"A-ah, maaf..."
Panik, Alexa cepat-cepat mengusap pipinya dengan tangan dan bajunya.
Alexa tidak bisa menahan dirinya untuk tidak menangis. Segala rindunya yang terlupakan, muncul kembali dengan sangat tiba-tiba. Dia masih muda, dan kehilangan orangtua di usia terlampau muda jelas-jelas membuatnya broken home. Ditambah lagi, dengan orang tua angkatnya yang sama sekali tidak pernah bersikap baik padanya, merupakan sebuah keajaiban jika Alexa sama sekali tidak berpikir untuk mengakhiri hidup.
Kakaknya pun sama saja. Dia tidak pernah terkesan berusaha mencarinya. Alexa bahkan yakin jika kakaknya tidak pernah rutin datang setiap tahun untuk menyambangi makam orang tuanya. Jika datang pun pasti tidak tepat pada tanggal peringatan kematian mereka.