Chereads / FromZero / Chapter 9 - secercah kepercayaan

Chapter 9 - secercah kepercayaan

"Oi yuki bangun bentar lagi inspeksi pagi kalau belum bangun kau akan dikerjain kakak kelas loh"

Raka membangunkan yuki sambil menggoyang goyangkan tubuh yuki

"Hmmm"

Yuki bangun dan mengucek matanya

"Cepat bangun dan mandi sana bentar lagi jam inspeksi pagi"

Rakapun pergi keluar untuk mandi dengan terburu buru

"Aku diasrama jadi kemarin bukan mimpi ya, tapi yasudah aku harus segera mandi"

Gumam yuki, yuki pun mengambil baju dan seragam

"Wuahhhh seragamnya jubah hitam aku baru tahu"

Soalnya yuki kemarin baru saja masuk jadi belum dapat seragam

"Gawat sudah jam 6"

Yuki mengambil seragamnya dan berlari untuk mandi dan setelah mandi raka dan yuki segera menuju kekantin untuk sarapan

"Hei raka aku akan makan jauh darimu dulu aku takut nana dan kau berkelahi lagi"

"Iya iya"

Yuki pun mengambil sarapan dan mencari bangku kosong

"Selamat makan"

Seperti biasa yuki menikmati makanannya tapi kali ini dia sendiri dipojokan kantin

"Ahh kenyangnya"

Yuki pun mengembalikan piring makanannya dan kembali kekamar untuk mengambil tas dan pergi keakademi

"Pagi"

Sapa yuki keseluruj kelas tapi yang menjawab hanya beberapa orang,yuki pun menaruh tasnya dan duduk dimejanya

"Pagi yuki"

sapa raka keyuki dengan semangat

"Pagi raka"

"Jadi bagaimana sarapanmu enak? "

tanya raka keyuki sambil duduk dibangku depan

"Hmm sangat enak masakan kantin walau sederhana rasanya juara"

"Bisa saja kau yuki"

Yuki dan raka tertawa terbahak bahak lalu ditengah kegembiraan itu ada seseorang yang memukul meja yuki

"Hei raka sudah berapa kali kubilang jangan dekat dekat anak ini"

Nana sangat marah dan tatapannya keraka sangat mengintimidasi

"Oh begitu"

Raka bangun dari mejanya

"Kau memang siapa,untuk beberapa saat kau kubiarkan tapi kau malah semena mena,yuki juga murid seperti kita hanya karena dia dipilih kepala sekolah tanpa alasan yang jelas kau menentang keberadaanya, dengar yuki setiap kali makan dikantin dan saat dikamar dia selalu menangisi kekurangannya tapi dia masih bisa berusaha kenapa kita harus menjauh yuki karena sindromnya"

Bentak raka kenana suasan dikelas yang tadi ramai menjadi senyap semua pandangan orang orang menuju keraka dan nana yang bertengkar

"Sudah sudah jangan bertengkar hei raka jangan terlalu dibawa serius aku sudah terbiasa dijauhi kok"

"Diam yuki dia sudah melampaui batas kurang ajar"

Ditengah perselisihan itu kepala sekolah masuk dan melerai mereka sambil berkata

"Pagi pagi sudah berantem dikira ini gulag apa"

Lalu kepala sekolah kembali keluar kelas tapi mata mereka berdua masih melotot dan seakan berkata

"Akan kubalas nanti"

Pelajaranan pun dimulai setidaknya suasana dikelas berubah itu yang dipikiran yuki tapi saat makan siang mereka masih bermusuhan

"Hadeh ini semua salahku"

Ucap yuki sambil menghela nafas,jam pelajaran sudah berbunyi kali ini pelajaran olahraga

"Ahh akhirnya keluar kelas"

ucap beberapa siswa sambil meregangkan tangan mereka,yuki mulai merenung dan berfikir

"Sialan aku tidak mengerti harus berbuat apa apa"

Kali ini kelas yuki memainkan basket sihir

"Yo yuko kita setim"

Ucap raka sambil tersenyum

"Ya mohon bantuannya"

Begitulah ucap yuki dan dia berpikir akan mudah tapi

"Sihir fisik : Perkuat kaki"

Rapalan sihir yang diucapkan seluruh kelas secara bersamaan

"Hah sihir.!!! "

Yuki terdiam melihat permainan teman temannya

"hahahahhh hahahah"

Kepala sekolah dipinggir lapangan tertawa terbahak bahak melihat yuki

"Hentikan tertawa anda"

Yuki mulai fokus dia mencoba untuk mengikuti geraka mereka tapi ditengah tengah dia berkonsentrasi kepala yuki terkena bola dan yuki jatuh

"Aduhhhh.... "

Teriak yuki,yuki pun dibawa keluar lapangan dan melihat permainan teman temannya

"Pritt.....tim raka menang"

Wasit meniup peluit dan raka menang

"Sepertinya kau menang tanpa diriku ya raka"

"Hahah cuma keberuntungan "

Tawa yuki dan raka seperti biasa,nana hanya berdiri sambil menatap mereka dengan penuh rasa kesal

"aku sangat ingin meleburkan sampah itu ketempat sampah"

Gumam nana

"Target diposisi siap kapan saja"

Seseorang dengan jas hitam berbisik didepan sekolah dan raka melihatnya

"Baiklah sihir benang : Benang pemotonh besi"

dan benar saja benangnya menuju kering basket dan di memotong tiang penyangganya agar jatuh dihadapan nana

"Nana awas!! "

Saat menoleh nana melihat papan ring akan jatuh dihadapannya

"Sial walaupun aku berlari tidak akan sempat"

Itu yang dipikir raka namun,

"Whuss"

suara angin yang sangat kencang melewati mereka dan disaat bersamaan yuki sudah ada didepan nana dan dia sudah diposisi menahan papan ring itu

"Cepat lari ini berat untuk terus ditahan"

Nana hanya terdiam ditempat sambil melihati

yuki

"Ada penghalang apa aku harus mengahabisinya? Hmm baiklah"

Orang berjas tadi berbisik lagi

"Sihir benang : benang pembunuh"

saat rapalan sihir itu diucapkan tubuh yuki sudah terluka oleh benang benang setajam silet

"Yu ki"

Nana terdiam melihat yuki yang terluka parah dan darahnya menetes kemana mana

"Tidak!!!!! "

Nana berteriak raka melihat orang berjas tadi sudah pergi dan yang tersisa hanya benang yang mengelilingi tubuh yuki sambil menyayatnya sedikit demi sedikit

"Sihir waktu : pembekuan"

"Kepala sekolah?"

Sihie waktu yang hanya dimiliki kepala sekolah dikeluarkan

"Raka tenangkan nana dan murid lainnya ambil pisau dikantin untuk memotong benang itu cepat!"

Raka pun berjalan kearah nana dan menenangkan nana

"Sudah nana yuki pasti tidak apa apa"

"Tidak ini salahku ini sudah pasti salahku,padahal dia tidak bersalah apa apa tapi aku membencinya dan sekarang dia menolong orang yang membencinya sampai terluka ini pasti salahku"

"Sudah berhentilah menangis"

Raka mememeluk nana agar nana berhenti menangis beberapa menit kemudian murid lainnya kembali membawa pisau dan mereka diberi tuntunan kepala sekolah untuk memotong benang itu,Setelah memotong benangnya yuki langsung dibawa kerumah sakit beberapa saat kemudian

"Pasien sudah siuman kalian boleh menjenguknya"

Kata sang dokter

"Kepala sekolah raka"

Kata yuki dengan agak lemas

"Yoo yuki jangan bikin kepala sekolah seperti ku kaget dong"

"Iya tadi kata dokter kau dapat luka yang cukup parah"

"Heheh maaf membuat kalian khawatir apalagi"

"Apalagi? "

"Apalagi orang yang berusaha bersembunyi dibalik pintu disana"

Nana langsung kaget dan masuk keruangan yuki dengan kondisi pipi memerah

"Ma"

"Ma? "

"Maaf membuatmu melindungiku sampai terluka begitu"

"Ya ini masih mending daripada kondisiku setelah ujian seleksi white fox dulu tapi ya namanya terluka pasti sakit"

ucap yuki sambil tersenyum kenana

"Mulai sekarang a a aku akan berhenti memanggil dan menganggap dirimu sampah"

"Hmm terimakasih untuk itu"

Raka menengahi obrolan mereka berdua

"Yahh sepertinya siputri berhati es sudah berubah karena yuki yah"

Nana langsung menatap raka dengan penuh amarah tapi masih tetap tersenyum

"Hei raka bisa tidak nanti kita ketemu dilapangan"

Ucap nana sambil menunjukkan kepalan tangannya setelah itu nana keluar dari ruangan itu

"Dia pasti marah"

"Ya sudah pasti"

Ucap kepala sekolah dan yuki sambil menakut nakuti raka

"He he yuki tolong aku dong"

"Ahh kalau tidak bisa aku sedang sakit"

"kepala sekolah"

"ahh sebentar lagi waktu rapat kalau begitu aku kembali"

dengan nada pasrah raka menerima kenyataan

"Ahh mati aku"