Adi sedang duduk di ruang tamu apartemen Bastian. Sejak cidera ini, Adi memilih tinggal bersama Bastian di apartemen. Ia tidak ingin membuat ibunya khawatir dengan kondisi kakinya yang masih cidera.
Sementara itu, tuannya sedang mondar-mandir berusaha menelpon seseorang. Adi bisa menebak kalau Bastian sedang berusaha menghubungi Kirana.
"Tuan, mending istirahat dulu deh. Jangan mondar-mandir seperti itu terus," kata Adi.
Bastian frustasi. Sejak kemarin, Kirana sama sekali tidak membalas pesan ataupun mengangkat telpon darinya. Kelihatannya gadis itu benar-benar kecewa pada dirinya.
"Kirana membenciku sekarang, Di," kata Bastian sambil meleparkan dirinya ke sofa.
"Itu gak benar, Tuan. Dokter Kirana tidak mungkin membenci Tuan Bastian," kata Adi berusaha menenangkan.
Bastian menggeleng. "Dia pasti membenciku."
Adi hanya bisa menggigit bibir. Wajar sekali jika Kirana sampai marah. Adi pun juga akan marah jika melihat orang yang disukainya berpelukan dengan orang lain.