Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Scenario Cinta April & Adit

🇮🇩Queen_Septhyanna
--
chs / week
--
NOT RATINGS
4.6k
Views
Synopsis
Aprillia Safitri gadis manis berlesung pipi yang akrab di sapa April tersebut tinggal di kota Surabaya, karena tugas kerja Ayahnya April harus ikut kedua orang tuanya untuk pindah ke kota Metropolitan yakin Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Di sekolah baru nya April bertemu dengan laki-laki yang super duper jahil, Aditya Kurniawan yang merupakan teman Sekelasnya, selain terkenal bandel dan Jahil Aditya merupakan anak salah satu pemegang saham di sekolah tersebut, sehingga membuat Oknum sekolah tidak bisa melakukan apapun untuk menegurnya. Bagaimanakah Awal mula pertemuan mereka? Bagaimana Akhir Kisah Mereka? Happy Ending atau Sad Ending... Nantikan kisahnya dalam Novel ini.... Cerita Ini Hanya Fiktif Belaka, Apabila ada kesamaan cerita maupun kisah, tegur saja aku, salam Untuk Sahabat QDS dimanapun anda berada. jangan lupa follow ig saya queen.septhyanna_
VIEW MORE

Chapter 1 - Bab 1

Sore hari yang indah, Gadis cantik berlesung pipi itu baru saja pulang sekolah. Ya, gadis manis dengan lesung pipi bernama lengkap Aprilia Safitri itu tengah memasuki halaman rumahnya.

Kreettt.....

Aprill membuka pintu rumahnya itu, membuat sang bunda yang tatkala itu sedang berada di ruang depan kaget.

" Ya Ampun April, udah berapa kali bunda bilang. kalau masuk rumah Ketuk pintu dulu lalu ucap salam." celoteh sang bunda yang kala itu sedang bersiap-siap.

" Assalamualaikum bunda," ucap April dengan senyum manis menunjukkan lesung pipinya.

" Waalaiikumsalam," jawab bunda fatimah sambil menggelengkan kepala dan melanjutkan aktifitasnya.

" loh bund, kok barang-barang di kemas. emang kita may kemana bund?"

" Ya Allah April, kan minggu depan kita akan pindah sayang. ayah ada tugas di Jakarta jadi kita akan pindah ke sana."

" Terus bund, gimana dengan sekolah April?"

" Ya Ikut pindah sayang. Ayah dan Bunda akan mengurus surat pindah mu sekarang yang kamu lakukan adalah kemasi barang-barangmu, jangan sampai ada yang tertinggal."

" Emang kita lama bund di Jakarta? Lalu gimana dengan rumah ini?"

" Pak Rohmat dan Simbok akan mengurus nya."

" Bund kita masih punya waktu berapa hari, April harus berpamitan dengan teman -teman April?"

" Besok kamu bisa pamit kepada mereka. Sekarang kamu ganti baju sana terus makan.

" Baiklah bunda."

Dengan langkah gontai April pergi ke kamarnya, ia menyeka bulir-bulir air matanya yang jatuh mengalir di pipi indahnya, ia tak bisa membayangkan bagaimana rasanya jauh dari teman temannya dan juga harus mengenal teman baru, semua pasti berat di kota yang baru dan harus mengenal orang baru.

Tapi kenyataan ia memang harus merasakan semua itu, tidak boleh mengeluh atau putus asa.

April mengganti seragam sekolahnya dengan baju santai, kemudian ia berjalan kembali ke ruang depan dimana bundanya tadi berada.

" Loh April, makan dulu habis itu terserah kamu mau ngapain..." ucap sang bunda dengan senyuman dan menggeleng-geleng.

" Baik bund,"

April kembali melangkahkan kakinya dengan malas menuju ruang makan, disana sudah ada simbok yang siap melayaninya. April menatap wanita paruh baya yang sudah mengasuhnya sejak kecil itu dengan mata Berkaca-kaca.

" Non, kamu kenapa kok nangis?" tanya simbok sambil menyendokkan nasi ke piring April.

" Mbok, April harus pindah ya? itu artinya April harus jauh dari simbok."

" Kamu sudah gede non, makan tidak perlu lagi simbok suapin, tidur tidak perlu lagi simbok gendong, jadi jangan sedih toh simbok masih ada di rumah ini.

" Iya mbok, tapi siapa yang akan temenin April saat bunda sibuk dengan Teman-teman Arisannya, saat sibuk dengan urusannya."

" Disana akan banyak orang baru yang baik dengan non April, jadi jangan khawatir ya." Simbok mengelus rambut April dengan penuh kasih sayang,

April mulai memasukkan sesuap demi sesuap nasi yang ada di piring, hingga nasi tersebut habis tak tersisa. ia minum air putih hingga gelas bening tersebut kosong melompong, kemudian beranjak hendak pergi.

" Mau ke mana non?"

" Ke kamar mbok,"

" Ingat jangan rebahan habis makan,"

April menoleh kemudian ia memeluk wanita paruh baya yang telah mengurusnya sejak kecil tersebut dan menangis di pelukan mbok Itun.

Wanita paruh baya tersebut ikut menangis menyadari ia juga sangat menyayangi anak asuhnya tersebut, tetapi keputusan majikannya membawa April pindah sudah sangat tepat karena selama ini April tidak terlalu dekat dengan kedua orang tuanya.

..