Sudah dua puluh jam Keenan tidak sadarkan diri. Pria itu terbaring dengan wajah dan tubuh penuh luka di Rumah Sakit Amerta. Beberapa kali Yudhistira ke ruang perawatan Keenan untuk mengecek kondisi adik kesayangan Kirana itu.
"Kamu harus pulang dan beristirahat, Ver," kata Yudhistira sambil meletakan tangan di dahi Vero untuk mengecek apakah sahabatnya itu demam atau tidak.
Vero menggeleng. Dia tidak bisa meninggalkan Keenan yang terbaring tidak sadarkan diri sendirian.
Melihat tekad Vero, Yudhistira tidak tega memaksa Vero pulang. Akhirnya dia membiarkan Vero berada di sisi Keenan.
Setelah Yudhistira keluar kamar perawatan, Vero memberanikan diri menggenggam tangan Keenan. Tangan kekar pria itu dipenuhi lebam.
