Alexa membuka matanya dalam keadaan bingung. Dia menoleh ke kanan dan kiri, mengamati sekitarnya, kemudian berkedip beberapa kali. Kepalanya disentuh dengan satu tangan, berusaha mengingat apa yang sebenarnya terjadi semalam.
"Eh … sejak kapan aku pindah ke kamar?"
Gadis itu berusaha mengingat, namun gagal. Dia hanya ingat membalas pesan tuannya dengan panik, kemudian membawa ponselnya ke bawah sambil menunggu. Dia sengaja menurunkan suhu pada penghangat ruangan di lantai 51 karena keringat dinginnya. Niatnya, di lantai 51 lebih luas, jadi Alexa mengira tak akan terlalu kedinginan daripada jika menurunkan suhu penghangat di kamarnya.
"Apakah aku tidur sambil berjalan dan naik ke kamar dengan sendirinya?" Alexa masih bergumam sendiri sambil berusaha mengingat kegiatannya semalam. Sayangnya, nihil. Dia tak bisa mengingat apapun sampai dirinya duduk termenung menatap salju yang turun di luar jendela.