"… Oslo …?"
Melihat reaksi Alexa yang tampak tak percaya, pemuda itu kembali meyakinkan, "Iya, Oslo. Maaf kami memutuskan sepihak tanpa meminta pendapatmu dulu. Yang penting kita menjauh dari London sampai kau tenang. Kalau kau tidak suka ke Oslo, kita bisa pindah lagi ke tempat yang kau inginkan." Genggaman tangan Skylar semakin erat.
Alexa sendiri bukannya tidak senang atau apa. Ide pindah ke Oslo bagaikan penyelamat baginya. Dengan pindah ke tempat sejauh itu, Alexa yakin tak akan ada orang yang mengenalnya. Otomatis orang-orang yang suka bicara buruk tentangnya tidak ada. Bukankah dengan begitu dia bisa menjalani hidupnya dengan lebih tenang?
"Mau. Aku mau pindah ke Oslo. Aku tidak ingin ada di sini lagi," kata Alexa lemah. "Tempatku di sini sudah tidak ada lagi …"