Melihat yuki yang masih menangis dengan memegang selembar surat orang tua yuki dan adiknya khawatir namun saat ayahnya mencoba mendekatinya yuki mengatakan sebuah kalimat dengan pelan
"Berhasil perjuangan dan kepercayaanku berhasil bahkan disaat seperti ini tuhan masih memberiku harapan"
sesaat setelah kalimat itu diucapkan ayah yuki mulai menyadari bahwa tangisan itu berbeda dengan yang tadi kini yuki menangis dengan tersenyum dan ayahnya duduk di sebuah kursi dekat ranjang yuki
"Yuki"
yuki mulai menoleh dan ia tetap menangis bahagia
"Dengarkan ayah mungkin ini akan membantumu suatu hari nanti.Ingatlah akan ada orang yang membenci jalan yang kau lewati padahal jalan itu benar"
mata yuki kini makin berkaca kaca karena kalimat ayahnya dan kini memeluk ayahnya sambil mengucurkan air matanya
"Sudah tenang bilang ke ayah apa yang membuat mu sebegitu bahagianya"
ayah yuki mulai bertanya dan mengelus elus kepala yuki
"Orang tadi orang tadi memberi ku surat ini"
sambil memberikan surat yang dia pegang itu ke ayahnya,perlahan ayah yuki membacanya dan dia berhenti ditengah tengah dan menjatuhkan surat itu saking tak percayanya
"Kau diterima disuatu akademi sihir"
ayah yuki bertanya sambil memegang pundak yuki
"Heem orang berjubah hitam tadi yang memberikan ini"
yuki mulai terlihat senang kembali dengan kalimat yang dia ucapakan itu dan secara tiba tiba ayah yuki memeluk yuki sambil menangis "Yuki kau sudah tumbuh sebagai laki laki yang hebat ayah masih mengingat saat ayah melihat kau menangis karen sindrom mu tapi kini ada orang yang menyadari usahamu selama ini"
"iya ayah akhirnya aku bisa melanjutkan mimpiku".
3 hari kemudian Yuki sudah diperbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit
"Kakak beneran kakak sudah sembuh?
"Pasti dong kakak kan seseorang yang kuat"
sambil berlaga sok keren yuki menyentil dahi raisa
"Aduh kak sakit"
"Iya maaf jangan cemberut dong"
ditengah kebahagiaan keluarga yuki orang yang memberikan surat kepada yuki sudah menunggu yuki untuk membicarakan sesuatu. "saya disini ingin mengatakan sesuatu"
dengan keheranan ayah yuki menghampiri orang itu
"ehh ada apa ya pak? "
"masalah itu"
orang itu mulai berbisik kepada ayah yuki
"Jadi begitu"
setelah dibisiki ayah yuki tiba tiba mengatakan sebuah kalimat.
Didalam mobil keluarga yuki yang menuju pulang kerumah
"Apa...? "
raisa dan ibu yuki bertanya dengan keras secara bersamaan
"Apa kalian tidak mendengarkannya akademi yang menerima yuki itu memiliki asrama dan sudah sepantasnya murid murid disana tinggal diasrama,jadi bagaimana menurutmu yuki? "
sambil menjelaskan ayah yuki bertanya kepada yuki
"Mau bagaimana lagikan tidak mungkin aku menolak lagian ayah kenapa orang itu mengikuti kita?"
yuki menjawab pertanyaan ayahnya dan bertanya balik dengan nada heran
"Ohh orang itu adalah kepala sekolah akademi itu dan dia bilang mau sekalian membantu pindahanmu"
ayah yuki menjawab pertanyaan yuki dan selang beberapa saat mereka samapi kembali kerumah.
Sesampai dirumah yuki dan keluarga mulai mengemasi pakaian yuki dan barang barang yuki
"Ehh buku apa ini kok ada foto cewek"
saat raisa berkata seperti itu yuki langsung menoleh dan mengambilnya
"Kau tak melihat apa apa jadi jangan mengatakan apa apa"
yuki menatap raisa dan mengucapkan kalimat tersebut dengan nada ancaman
Beberapa saat setelah mengemas trus pindahan datang dan mulai mengangkut semua ke akademi
"Semuanya aku berangkat"
"Ya hati hati dan jaga diri yuki"
ayah dan ibu yuki terlihat antusias sementara
"kakak hati hati"
raisa tetap ditatap yuki dengan tatapan yang sama.
yuki disuruh orang yang mengikuti keluarga yuki untuk naik mobilnya dan beberapa saat setelah berangkat yuki mulai bertanya
"Jadi tuan ini benar kepala sekolah"
"Iya aku benar kepala sekolah tapi... "
"tapi? "
"Tapi jangan panggil aku tuan dong aku tidak ingin muridku bersikap terlalu formal kepadaku"
"Orang ini benar benar kepala sekolah atau tidak sih"
ucap yuki dalam hati
"Anuu kenapa bapak memberi saya beasiswa keakademi bapak padahal bapak pasti sudah tahu kalau saya tidak bisa menggunakan sihir?"
"Itu bukan pertanyaan yang penting tapi yang penting adalah kenapa kau masih ingin berjuang setelah tahu dirimu tidak bisa menggunakan sihir"
tiba tiba suasan jadi suram setelah kepala sekolah mengucapkan kalimat tersebut
"Itu karena aku sudah tidak tahan lagi"
"he? "
"Aku sudah tidak tahan lagi melihat penindasan yang cukup parah dikerajaan ini yang kuat memimpin dan yang lemah tidak diharaukan para bangsawan memonopoli perdagangan dan saham sedangkan rakyat hanya terdiam aku sudah tidak tahan melihat itu semua"
"Jadi kau menjadi ingin kuat untuk balas dendam begitu? "
"Tidak itu salah aku ingin menjadi kuat untuk melindungi rakyat dan orang lemah serta merubah peraturan sialan dari kerajaan ini"
yuki menggenggam tangannya dengan kuat dan kepala sekolah tersenyum mendengar perkataan yuki tersebut
"Bukan hanya kau yang sadar akan itu,kau tak boleh memendam kekesalan itu sendiri carilah teman belajarlah dan berusahalah itulah moto akademi black stars serta selamat datang yuki kusakabe di akademi ini"