Chapter 26 - 26

"Kenapa nggak lo suruh masuk dulu sih tadi. Malah disuruh pergi. Kalo, gue tahu Lingga yang nganter lo udah gue tahan deh," gerutu Kilau.

"Ya elah, Kil. Lingga tuh ada urusan, sibuk. Jadi, nggak bisa mampir. Mungkin, lain kali dia bakal main deh  ke rumah lo," kata Cantik asal ngomong saja. Kemudian, memasukkan kue nastar ke dalam mulutnya.

"Emang dia bilang mau main ke rumah? Kapan?" tanya Kilau memperhatikan wajah Cantik dari samping dengan penuh tanda ingin tahu besar.

Cantik menjawab, "Kapan-kapan."

Kilau mengepoutkan bibir ke bawah. Lalu, pikirannya tertuju pada Cantik.

"Lo kenapa bisa sama Lingga?" Kilau memelototkan matanya. "OH! ATAU JANGAN-JANGAN LO SAMA DIA HABIS JALAN-JALAN YA??!"

Cantik kaget dengan tuduhan itu.

"Ya enggak lah! Lo ngomong suka ngadi-ngadi!"

Kilau masih menatap Cantik dengan curiga.

"Yang bener???"

Cantik berdecak. "Iya, Kil. Enggak sengaja ketemu di jalan. Terus dia nawarin tumpangan. Kebetulan, jalanan lagi sepi banget. Ya, gue mau-mau aja deh, mumpung ada yang gratis ini. Lebih tepatnya, mumpung ada orang lewat yang dengan senang hati memberikan gue tumpangan," kata Cantik, lalu meneguk air botol minumnya sendiri.

Kilau mulai sedikit tenang. Tiba-tiba, Cantik menyenggol siku Kilau. Kilau pun menoleh dan berdehem.

"Hum?"

"Eh, tadi itu siapa? Ada cowok cakep di rumah lo. Sepupu?"

Kilau geleng-geleng kepala.

"Bukan?"

Kilau geleng-geleng kepala lagi.

"Tapi.., kok gue rasa pernah liat gituh ya orangnya..." Cantik mula mengingat-ngingat. "Enggak asing gituh mukanya."

"Cowok yang tadi duduk di ruang tengah sambil nonton tv itu adalah kakak tiri gue, Tik."

Cantik memelototkan matanya kaget, cewek itu terkejut setengah mati. Karena, bertepatan dengan Kilau berbicara demikian, otaknya mengingat siapa cowok itu. Cantik memang pernah melihatnya dan tahu siapa cowok itu.

"DIA ADALAH KAKAK TIRI ELO, KIL??" Suara Cantik menggema di seluruh sudut kamar Kilau.

"Iya. Tapi, tolong jangan kasih tahu siapa-siapa, Tik."

Cantik mengangguk paham. "SIAP, GUE BAKAL JAGA RAHASIA INI."

Kilau tersenyum lega.

"Coba lo jelasin, kenapa alasan lo kemari dan kenapa bisa ketemu Lingga di jalan? Ih kok gue nggak seberuntung elo sih, Tik! Gue yang suka sama Lingga dan berharap jalan sama dia hari ini, malah di kalahin sama elo. Nggak adil banget hidup tuh!"

"Apaan sih, Kil. Dengerin ya, jadi gini..."

Cantik pun menceritakan semua dari A-Z. Kilau menyimak dengan saksama.

"Oh, jadi gitu?"

"Iya!"

"Yang sabar deh, cowok nggak satu kok di dunia. Banyak jauh lebih baik dari dia. Jangan sedih ya, Tik. Lo nggak pantes sama cowok yang kayak gituh, ih kalo gue mah amit-amit!"

Tiba-tiba notifikasi handphone milik Cantik berbunyi. Tanda pesan masuk.

Kilau memperhatikan ekspresi wajah Cantik yang terlihat kaget.

"Kenapa?"

"Bukan apa-apa," jawab Cantik tanpa menoleh melihat wajah Kilau di sampingnya. Setelah berkata demikian, Cantik menggerakkan jari-jarinya, membalas pesan masuk yang tadi. Selagi Cantik fokus menatap layar handphone Kilau berusaha mengintip.

Berhasil mengintip, Kilau tersenyum setelahnya. Ia tahu pesan masuk dari siapa itu.

"Bentar ya, Tik. Mau ke kamar mandi dulu," kata Kilau. Lalu, berdiri. Cantik menoleh dan menginjinkan.

Kilau pergi masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamar. Cantik masih berkutat dengan benda pipih itu. Pikirannya mengawang-ngawang.

"Lo tahu dari mana nomer hape gue, jelek?!"

"Dari abang-abang konter langganan lo."

"Mau lo apa sih? Nggak puas sering ganggu gue di sekolah?!"

"Nggak! Niat gue cuma mau silaturahmi aja kok sama lo. Nggak ada niatan jelek sama sekali. Cuma, mau memperbaiki hubungan."

"Idih! Mendadak baek lo! Kerasukan nih pasti."

"Enggak! Mau ya jadi temen gue."

"Kesambet arwah pohon nangka lo?!"

"ASTAGA, DU! LO BENERAN MAU GEBETIN TUH CEWEK??!'

"ANJING! DIEM MULUT LO BEGO! ENTAR DIA DENGER SIALAN!"

"Apaan sih?!"

"Haloo?"

"APA? SIAPA TUH TADI?"

"Eh! Enggak ada! Siapa? Lo ngomong apaan sih? Orang gue aja kok disi-"

"BOHONG! ADA GUE UNTUNG, MENANG, SAMA KAMING. KITA LAGI KUMP-EMBBHHHHHH!!!"

"Ehee, udah dulu deh. Entar gue telpon balik! Bye!"

Cantik segera menjauhkan handphone nya dari telinga tatkala panggilan dimatikan.

Kilau membuka pintu kamar mandi. Menghasilkan bunyi ceklek membuat Cantik menoleh. Dimasukkannya kembali benda pipih itu ke dalam tas.

"Siapa yang telpon?"

"Nggak ada," jawab Cantik bohong.

Kilau menyunggingkan senyumnya dan duduk kembali di samping Cantik, lalu menyentuh pundak kiri Cantik. Cantik menunggu apa yang akan di katakan Kilau.

"Tik, gue tahu yang nelpon lo barusan pasti Padu kan?"

Cantik kaget.

"Lo tahu? Ah! Lo ya yang kasih nomer hape gue ke dia? Iya kan?!"

Kilau meringis.

"Ih! Kil! Kok, lo gitu sih?!"

"Dengerin gue dulu, Tik. Ya.., maap. Tapi, ini tuh demi kebaikan kita semua. Percaya deh sama gue!" kata Kilau sambil menepuk sekali pundak temannya itu.

"Kebaikan macam apa? Yang ada entar makin gila gue di gangguin terus sama Padu!"

"Digangguin kek apa sih emangnya? Lagian, gue liat-liat Padu nggak pernah gangguin lo yang kek gimana-mana. Lo nya aja yang geer."

"Enak aja kalo ngomong! Dia sering ngatain gue pendek!"

"Lah?? Elo sering ngatain dia jelek! Padahal, Padu tuh nggak jelek kok, ganteng," kata Kilau dengan kedua mata yang mengipit.

Mendengar Kilau memuji Padu demikian. Cantik reflek menirukan gaya seolah ingin muntah.

"Wleek! Ih bisa-bisanya elo muji tuh cowok! Entar, demam baru tahu!"

Kilau geleng-geleng kepala mendengar perkataan Cantik Barusan.

"Nggak sampai demam juga kali! Lo ngomong suka ngaco ah! Nih ya tolong dengerin apa kata gue, Tik. Jangan pernah benci kelewatan sama orang. Keadaan itu kadang bisa berubah semudah membalikkan telapak tangan. Mungkin, saat ini lo benci sama dia, tapi bisa jadi suatu saat lo adalah orang yang paling cinta sama dia!"

Cantik melototkan matanya karena kaget atas ucapan itu. Reflek, Cantik mendorong Kilau ke samping hingga Kilau jatuh ke lantai kamar bersama guling yang ia pegang.

Toeng.

"Kil!"

"Aduh, Tik! Jahat banget sih?! Kok main dorong gue, kejungkel deh!"

Cantik langsung berdiri dan menolong Kilau seraya minta maaf.

"Maaf-maaf gue nggak sengaja. Tangan gue nih nakal!"

Kini, Cantik dan Kilau kembali duduk di tepi ranjang.

"Maaf elah, Kil. Nggak sengaja juga, lagian elo ngomong suka bercanda."

"Siapa yang bercanda, tadi itu serius," jawab Kilau benar-benar menunjukkan ekspresi seriusnya.

Cantik menarik napas. "Au ah! Males gue jadinya, kok malah ngomongin hal kek gitu."

Kilau mendengus.

"Serah deh, gue cuma ngingetin doang. Lo sama Lingga hampir sama!" kata Kilau yang telah membaringkan dirinya di atas kasur sambil mengamati langit-langit kamar. Cantik menoleh. Lalu, ikut membaringkan diri di atas kasur dan mengamati langit-langit kamar.

"Kenapa sama?"

"Kalian berdua mungkin saat ini nggak suka sama gue dan Padu. Tapi, gue di pihak yang suka, yakin. Yakin, di hari kemudian Lingga bakal suka sama gue. Karena, terkadang karma itu berlaku. Banyak orang yang kadang suka jilat lidahnya sendiri. Awal bilangnya benci, diakhir mereka kejebak sama perasaannya sendiri. Benci yang jadi cinta," terang Kilau di akhiri dengan senyum tipis.

Cantik memperhatikan wajah Kilau dari samping.

Deg.

Tiba-tiba, Cantik mengatakan suatu hal membuat Kilau langsung bangkit dari pembaringannya.

"Kil, lo nggak ada persiapan apapun gitu buat Lingga? Tuh cowok besok ulang tahun loh."

"APAAA?!"

"IYA!"

"TAHU DARIMANA? BESOK TANGGAL BERAPA SIH?"

"TAHU DARI SOSMED! BESOK TANGGAL 4 AGUSTUS!"

"YA AMPUN KOK BISA KELANG SEHARI SIH!" kata Kilau menyadari jika ulang tahunnya dengan Lingga hanya berjarak satu hari. "KOK GUE NGGAK TAHU!"

"LAH??! EMANG LO NGGAK TAHU?"

Kilau menganggukkan kepalanya keatas kebawah.

"IYA! GUE KAN NGGAK MAIN SOSMED, TIK."

"YEE..., MAKANYA BUAT AKUN IG, FB, ATAU APALAH! JANGAN WA AJA LO PUNYA!"

"NANTI BUATIN YAH, TIK! AKUN IG AJA DEH!"

"OKE."

"Jadi, hari ini gue kudu nyiapin sesuatu buat dia, Tik?! Temenin gue beliin kado yuk, Tik. Sama beli bahan-bahan buat bikin kue!"

Kini, Kilau sudah berlari menuju lemari pakaiannya. Bersiap-siap untuk pergi.

Cantik bangkit dari pembaringannya. Memperhatikan Kilau yang sedang mengerayaki isi lemarinya.

"Kenapa nggak beli aja sekalian kue nya?"

"Biar lebih istimewa aja buat sendiri," jawab Kilau sambil fokus mengerayaki isi lemarinya.

"Emang lo bisa bikin kue ulang tahun?"

"BISA DONG!" jawabnya semangat 45.

Cantik berohria.

"AYOK, TIK! KITA CABUT SEKARANG!"

"Lo aja belum ganti baju!"

Kilau pun segera mengenakan pakaian itu masuk ke dalam kamar mandi. Cantik menunggunya dari luar. Sembari menunggu Kilau dengan urusannya. Cantik berjalan niatnya ingin pergi ke balkon kamar. Namun, langkahnya terhenti ketika melihat beberapa paperbag, buket bunga, dan kado kecil berpita merah muda.

Cantik meraih sebuah tulisan di atas meja belajar. Sebuah amplop kecil warna putih bertuliskan tangan yang bunyinya :

Selamat ulang tahun, Kil. Semoga lo suka hadiah gelang dari gue. Tolong di pake ya, dan di jaga baik-baik. Itu gue yang milihnya sendiri. Gue rasa gelang itu bakal cantik banget kalo lo pake.

"Wish u all the best!"

F. Anton.

Kilau keluar kamar mandi dengan senyum lebar. Tiba-tiba Cantik memeluknya erat. Kilau kebingungan. Ditepuknya punggung Cantik pelan berkali-kali.

"Tik lo kenapa??"

Cantik sesegukan. Cewek itu menangis. Kilau kaget saat merasakan jika pundaknya basah dan mendengar isak tangis.

"Tik lo kenapa?! Abis liat setan ya di kamar gue?!"

"Maafin gue..."

"Lah kenapa sama lo???"

Kilau menjauhkan diri dari Cantik. Lalu, memperhatikan wajah temannya itu saksama. Cantik menghapus airmatanya dipipi, lalu bilang, "Maaf, Kil. Kita sebagai temen emang nggak peka dan perhatian sama lo. Tapi jujur, kita emang nggak pernah tahu soal lo."

"Apa sih, lo ngomong apa?"

"Hari ini untuk kali pertamanya gue bilang, selamat ulang tahun buat lo."

Kilau tertegun. Terdiam sesaat. Cantik kembali memeluknya.

"Yang terbaik buat lo, Kil. Semoga apa yang lo harapkan bisa terkabul. Apapun itu! Maaf, gue belum bisa kasih apa-apa untuk saat ini. Janji, gue bakal kasih lo hadiah."

Kilau tersenyum tipis. Cantik melepaskan pelukkannya. Kilau melayangkan senyuman hangat.

"Makasih ya, Tik. Jangan rasa bersalah gitu, emang dasarnya gue yang nggak mau kasih tahu soal kelahiran gue sama siapapun. Tapi, terimakasih atas doanya. Dan lo nggak perlu kok kasih hadiah, cukup doa aja udah bersyukur dan makasih banyak."

"Semoga lo bisa dapetin apa yang lo mau, Kil. Apapun keinginan lo bisa terwujud."

"AAAAMIIIINNN!"

"GUE MAU LINGGA JADI JODOH GUE, DOAIN DONG!"

"YEE, MAKSA! MINTA SAMA TUHAN LAH! BUKAN SAMA GUE, KIL!"

"YA ELAH! GUE MINTA TOLONG LO DOAIN JUGA, SUPAYA MAKIN CEPET DI JABAHNYA!"

Cantik menghela napas.

"IYA! DENGER NIH.."

Kilau mengangguk.

"YA ALLAH SEMOGA ENGKAU JADIKAN KILAU DAN LINGGA BERJODOH. SINGKIRKANLAH APA YANG DAPAT MENGHALANGI MEREKA UNTUK DEKAT. AAAMIIIN!"

"NAH ITU BARU GUE SENENG!"

"DASAR, ANEH!"

🌵🌵🌵