Suara alarm membangunkan Vero. Dengan malas gadis itu mematikan alarmnya. Kepalanya masih sakit dan tenggorokannya terasa kering. Ini pasti efek terlalu banyak minum wine.
Perlahan Vero membuka matanya. Dia melingat langit-langit kamarnya. Hati Vero terasa lega. Syukurlah ia pulang dengan selamat setelah makan malam kemarin. Dan sepertinya ia terbebas dari Pak Renzo semalam.
Pasti Keenan atau Jenie yang mengantarnya pulang, batin Vero girang.
Saat hendak menggerakan tubuh, Vero tidak bisa bergerak. Seperti ada beban berat yang menindihnya. Vero pun melirik ke tubuhnya. Sebuah tangan besar tengah memeluknya erat. Saat melirik ke samping, Vero melihat wajah Keenan. Pria itu tidur dengan damai. Tepat di sebelahnya.
Keenan paling manis saat tidur. Pria itu berubah menjadi anak baik setiap kali terlelap. Sayangnya saat bangun, Keenan berubah menjadi orang yang menyebalkan di mata Vero. Memang tidak selalu menyebalkan tapi sering membuat Vero naik darah.