"Pengobatanmu tadi pagi masih belum selesai. Bagaimana kalau kita mengulanginya lagi?" kata Aiden sambil mendekatkan bibirnya ke bibir Anya.
"Eh?" Anya hanya bisa diam saat Aiden menciumnya. Ia tidak bisa berpikir dan hanya bisa memegang bahu Aiden dengan erat.
Namun, saat menyadari bahwa mereka sedang berada di tempat umum, Anya berusaha untuk mendorong tubuh Aiden.
"Kamu tidak mau mengobatiku?" Aiden menundukkan kepalanya dan menatap wajah mungil Anya. Ujung-ujung jarinya menyapi bibir Anya dengan lembut.
"Tubuhku sudah tidak kuat. Apakah ada pengobatan lain?" tanya Anya.
"Tidak ada. Pengobatan kesukaanku adalah …"
Tanpa menunggu Aiden menyelesaikan kalimatnya, Anya langsung menggunakan salah satu tangannya untuk menutup mulut Aiden. "Jangan mengatakannya! Jangan! Bagaimana bisa kamu menganggap hal seperti itu sebagai pengobatan?"