST DAY ON EARTH / Chapter 2 - Awal(2)

Chapter 2 - Awal(2)

"kita mau kemana sih?" tanya Moura memecah keheningan

"lu mau pulang?" tanya jack balik

"ngga usah, ngga ada yang nunggu gw pulang" jawab Moura dengan tidak peduli

"oh, ok"

"jadinya kemana nih pak bos?" tanya jack ke Theo

"kita ke..." kata kata Theo terpotong karena telpon genggamnya berbunyi

Theo yang melihat siapa yang menelponnya langsung mengangkat panggilan telponnya.

"siap ndan!"

"...."

"siap, lagi dijalan ndan mau pulang" jawab Theo dengan ciri khasnya

Moura yang mendengarkan percakapan Theo akhirnya memahami bahwa Theo dan Jack adalah tentara.

"siap, meluncur ndan!"

"si bos nelpon?" tanya jack ketika sambungan telpon sudah dimatikan

"iya"

"ngapain?" tanya jack lagi

"dia nyuruh kita buat pergi dari sini" jawab theo dengan santai

"kemana?"

"Athena" jawab Theo

"terus si Moura gimana?" kata jack

"turunin gw disi...."

"bos nyuruh kita bawa dia" potong Theo dengan santai

"kita ke markas utama!" kata Theo memberitahu destinasi selanjutnya

Moura yang masih bingung akan apa yang terjadi kembali dibuat bingung dengan mengapa dia dilibatkan? "tunggu dulu, kenapa gw harus ikut sama lu bedua. Gw ga ada urusannya dengan ini semua!" ucap Moura sambil membuka pintu mobil dan melompat turun.

Moura jatuh dengan lutunya sebagai tumpuan. Yang mengakibatkan dia sulit berjalan. "aw..." Moura meringis merasakan lututnya yang sakit.

Theo yang kaget melihat Moura langsung turun dengan santai.

"gw ga tau kenapa lu dilibatin disini dan ini perintah atasan gw." kata jack sambil berusaha memborgol tangan Moura

Moura yang tidak terima tangannya di borgol terus memberontak "apa apaan lu, gw ga perlu di borgol"

Dengan kesal Theo membuat Moura tiarap di tanah dan memborgol Moura dari belakang. Setelah selesai Moura di tuntun untuk memasuki mobil kembali.

"mesti banget diborgol apa the?" kata Jack ketika melihat Moura diborgol dengan luka di kedua lututnya.

"yauda gw lepas lagi tapi jangan salahin gw kalo lu ikut dipukulin!" ancam Theo

"janganlah the, jelek lu becandanya"

Moura yang merasakan dirinya dipermainkan merasa marah "gw ga tau apa yang terjadi disini yang gw tau beberapa jam yang lalu gw ada pemotretan. Tapi sekarang gw terjebak sama 2 orang kayak kalian" ucap Moura sambil menangis. Moura hanya pasrah ketika theo menidurkannya di jok belakang mobil itu.

Theo mencari sesuatu di belakang mobil. Ketika sudah menemukannya dia masuk kedalam mobil. Tapi dia masuk ke tempat Moura berada dia duduk didekat kaki Moura dan mulai mengobati kaki Moura.

"udah gausah diobatin" kata Moura sambil berontak

"gw ga perlu buat ngiket kaki lu kan?" ancam Theo dengan santai

"terserah lu aja!" ucap moura dengan tidak peduli

Jack kembali melajukan kendaraannya di jalan yang sangat sepi ini.

Ketika Theo selesai mengobati kaki Moura langsung bangkit. "gw lepasin borgolnya tapi lu janji ga bakal berontak" kata Theo dengan santai"

Moura yang suda tidak peduli hanya menjawab "gausah gw ga bisa janji"

"yauda" kata Theo sambil membuang kunci bkrgol Moura ke jalanan.

Moura kaget melihat apa yang dilakukan Theo

"Theo itukan kunci borgol gw"

"iya"

"kenapa lu buang?"

"lu ga mau dibukakan?" jawab Theo dengan santai sambil mendudukan Moura

"ga gitu maksud gw" kata Moura dengan kesal

"gausah panik kali, ga mungkin gw ngebuang itu" kata Theo sambil memamerkan kunci borgol yang lain ditangannya.

"mau gw buka ga?"

"m.. mau" jawab Maura dengan gugup

Theo yang berada di depan Moura langsung memajukan badannya. Tangannya langsung menuju ke belakang badan Moura dari sampimg tangan Moura. Jarak wajah Moura dan Theo tidak lebih dari 5 cm.

Moura mengagumi wajah Theo dari jarak itu. Ternyata Theo cukup tampan.

Theo yang menyadari kalau dia diperhatikan. Langsung memajukan bibirnya secara cepat ke bibir Moura.

"ayolah disini ada gw, jangan bikin dunia sendiri dong!" kata Jack yang membuat Maura salah tingkah.

"Theo..." panggil Moura dengan pelan

"apa?"

"itu yang pertama" ucap Moura dengan sedih

.......

"Bang ini kita mau kemana?" tanya Marie ketika menyadari bahwa ini bukan jalan menuju rumahnya

"kita pergi Mar..." Jawab Philipe

"kemana? Keluar negeri?"

"iya"

"katanya semua penerbangan dibatalin bang"

"udah kamu diem aja"

Tak lama pembicaraan itu selesai mereka sampai ke sebuah gerbang yajg dijaga dengan ketat. Gerbang itu dijaga oleh banyak pria berbaju loreng dan membawa senjata laras panjangnl di tangan mereka.

Tapi ketika mobil Philipe ada di depan gerbang mereka langsung membuka pintu gerbang tersebut.

"kita perginya dari sini bang?"

"iyaa...."

Philipe langsung memarkirkan mobilnya.

"ayo turun" kata philipe sambil buka pintu

"katanya pergi ke luar negeri bang, kok ga bawa baju salin? Emang kita perginya sebentar bang?"

"Marie. Ikutin abang aja yaa" ucap Philipe yang sudah kesal

Seorang pria lamgsung menjabat tangan Philipe dan langsung di sambut oleh Philipe.

"ayo langsung aja ke heli, frans anter dia" suruh pria itu ke anak buahnya.

Marie langsung menggandeng tangan Philipe karena takut hilang.

Philipe yang merasa tangannya digandeng langsung mempereratnya untuk memberikan rasa kenyamanan kepada adik yang sangat ia cintai ini.

Setelah meninggalnya orang tau Philipe dan Marie 4 tahun yang lalu Philipe dan Marie berjuang sendiri. Philipe yang memiliki sebuah bengkel berusaha keras agar Marie dapat bersekolah dengan layak.

Namun beberapa bulan yang lalu Philipe menemukan sebuah buku di lemari orang tuanya.

"Mereka mempunyai bentuk yang beraneka ragam, entah apa kita menyebutnya. Mereka dari jauh"

"5+5=10 ❌

5+5=15  ✅"

"Langit mendung berwarna hitam..."

Catatan itu terpotong. Philipe langsung memberitahu niko seorang yang memiliki jabatan di militer. Awalnya Niko tidak percaya, tetapi setelah ia tahu bahwa itu catatan milik orang tua Philipe satu bulan sebelum mereka meninggal Niko langsung bertanya apa yang harus dilakukannya. Niko melakukannya karena Niko orang tua Philipe pernah berpesan kepada Niko

"antarkan Marie dan Philipe dan 4 orang lainnya ke athena"

Ketika Niko ingin bertanya apa maksudnya dan siapa 4 orang itu. Orang tua Philipe menghembuskan nafas terakhirnya.

2 bulam sebelum Orang tua Philipe dan Marie meninggal mereka mengidap penyakit aneh. pupil mata mereka membesar. Kulit mereka selalu basah. Itulah yang membuat Marie bertekad menjadi seorang dokter.

Sesampainya Philipe di heli dia kaget karena sudah ada 4 orang asing di dalamnya.

"Louis?" tanya Marie

"kalian harus cepat pergi sebentar lagi semua aktifitas udara dihentikan." ucap Frans

"aku hanya ingin Mengucapkan selamat tinggal tadi" kata Louis ke Marie

"Tapi kau malah melukai adikku dan memanggil security" sambung Louis

"Maksudnya?" tanya Moura

"ngga ngga" jawab Louis dengan salah tingkah

Semuanya bingung, tidak tau apa yang terjadi mereka hanya saling diam.

.......

Sementara itu di ruang sidang....

"wahai umat manusia, kami adalah saudara kalian. Kami berasal dari planet Tiranis." ucap si pemimpin yang

"apakah plamet Tiranis menggunakan bahasa manusia?" tanya pemimpin negara A

"tentu saja tidak, tetapi kami dapat menguasai bahasa kalian karena ilmu pengetahuan kami sangat maju." katanya dengan sombong

"lalu apa tujuan anda wahai makhluk dari planet Tiranis datang ke planet kami yang ilmu pengetahuannya tidak seperti planet kalian?" Tanya pemimpin negara yang lain dengan sedikit geram.

"kami ingin berbagi ilmu pengetahuan dengan kalian dan kami ingin menjalin aliansi dengan kalian." sambil melemparkan sebuah tabung yang tidak terlalu besar. Tabung itu berubah menjadi hologram yang menampilkan banyak sekali informasi

"buku sudah musnah di planet kami, bangunan bangunan tinggi kalian ini adalah bangunan mewah kami 2000 tahun yang lalu" kata dia sambil berdiri "pelajari saja itu, maka kalian akan menjadi lebih kuat seperti sekarang" kata dia sambil pergi

Para pemimpin negara tergiur dengan benda itu dan mulai memperdebatkan siapa yang menggunakannya terlebih dahulu.

To be continued...