April tengah berada di jalan menuju sekolahnya, karena jarak dari rumah ke sekolahnya tidak terlalu jauh April memilih untuk berjalan kaki dengan dua orang temannya yakni Dini Dan Dinda. April menunduk sifat jail dan cerianya mendadak lenyap tak tau apa yang harus di katakan kepada kedua sahabatnya itu.
Ia hanya diam seribu bahasa karena dia sendiri bingung harus memulai dari mana, tetapi dua sahabatnya itu menyadari kegelisahan April.
"Pril, kamu kenapa kok cemas gitu? Kamu sakit, ga biasanya kamu loyo kaya ga ada semangat gitu?" Dini berucap. Suaranya terdengar samar di telinga April.
"Woy, kamu kenapa pril?" teriak Dinda di telinga April yang membuat remaja itu menoleh.
"Ya, apa ha…" ucap April kaget.
" Kalau punya masalah cerita dong jangan simpan sendiri."
" Apa sih ga ada apa-apa."
" Jujur aja pril,"
"Hem… gini aku harus ikut ayah pindah ke Jakarta. Jadi kalau aku punya salah sama kalian, terkadang candaku berlebihan aku minta maaf ya" ucap April ia menangis air matanya megalir deras hingga tak sadar dua sahabtnya ikut menangis dan memeluknya.
Setelah berpamitan kepada kedua sahabatnya di lanjutkan berpamitan kepada, semua sahabatnya di sekolah dan juga guru gurunya. Hari itu menjadi hari yang mengharukan untuk April sekaligus paling menyedihkan karena ia harus berpisah dengan sahabat sahabatnya sebelum waktunya.
Siang hari tepat waktunya pulang sekolah, ayah dan bunda April menjemputnya ke sekolah. Sekaligus ikut berpamitan kepada semuanya, Dini dan Dinda memeluk erat April
" Jangan lupakan kita ya pril," ucap Dini di pelukan April sambil menangis.
" Engga kok siapa yang lupain kalian, mana bisa aku lupain kalian."
" Nanti setelah lulus kita berdua akan kuliah di Jakarta siapa tau bisa satu kampus dengan kamu."
" Om tante maafin Dini dan Dinda ya jika kita berdua bandel,"
" Dini Dinda kalian itu udah seperti anak kita berdua jadi jangan sedih lagi ya, toh Cuma ke Jakarta ga jauh jadinya jangan sedih ya. Nanti kalian bisa ke sana atau dinda ke sini."
" Iya Om Tante,"
Dini dan Dinda mencium punggung tangan kedua orang tua April kemudian sekali lagi memeluk April.
April naik mobil yang di kemudikan oleh ayahnya sementara Dinda dan Dini tidak ikut bersama mereka karena masih ada pelajaran tambahan untuk mereka berdua.
Sementara itu di kamar yang megah dalam salah satu perumahan elite di Jakarta seorang laki-laki tengah bermain game di dalam kamarnya yang megah itu.
" Shit.. kalah lagi dasar solo player ga ada akhak," umpat laki-laki berkulit putih tersebut.
Yah laki-laki itu adalah Aditya Kurniawan, anak seorang pengusaha dan juga pemegang saham di sekolah yang ia tempati untuk menuntut ilmu. Adit tengah memainkan game yang popular di kalangan anak muda jaman sekarang yakni Mobile Legend Bang Bang.
Ponsel Iphone keluaran terbaru tersebut di lemparnya k e sembarng arah, setelah berkali-kali losstreak ia memutuskan untuk meninggalkan tempat tidur ternyamannya itu menuju ke arah dapur membuka kulkas dan mengambil sebotol air minum, kemudian ia membuka tutupnya dengan kasar dan meneguk isinya.
Ceceran air yang mengalir menetes di sudut bibirnya sampai jatuh di kaosnya.
"Ya Ampun Adit, yang bener kalau minum." Ucap Luxy Kurniawan yang tak lain adalah kakak Adit.
" Maaf kak," ucap Adit.
" Kamu kenapa?"
" Kalah push rank kak,"
" Astaga gitu doang marah dasar budak game,"
" Yah kaka kok gitu sih?"
" Ya udah maaf,"
" Mama dan papa kapan balik kak?"
"Sabar ya,"
" Iya kak."
Adit terduduk di kursi di dapur rumahnya ia merindukan kedua orang tuanya tetapi mau bagaimana lagi, kesibukan mama dan papa nya membuat mereka jarang berkumpul walaupun itu hari raya sekalian.
🦋Hai Semua Salam kenal, jangan lupa follow ig saya queen.septhyanna_