"Aku adalah saudara Gaerdis, tapi bukan saudara kandung. Meski begitu, kami cukup dekat, dan dia sering meminta tolong padaku. Dia juga cukup terbuka padaku, jadi aku tahu saat dia memutuskan kabur setelah dijodohkan paksa, lalu menikah diam-diam.
"Ayahnya sangat marah waktu itu sampai memutuskan hubungan keluarga secara terbuka. Anggota keluarga yang lain tahu kalau ayahnya jadi sangat benci pada Gaerdis. Mendengar nama anaknya disebut saja dia langsung marah dan mengeluarkan kata-kata kasar sambil mengutuk.
"Meski begitu, keduanya tetap hidup menjauh dan berpindah-pindah. Gaerdis masih takut dengan ayahnya, jadi dia tak berani tinggal di satu tempat terlalu lama. Selama periode itu pun dia sesekali masih memberikan kabar padaku, termasuk sampai kelahiran anak keduanya."