Skylar terbangun siang itu karena wajahnya dibuat mainan oleh Sophie. Hewan putih itu terus menepuk-nepukkan kaki depannya di wajah sang pemuda, bahkan Rex sampai melompat naik dan beristirahat di atas perut Skylar. Karena jengah, Skylar pun membuka matanya perlahan. Dengan sebuah erangan, kepalanya menengok ke kiri dan berusaha beradaptasi dengan cahaya yang masuk ke dalam mata.
Kepala Skylar terasa amat sakit seperti sedang dipukul-pukul. Ketika pemuda itu bangkit dan duduk pun rasa mual menyergap. Sepasang matanya memejam erat dan berusaha menekan perasaan tidak nyaman tersebut. Setelah beberapa detik, dia mendongak dan melihat jam dinding.
Pukul sebelas.
Hela napas panjang lolos dari celah bibirnya.
Lagi-lagi Skylar terlambat bangun. Sarapan sudah lewat lama dan pasti makanan yang disiapkan Alexa sudah dingin. Terlebih lagi, dia kehilangan kesempatan untuk mengajak gadis itu bicara dan menjelaskan segalanya.