"Kak leo?"
Suara gadis kecil terdengar disepanjang lorong rumah, sepertinya ia sedang mencari keberadaan seorang yang ia sebut kak leo tadi.
"Kakak dimana?" Tak mendengar sahutan dari leo membuat gadis itu kembali berteriak.
Seluruh ruangan telah ia cek, dan ia tak kunjung menemukannya.
Sampai akhirnya sebuah pintu sedikit terbuka dan menampakkan seorang lelaki kecil yang sedang melihat ke arah langit malam. Dan tentu itu adalah leo.
"Kak leo?" Suara gadis itu terdengar kecil, memastikan kalau yang ia lihat memanglah leo.
"Vare? Itu kah engkau?" Tanya lelaki itu tanpa memalingkan wajahnya dari keindahan langit.
"Kakak sedang apa? Aku mencarimu dari tadi"
Ujar gadis itu, lalu menatap leo dengan lekat.
"Aku sedang memandangi bintang, lihatlah bintang itu"
Ujar leo sambil menunjuk sebuah bintang yang sangat terang, senyumnya juga tersungging menampilkan kedua lobang di pipi nya.
"Wah indahnya!!"
Gadis itu teriak histeris saat menemukan apa yang leo tunjuk, terlihat bintang yang sangat terang menambah keindahan setengah bulan dimalam ini.
Saat kedua anak itu sedang menatap langit, tiba tiba gadis yang awal nya tersenyum tiba tiba menangis.
"Kau kenapa?" Tanya leo saat menatapi setetes air jatuh di pipi gadis itu.
"Besok ulang tahunmu, hiks tapi besok aku sudah pergi. Aku kemari untuk memberi tahu mu kak,hiks" gadis itu menangis sambil memeluk leo, leo yang mendengar penjelasan gadis itu sedikit mengkerutkan wajah nya.
.
.
.
.
.
Bruk!!!
"Naomi!!!!!"
_______
"Tidak!!" Teriak naomi tersadar dari lamunannya, kini keringat bercucuran dengan deras di pelipisnya, nafasnya juga terengah engah.
"Kenapa memori itu selalu terbayang disaat gue natap langit malam?" Yah, kini naomi sedang berada di dalam kamarnya dan menatap langit malam melalui jendala nya.
"Enggak, enggak, enggak!!. Siapa sih leo itu??" Seketika kepala naomi terasa sangat sakit, ia meraung raung di kamarnya.
Mendengar suara teriakan, santi (ibu naomi) berlari kencang memasuki kamar putrinya, untuk mengecek bagaimana keadaan sang putri.
Saat santi masuk, ia melihat naomi sedang menangis histeris, sambil menjambak rambutnya sendiri, terlihat jelas jika ia sedang menahan sakit yang amat parah.
"Naomi, apa yang terjadi? Hentikan nak, jangan menyakiti dirimu sendiri!!" Teriak santi sambil memeluk naomi, berharap naomi menjadi tenang dan normal kembali.
"Ma, ma, mama..." kini naomi telah tenang dan membalas pelukan santi.
"Shhhh, jangan nangis sayang, mama disini.."
"Ma?" Naomi melepas pelukannya, dan menatap santi dengan lekat
"Iya kenapa sayang?"
"Apa yang terjadi sebenarnya? Siapa itu leo? Kenapa langit malam? Kenapa disaat naomi lihat langit malam, memori tentang leo selalu berputar di kepala naomi?dan..dan" suara naomi terputus akibat santi
"Ssshhh, tenang lah dulu...nanti mama jelaskan"
Naomi mengangguk didalam pelukan santi, ia menutup mata merasakan kenyamanan.
Sementara santi berteriak untuk meminta bibik membawakan minuman untuk naomi, bibik pun datang membawa air. Yang langsung diminum oleh naomi.
"Baiklah, apa naomi telah tenang?"
Tanya santi pelan pelan, saat naomi telah selesai dengan minumnya. Setelah itu naomi mengangguk sebagai jawabnnya.
"Mama akan menjelaskan, tapi kalau naomi merasakan sakit saat mama menjelaskan. Maka mama akan menghentikannya, oke?"
"Oke"
"Dulu, Leo, adalah teman masa kecilmu. Ia juga anak dari tetangga kita dulu saat kita di bandung. Kalian sangat dekat, setiap hari kalian akan bermain bersama. Kalian berselisih 2 tahun, hingga kau memanggilnya kakak. Naomi pernah bilang ke mama, kalau kau sungguh mencintai leo. Yah, walau mama tau, saat itu kau masih kecil, tapi mama yakin kalau kamu sungguh mencintai leo. Terbukti, walau kamu mengalami kecelakaan dan membuat mu kehilangan ingatan, namun naomi tetap mengingat leo. Walau hanya dengan sepotong memori, yang barusan kau lihat" santi terkekeh,
"Tapi, mengapa memori itu hanya datang disaat aku liat langit?dan hanya malam?" tanya naomi setelah merasa kebingungan dengan semua penjelasan yang di berikan sang mama.
"Leo sangat menyukai langit malam, saat kamu sering kerumah leo, kamu akan liat leo di jendela kamarnya. Bahkan, kalian sering nonton bareng. Tapi sayang, kita telah pindah ke jakarta karena... insiden kecelakaan yang kamu alami, namun tenang, aku pernah mendengar kabar kalau keluarga leo, juga sedang berada di jakarta sekarang. Kau harus mencarinya ok??"
"Dimana aku harus mencarinya ma?"
"Nanti, mama akan membantumu. tak perlu mencari jauh, sayang, Dia ada disekitarmu. Dan yah, sekolah baru mu besok yang akan membantumu"
"Emm ok ok! mah, kan mama bilang kalo aku ke rumah si leo leo itu, pasti kami nobar ya? emang aku sering Nonton apa?"
"Nonton langit" santi tertawa keras, sedangkan naomi menatap mama nya dengan aneh, apa selera humor mama serendah ini?
"Dan juga..."ucapan santi terpotong saat naomi kembali teriak kesakitan.
Seketika pusing kembali ke kepala naomi, dan yah... santi menghentikan penjelasannya.
Ditengah naomi yang sedang berteriak histeris, santi bergumam kecil
"Maaf kan mama nak, tapi mama janji, akan menyatukan kalian berdua, demi menghilangkan memori yang menyiksa mu itu dan akan menggantinya dengan kebahagiaan"