Chereads / Rumah Angker by Julia panjul / Chapter 4 - Kejadian Aneh tak serupa !?

Chapter 4 - Kejadian Aneh tak serupa !?

waktu terus berjalan , aku masih heran dengan apa yang menimpaku , kini pukul 12:00 siang , selesai merapihkan seluruh ruang yang terbalut kain putih , menyapu ,pel bahkan mengelap semua pajangan isi rumah sampai halaman , di bantu oleh Ardan dan Dina , walau Dina hanya sebagai komentator kecil saja tapi tawa dan senyum riang nya membuat lelahku hilang seketika.

sesekali aku menengok ke atap rumah , dan sekeliling teras yang luas membentang mata , ku fikir tak ada yang aneh dan menyeramkan , tapi kenapa begitu cepat waktu berlalu dan aku terasa lelah dikejar-kejar rasa penasaran .

aku menengok ke arah Ardan yang asik menyapu halaman , sungguh tak menemukan kejangalan , bahkan Dina bermain dengan santai sembari mengolok Ardan yang terlihat berkeringat membenahi riuk daun di halaman . tak kuasa sepertinya menceritakan apa yang aku alami , tapi rasa penasaranku terus meranjak , ingin sekali memberitahukan pada Ardan saja , tapi tetap tak kuasa sepertinya . aku mencoba menapaki langkah ke arah belakang rumah , tiba -tiba Dina teriak

maaaaassss aryooooo....

ku lempar sapu yang masih ditangan , tubuh ku cepat mengarah Dina

saat kulihat ,, ahhh jantungku hampir copot dan nadiku berdetak kencang , ternyta Dina dibekap oleh lelaki muda setingki bahuku, bertubuh tegap ,berkulit putih , ... yaa tak lain adalah Ardan , mereka sedang bercanda bermain petak umpet .

" Ardan ... " sontak ku terkejut

" ISS Dina baru begitu saja sudah teriak " sahut Ardan yang masih ketawa dihadapan Dina

tak lama terdegar dari bibir mungil Dina pun ikut tertawa geli melihat Ardan berkeringat kotor penuh dedaunan sehabis beberes jalan depan ,

" ih kau bau mas Ardan , jiji Dina , pergi sana mandi bau, bau ,bau " ledek Dina pada Ardan

aku masih tak bisa tersenyum lepas , walaupun lega ternyata tak terjadi apa-apa pada gadis kecilku adikku Dina , tak kupungkiri rasa kuatir ku terhadap kedua adikku tak berhenti , ingin sekali mengajak mereka keluar dari rumah misterius ini, tapi apa lah daya , argumen terus terjadi , terlebih Dina yang memilih tetap bersama Ardan untuk tingal Disni , aku pun tak bisa berlari seorang diri meningalkan kedua nya di tempat yang menurutku penuh misteri .

saat beranjakan kaki ke arah kamar mandi , aku tak sanggup lagi menyembunyikan ini dari Ardan , berharap Ardan mau mengerti dan membantuku membujuk Dina untuk keluar dari rumah ini .

" Ardan , aku mau bicara sebentar " mata ku mengkoreksi arah tiap sudut berharap Dina tak mendengar ceritaku ini

" kenapa mas " tanya Ardan

" eh mas ceritanya nanti ya aku mau mandi dulu " saut langsung Ardan pada ku

" Ardan tapi ini penting " sambarku dengan cepat

" soal apa sih mas ? yasudah apa ?

" ceritakan padaku dengan seditel mungkin bagaimana kita bisa sampai di sini ? " tanya ku penuh penasaran dan ketakutan

" mas kau ini apa-apaan sih ! mau berapa kali hampir tiap hari kau tanyakan ini pada ku dan Dina , apa kau ga bosen mas , ! " jawab Ardan dengan heran melihat ku kebingungan

" apa tiap hari ? " sautku semngkin cemas

" yaaa .. bukan hanya hampir , bahkan memang setiap hari , pagi siang amalm besok ,lusa begitu terus yang kau tanya , kau tau mas aku hampir bosan menjawab nya " jawab Ardan sembari jalan membuka pintu kamar mandi dengan santai dan mengacuhkan aku yang masih kebingungan atas apa yang terjadi .

" Ardan ... ( tok tok tok ... mengedur pintu kamar mandi ) Ardan buka Ardan , aku ga paham dengan pernytaan mu atas pertanyaan ku yang setiap hari , Ardan buka " teriak ku memaksa Ardan menjelaskan maksud perkataanya

tak lama Dina menghampiriku dengan pakaian rapih , seragam TK yang bertuliskan , TK Islam terpadu jogja .

" Dina ... baju siapa ? ini ( memegang tas yang di pakai Dina , ( menegok sekeliling tubuh Dina yang penuh atribut anak sekolah )

" mas jemputan Dina sudah datang belum ? ko kotak makan Dina belum di siapkan dimeja ? " tanya Dina dengan manja pada ku

" apa kotak makan,? jemputan? jemputan apa Dina ? " tanya ku heran

" mas Aryo mas Aryo , kenapa sih ga bagun-bagun dari mimpi nya , masih saja menanyakan ini apa ini apa ini apa , lama-lama Dina stress deh " saut Dina dengan gaya bocah kecil yang kecil mengemaskan ,lucu juga cerdik sekali ,

Dina melanjutkan jalan ke arah meja makan , aku masih saja terbengung di depan pintu kamar mandi dalam kamar Ardan .

prakkk ... (suara pintu kamar mandi terbuka )

" yaaa.. ampunnn mas kau masih depan kamar mandiku ? mas kau ini kenapa sih ?

" Ardan sepertinya ada yang tidak beres dengan rumah ini " tegasku

" lagi mas .... kau yang ga beres dengan rasa tidak percaya mu kalu Sekarang hidup kita sudah lebih baik . " jawab Ardan melaju melwatiku dengan handuk dikepala mengeringkan rambut nya

" Ardan aku benar-benar menemukan kejangalan kau harus percaya Ardan " aku menaken Ardan untuk percaya perkataan ku

" aku dan Dina selalu percayai dirimu mas setelah mendiang ayah pergi , kau Kaka lelaki kami yang bertanggung jawab , kau pekerja keras , kau luar biasa mas , aku bangga pada mu , sekarang Ardan mau ganti baju jadi mas Aryo silahkan keluar siapkan makanan Dina ya .... " dengan santai Ardan memintaku menyudai pernyataan ku tentang rumah ini

.....

" Ardan bukanya saat kita masuk rumah ini sudah trlihat rapih dan megah " tanya ku heran pada ardan

hahaha

ardan tertawa saja

" aku tau mas kau ingin aku membantu merapihkan semuanya .. tenang-tenang mas aku akan rapihkan ya kan " jawab Ardan sambil melempar tawa gelinya pada ku

tak lama suara klakso mobil jemputan Dina tiba ...

tiiinnn tiiinnn ...

" mas ayo , antar Dina ke teras " ajak Dina depan pintu kamar Ardan

saat aku keluar kamar ,mencoba mengikuti langkah Dina , ku tengok sesekali seluruh rumah yang besar dan rapih , tak menemukan kejangalan apapun , tetapi saat mata ku ke arah tangga , tertanggap seorang gadis seusia ku , dengan ciri-ciri yang pernah ku lihat saat pertama kali aku membantu mbo Tuti untuk pindah dari rumah ini

" Dina sebentar , " aku menahan tangan Dina untuk memastikan pandanganku

tetapi klakson jemputan Dina tak henti berbunyi ,Dina terus mengayun tangan ku ke teras rumah .

tanganku Engan melepas Dina naik ke dalam mini bus jemputan sekolah, tetapi Dina melepaskan tangannya lalu berlari kecil sembari riang wajahnya menyapa teman-teman yang sudah memangil Dina dari kaca mobil .

" Dina, Dina ayo cepat Din....

aku masih terdiam , tercengga melihat Dina menaiki minibus sekolah, aku berdiri depan rumah , memandangi bagunan megah yang aneh menurutku , tak satu pun yang ku temukan aneh , hanya mata ku terhipnotis dengan riuk udara yang sejuk saat itu .

setahuku Ardan mandi setelah membersihkan teras rumah , tepat pukul 12:00 siang , tetapi udara depan rumah seakan seperti pagi yang sejuk .

tak lama melintas ditelinga ku , suara ledakan hebat dari dalam rumah , tak menunggu lama , aku melangkah lari untuk memastikan apa yang terjadi lagi .

tak ku dapatkan apapun selain Ardan yang sedang menyantap makanan di atas meja

" Ardan , aku ingin bicara, ini serius , sumpah aku tak tau bagaimana lagi meyakinkan mu dan Dina , bahwa apa yang aku alami ini berbeda dengan yang sering kalian lontarkan, kejadian-kejadian ..." belum selesai ku melanjutkan ucapanku Ardan memotong cepat

" kejadian lagi kejadian lagi , mas kau sering sekali ingin menjelaskan tentang kejadian , anehnya kau malah selalu lupa apa yang ingin kau bicarakan , hayo lah mas " saut Ardan sedikit cuek diiringi kunyahan makanan dalam mulut nya

" oke , lupakan soal kejadian, tapi ardan apa ada org lain selain kita bertiga disini? " tanyaku penasaran

" ada mas .." jawab ardan

" siapa .. ? benarkah itu seorang gadis? " tanyaku cepat

" yaa .. gadis kecil yang manis sayangnya kaki nya patah" pernyataan Ardan mengherankan.

" patah??? " gumamku

" ya patah!!! " jawab Ardan santai

" dari mana kau tau" tanya ku lagi untuk mendesak sebuah misteri yang ku anggap gila

" loch dina yang menolongnya ,waktu itu saat terjepit gerbang rumah ini mas , kau lupa ?" kata Ardan pada ku

" apa dina .? "

" ya mas itu ..." Ardan menunjuk ke arah sudut , untuk menunjukan gadis yang di bicarakan Ardan

sepertinya ragu untuk menengok , tetapi rasa penasaranku terus mengeluti fikiran yang berkecambuk rasa takut .

tak ada pilihan selain melihat , akhirnya ku gerakan kepala, dan mata ku ke arah yang di tunjuk Ardan , gila fikirku Ardan membuatku terkejut ternyata yang di maksud Ardan hanyalah seekor kucing muda yang terperban kaki kananya .

" Ardan, itu hanya seekor kucing " tegasku

" loch memang itu kucing , kita bisa kesini kan karena dina menolong kucing nyonya burhan yang terjepit di gerbang mas, lalu kau melihat kucing itu memakai kalung yang bertuliskan

* C grils Burhan . * lalu kau langsung menelpon nyonya burhan , dan entah apa yang kalian bicarakan lalu kita menempati rumah ini ," begitu penjelasan Ardan

aku sangkin tak mengerti saja seingatku dina hanya berlari kearah rumah ini , lalu aku dan ardan mengejarnya , saat ingin keluar hujan dan angin besar smpai kami ketiduran dan bertemu tuan dan nyonya burhan .. seingat itu lah kejadianya .

" lalu kenap semua yang aku alamai bertolak belakang pada ardan dan dina" (narasiku dalam hatiku berkata ) ..

aku benar-benar menemukan banyak sekali ke jangalan dalam rumah megah di jln turah ini .

ingin sekali mengajak ardan dan dina pergi dari rumah ini , tapi entahlah seakan tak sanggup menghilangkan tawa bahagia adik-adik ku , belum lagi Ardan selalu berkeras kalau yang di alaminya sangat lah normal , dan tawa Dina serta kenyamanan nya saat berada dalam rumah megah ini membuat ku tak sampai hati , apa lagi Dina sama sekali tidak akan bisa bertemu ibu .

saat masih ada matahari semua berjalan dengan baik-baik saja , tak lama telepon rumah berbunyi

krinkkkk kringggg    ...kringggg..kringgg

ardan mngangkatnya

" hallo .. assalamu'alaikum. ouh nyonya burhan sebentar nyonya .. " sahut Ardan

" mas .. mas aryo nyonya burhan menelpon mas " pangi Ardan ke arah ku

aku perlahan menghampiri Ardan , dengan keraguan benarkan ini nyonya Burhan atau ....

" hallo .. assalamu'alaikum nyonya

" aryo bagaiman keberadaan kalian di sana , baik-baik saja nak ? "

aku masih diam dan menengok ke arah Ardan dan sekeliling rumah ,

" aryo apa tidak ada hal yg membuat mu takut disana ?" tanya nyonya Burhan

" entahlah nyonya, saya hanya merasa ada yang aneh saja , sepertinya kami akan meninggalkan rumah ini " jawabku pelan

" maafkan saya aryo, tapi .. ah sudah jika kau ingin pergi , pergi lah nak , jangan lupa saat kau pergi titipkan kuncin rumah pada mbo tuti ya ..catat alamatnya .. (sembari menyebutkan alamat mbo Tuti ) " pernyataan nyonya Burhan semangkin membuatku yakin bahwa memang ada yang tidak beres atas rumah mewah ini.

saat sudah mencatat alamat rumah mbo tuti

tiba-tiba suara Ardan terdengar hebat memangil nama ku

" massssss massss aryooooooo massa kesini mass " teriak Ardan

tak menunggu lama ku taruh gagang telepon dengan cepat , suara nyonya Burhan masih terdengar samar

" aryo ,aryoo ada apa aryoo.. " suara nyonya Burhan tak ku hiraukan lagi

" mas aku di ruang belakang .. " suara Ardan semangkin jelas terdengar .

apa yang ku temui , ini gila ... sebuah ruangan yang megah meja miliard , mini bar dan di sudut pandangan ada sebuah perpustakaan kecil yang dipeduhi buku-buku besar entahlah buku-buku apa itu .

bukan hanya itu yang aku temukan aku melihat ardan sedang tercengga Kesima melihat apa yang ada di hadapannya .

" Ardan , apa itu ?" tanyaku

ardan hanya menunjuk ke arah kamar yang sudah terbuka .. saat ku hampiri

luar biasa ini benar-benar rumah melebihi pejabat dan artis-artis ibu kota saja yang sering ku lihat di tv2 ..

sebuah kamar dengan tirai tenun emas dan sungguh rumah ini tak terlihat rumah anger yang lusuh dan tua , barang-barangnya pun sunggu moderen dan terlihat barang puluhan juta , padahal ini hanya sebuah kamar tapi sunggu isinya bak istana

dalam kamar ada satu lemari besi yang sudah terbuka , saat aku dan Ardan mendekati terletak banyakan lembaran rupiah dan dolar2 luar negri , entah itu mata uang negara mana aku tak paham karena belum ku liah sebelumnya .

" mas apa semua ini milik nyonya burhan , aapa nyonya burhan gila meningalkan ini pada kita ?" tanya Ardan heran

" ardan kita harus segera pergi dari sini , ini aneh sekali , semua yang kau katakan pada ku dimeja makan tadi sunggu bertolak belakang dengan yang aku alami , semalam jauh lebih buruk , rumah ini anger ardan mari kita kluar " aku sembari menarik tangan Ardan untuk keluar kamar

saat aku menengok kebelakang ternyta ardan sudah tak di belakangku , entahlah perasaan aku sempat menarik tangan Ardan , tapi dimana dia . ???!!!

" ardan .. . ardan kau dimana " teriakku kencang

terdengar suara yang terjatuh ke dalam air , saat ku temukan ternyata dina dan ardan sedang berenang

ah aku benar-benar panas dingin di buat gila dengan keadaan rumah mewah ini ..

' sejak kapan kalian di sini , ini sudah sore nanti kalian sakit , dan Dina sejak kapan pulang sekolah ko mas ga tau ," tanya ku dengan wajah heran

" mass kau mngigau yaa ini masih pagi kau ijinkan kami tadi saat bangun untuk berenang coba lihat mas jam berap ini " saut Dina yang mungil dengan senyum nya

ahhhhgggrrrr.....

ingin teriak saja tak kuat aku rasanya di hantui rasa kebingungan dan ketakutan . saat kutengok jam dinding ternyta jarum jam masih di angka 08:00 pagi ..

aku bnenar-benar heran begitu cepat waktu terjadi dan berubah , padahal seingatku , aku sudah menyiapkan sarapan ,membersihkan rumah, berbicara pada Ardan tepat jam 12 siang, bahkan mengantar Dina ke minibus jemputan sekolahnya , lalu kenapa saat ini masih pukul 8 pagi saja ????

saat merka sudah selesai berennang dan berganti pakaian ... aku hanya menunggu di ruang tv ..

" mas kami lapar " tegur Dina pada ku

aku masih bengong saja, dan diam berzikir dalam hati ..

" ardan tolong mas , dengar kan baik-baik kita harus keluar dari sini .. " ajakku sedikit keras

" apa kau gila mas atas dasar apa kau menyuruh kami meninggalkan rumah yang sudah seperti rumah kami sendiri " jawab Ardan lantang

" istiqfar ardan , ini bukan rumah kita , ini bukan hak kita .. kita harus segera pergi " argumentasi ku dengan Ardan

" mas tapi kami sudah nyaman disini , lagi pula kita juga tidak tingal seenakanya kan , kita berkerja disini mas ." tegas Ardan padaku

" berkerja apa , ya memang kita merawat rumah ini membersihkan , tapi ardan dengarkan mas .. rumah ini .. "

belum sempat ku tuntaskan maksud perkataan ku ,tiba-tiba Dina datang sudah dengan pakaian seragam sekolahnya lagi

" mas jemputan dina sudah datang belum , makanan dina mana " tanya Dina

dan aku terkejut seingat ku Dina baru saja meminta sarapan sehabis berenang bersama Ardan

" aaapaa sekolah lagi Dina ? " sautku dengan teriak dan kesal

" liat Ardan liat , .. apaa lagi ini apa apaan ini kejadian apa lagi yang kalian alami tapi aku tidak , aku hanya mengingat baru semalam dirumah ini itupun ku lalui malam ku dengan mencekam , sementara kalian asik menikmati hidup dirumah gila ini ,cukup Ardan Dina cukupppppppp " teriak ku meningalkan kedua adikku  

melihat aku yg sontak teriak ardan dan dina terdiam.

aku duduk terdiam di depan rumah , sambil menatap cemas apa yang akan terjadi dengan hidupku dan kedua adikku .

" mas ..." suara Ardan pelan mendekati

" ardan spertinya aku lelah ,tinggalkan aku sendiri " jawabku lirih

" tapi aku tak bisa membantu mu mas, kau sendiri yang tak pernah mngijinkan aku untuk berkebun , kau membiarkan kami dirumah saja , aku sekolah Dina pun sekolah

" jadi kau juga sekolah" sontak ku terbangun dari duduk ku bertatapan dengan Ardan

" yallah mass, kau terbentur apa sich aku sudah memasuki semster 2 sebentar lagi aku naik ke klas 2 SMA mas , dan dina tahun ini dia lulus TK dan ingin mndaftar ke SD . kau lupa itu juga . "

" Ardan tadi kau kau bilng apa ,berkebun? " tanyaku

" ahh sudahlah mas kau semangkin membuatku takut , aku pamit " Ardan mencium tanganku

"assalamualaikum "

" walaikumslam " pelan ku mnjawab salam Ardan yang hendak pergi sekolah

grenggg.... grengg....

ku tengok keujung teras Ardan sudah keluar gerbang dengan motornya , itu pun membuatku bertanya kapan memiliki motor !

akhhh .. aku ingin membanting kepala ku saja, benar-benar tak tahan , tak ada ingatan apapun , kalau kami sudah nyaris setahun lebih di sini .

aku tak berdaya hanya sholat saja yang bisa aku lakukan mngadukan nasip ku dan ketakutanku ...

" ya allah , hal apa yang tidak hamba ketahui , mengapa waktu berjalan cepat , tapi hamba tak mengingat apapun ! apa maksud dari semua kejadian ini , hamba lemah yallah , hanya menjaga ardan dan dina saja yang hamba bisa  lakukan , bantu hamba yallah , kuatkan hamba , jaga terus iman dan keyakinan hamba , hanya kepada mu hamba percaya bahwa semua yang terjadi akan baik akhirnya atas izinmu .. amin ."

tak lama selesai ku menyelesaikan sholat duha, rumah mulai hening aku menatap tiap sudut dan ruang , ku tengok tanggalan ternyata memang sudah ada di bulan april 2004 .. ya sudah setahun berarti aku meningkatkan kota solo ,kota mendiang ayah ku . tak lama suara ponsel berdring aku juga nyaris tak percaya kalo aku memiliki ponsel gengam pribadi , saat ku tengok diatas meja dekat tv tertera nama .. pak burhan .

" hallo .. nak aryo , bagaimana kabar mu ? " "hallo ... assalamualaikum , benar ini pak burhan? " tanyaku

" .. pak tolong jelaskan dengan saya , apa yang terjadi pak , apa yang saya alami itu sangat berbeda dengan apa yang adik-adik saya alami , pak kita baru bertemu beberapa hari yng lalu kan ? " tanyaku lagi

' kau ini bicara apa aryo , ya jelas kita baru bertemu dua hari yang lalu . " saut pak burhan

" maaf pak ini sudah membuatku gila , aku akan membwa adik-adik ku pergi disini .. "

tak lama tak mendengarkaan penjelasan lagi aku menutup telepon pak Burhan , saat ingin bergegas pergi , ada lima orang pembantu yang dulu pernah kujemput bersama supir truk yang ku tumpangi pertama kali datang ke desa turah menuju desa langon , mereka yang membwa koper-koper yang sama .seperti yang kulihat Tepo itu saat hendak pindah rumah .

" kalian yang tempo hari di antar truk yang saya tumpangi kan?" tanya ku ke ara lima orang pembantu itu

" iya mas kami di telepon nyonya n tuan burhan untuk menjaga kalian di sini " saut Minah salah satu pembantu rumah tangga pak Burhan

" ayo masuk lah , kebetulan ada yng ingin aku tanyakan .. " sedikit lega fikirku ada orang lain selain kami dan aku bisa mengorek apa yang terjadi dengan rumah ini sebenarnya .

saat sudah berkumpul aku bersama para pembantu pak burhan aku menceritakan apa yang terjadi pada ku dan adik2 ku dirumah .. minah salah satu pembantu nya bersuara

" mas kenapa masih bertahan disini? , kami pun sebenarnya tak ingin kembali , tapi nyonya dan tuan berani membayar kami berlipat ganda , dan kebetulan kami berhutang budi dengan beliau , sungguh mas ini terlalu membahayakan " jelas mbo Minah yang usianya sekita 30 tahunan

" ceritakan mbo , ceritakan dengan saya , ada apa dengan rumah ini ?" tanya ku penasaran

tiba- tiba mbo Tuti pembantu diantaranya angkat kaki dan

" minah wis toh ndo , kita hanya berkerja disini" sambar mbo tuti

" tapi dia harus tau mbo .. nyawanya terancam sama seperti ... "

" sperti apa .. katakan mbo sperti apa seperti siapa ?" tanya ku mendesak

" wes wes , kalian ini baru juga ketemu ,ko ya wes gosib aja ... hayo kerja kerja .. " mbo Tuti terus memutus pembicaraan aku dan mbo Minah

akhirnya semua bergegas ke selah rumah untuk melanjutkan pekerjaan rumahnya ..

aku masih terdiam

tak lama ada seorang pekerja kebun datang . bernama kang sardi , aneh sekali kang sardi berujud yang mngerihkan ada seperti jahitan memanjang seolah habis terkena bacokan dalam saja.

" mas .. ini hasil perkebunan dan ini contoh pupuk yang akan di daur ulang untuk kebun , apa mas ingin mngecek nya . " suara kang Sardi dengan menundukan wajah nya

aku tak tau harus apa , bahkan perkebunan yang mana saja aku tak pernah melihatnya ..

" sebaiknya mas melihat sendiri di perkebunan apa yang terjadi mas . " ajak kang Sardi pada ku

aku mengikuti langkah kang Sardi , walau masih bertanya , aku mencoba menuruti waktu yang entah berhenti dimana

" sejak kapan kau mengenalku kang, aku tak tau harus percaya pads siapa saat ini . " kataku sambil merindukan kepala sembari jalan searah dengan kang Sardi ke arah kebun

" berserah lah mas hanya gusti allah yang bisa menuntun mas keluar dari kesulitan dan kegelisahan hidup mas Aryo " perkataan kang Kardi sedikit menenengkan ku

mendengar perkataanya sepertinya kang kardi tau sesuatu yg aku alami .

aku terus mengikuti langkah kang kardi ke kebun belakang, itu pertama kalinya aku melihat perkebunan sawi, kol tomat dan cabai, yang begitu luasnya , bahkan entah lah ini perkebunan yg sangat besar sekali .

" subahanallah .. kang apa akang tau sesuatu " tanyaku kembali dengan rasa terkejut luasnya kebun di belakang rumah

" jangan tingalkan zikir mu mas " pesan kang Kardi pada ku

" kang beri tahu kan aku .. apa yang trjadi " aku tak henti dengan rasa penasaran berharap kang Sardi mengatakan sesuatu .

kang kardi hanya menepuk-nepuk bahuku dan berkata

" mas apa yang sudah terjadi ikhlaskan, . allah akan membalas n mengantikan dengan hal yg lebih indah dari sebelumnya " kang Sardi seolah meningalkan pesan lagi pada ku ,

" tapi kang ... " belum sempat aku meneruskan kang Sardi memotong dan bergegas .

" maaf mas saya harus segera ke para petani yang masih menunggu pupuk nya "

langkah kang Kardi terus ku amati sampai kejauhan , sesekali kang Kardi menengok ke arah ku dan melempar senyum yang menenangkan .

senja hilang mata hari mulai tengelam suara ardan memangil ku , yaa... malam datang lagi saat ini aku tak ingin tidur bahkan rasa ingin tahu ku berkepanjangan aku terus mncari tau apa yang terjadi .. tiba-tiba ..

next bab ya gais jangan lupa kirtik dan saranya ... trmaksh