Kirana sedang berkeliling Jakarta selama dua hari terakhir di antar oleh Win. Entah berapa banyak toko supplier perabotan yang ia masuki.
Setiap toko memiliki keunikannya sendiri-sendiri. Ada toko yang dari luar nampak jelek tapi memiliki koleksi perabotan klasik. Ada toko yang terlihat mewah dan berkelas tapi perabotan di dalamnya berkualitas jelek.
Untung Kirana memperhatikan detail setiap ia memasuki sebuah toko. Kirana tidak ingin proyek pertama galeri seni Victor gagal. Ia ingin membantu semaksimal mungkin.
Ponsel Kirana berdering. Nama Vero muncul di layar.
"Ya, Ver. Ada apa?" tanya Kirana.
"Kamu dimana sekarang?" tanya Vero bak seorang pacar yang ingin tahu aktivitas Kirana.
"Aku lagi keliling Jakarta."
"Ngapain?"
"Nanti aku jelasin pas sampai apartemen ya. Bye." Klik. Kirana mematikan ponselnya.
Vero selalu saja khawatir kalau dirinya pulang terlambat. Dia sudah mirip seperti seorang ibu, batin Kirana geli.