Malam mulai menerpa beserta hujan deras di bandara Raja Haji fisabilillah tanjung pinang, sesaat setelah landingnya pesawat lion air yang di tumpangi oleh nuh dan salsa.
"YA...!!!! kenapa kamu setiap landing harus muntah, muntah, dan muntah?. 'kali ini apa yang mungkin akan terjadi??', 'di tolak penduduk??' di demo??'
ujar nuh yang berjalan di belakang salsa dengan jaket biru yang terkena muntahan.
Salsa yang mendengar ocehan nuh hanya bisa tertunduk memegangi kepala,.
"kamu bahkan gak bisa di.."
salsa yang secara tiba-tiba membalik badan hampir bertabrakan dengan nuh yang tepat di belakangnya.
nuh yang menyadari hal itu sontak terkejut dan jatuh terduduk ke belakng.
"HEH bapak!!' anda bahkan tak sadar badan besar anda tak ada apa apanya di bandingkan suara anda... "
ujar salsa yang terlihat seperti memarahi seorang anak yang telah membuat kesalahan.
Sontak kejadian itu membuat hampir semua orang memerhatikan mereka berdua. termasuk asisten dan bodyguard salsa yang sadar akan hal itu, langsung berlari dari jarak yang tak begitu jauh dari mereka.
Badan besar berotot kacamata hitam dengan brewok yang tipis merata bak aktor india sudah cukup membuat orang memberi jalan, dan dengan cepat meninggalkan si asisten.
Ia pun segera menghampiri nuh yang hampir sama tingginya , hanya nuh sedikit terlihat lebih ramping dengan tinggi 178 cm 69 kg dan lebih cerah dari rocklee 179 cm78kg dengan pakaian serba hitam plus jaket kulit.
Dengan suara serak nan besarnya, bodyguard tersebut mengangkat tubuh ramping nuh dengan cara menarik bagian atas jaketnya.
"Hrghh kamu apakan klai....
Ayah... tiba-tiba salsa yang terlihat panik memanggil bodyguardnya tersebut.
dalam hati salsa berkata
(gawat kenapa seperti ini kejadianya... aku bahkan belum memberi tahunya akan diriku yang sebenarnya)
"ooo om... maaf om", 'sssaya nggak ngapa ngapain anak om om saya bisa jelasin om', "sumpah demi...
(tiba tiba nuh teringat salsa yang memberi tahunya bahwa ayah dan ibunya bukan muslim menghentikn perkata'a sumpahnya dengan pasrah.)
"ayah dia nggak ngapa ngapain kok tadi jaketku tak sengaja tertarik olehnya",ujar Salsa (kebingungan dan asal ceplos)
Tiba-tiba mereka yang hampir membuat kerumunan di hampiri beberapa keamanan bandara.
"ada apa ini?" ujar petugas keamanan berseragam lengkap yang menghampiri mereka.
Bersaman dengan datangnya petugas medis dan keamanan akhirnya nuh di turunkan dari posisi terjinjit, dan di lepaskan, selain itu karna nuh teringat kebiasaanya di korea, sontak menunduk dan meminta maaf karna merasa telah melakukan kesalahan,
"maaf kan kelancangan saya pak", ujar nuh,
"sudah pak sudah, ini hanya salah paham" ujar salsa menghalau petugas keamanan yang sudah sempat mengeluarkan pemukul listrik, sudah pak, ini ayah saya. "ia pak maaf telah mengganggu", ujar Salsa dan berhasil menggiring pergi para petugas serta orang yang sejak tadi sempat berhenti dan menyaksikan mereka.
"kalau mau ribut jangan di bandara", ujar petugas tersebut.
"ia pak maaf kan kami", ujar salsa dari balik maskernya.
Melihat nuh yang mesih dalam posisi menunduk
Salsa memanfaatkan hal itu memberi tahu rokle
untuk segera memaafkan nuh dan menjauh.
Pak Rokle yang sempat marah bak banteng yang mengamuk, kini seperti kucing yang sangat lembut, ia pun mengangguk tanda faham akan instruksi salsa sebagai majikanya.
"EH'HRM baiklah anak muda jangan berani macam macam, kali ini kamu saya maafkan".
ujar Pak Rokle dengan suara dalam nan besar. Salsa pun membisikan sesuatu pada Rokle agar ia mengucapkan apa yang ia minta,
"Saya titip anak saya', 'tapi ingat jangan macam- macam". berdiri.." ujar pak rokle mengakhiri perkataanya dan membiarkan Salsa kembali bersama Nuh.
"maafkan saya pak", kembali nuh meminta maaf sesaat setelah di minta berdiri
dan hanya di angguki saja oleh Rokle.tanda bahwa ia telah di mafkan, lalu beranjak pergi entah kemana.
hujan tak kunjung berhenti bahkan bertambah derasnya, angin bertiup dengan kencang dan kilatan petir terlihat dari dalam bandara yang hampir 70 persen dindingnya adalah transparan.
kini suasana pun sedingin apa yang di rasakan Salsa sejak sesaat setelah terjadi insiden tadi.
Bahkan mereka sudah terduduk hampir sepuluh menit lamanya tanpa sepatah kata pun terucap dari Nuh ataupun Salsa.
Kini mereka harus menunggu jemputan untuk menyebrang pulau tentu dengan protokol kesehatan, namun sepertinya penjemputan terhambat oleh hujan.
Salsa yang sadar bahwa dirinyalah yang harus membuka percakapan ,atau setidaknya meminta maaf akan kelakuan bodyguardnya itu,
namun ia pun tersadar tak semudah memikirkanya.
Dengan sedikit tergagap, ia pun memanggil nuh yang sejak tadi termenung entah memikirkan apa.
"nnnuh" lirih salsa gugup.
"ng?" ujar nuh menanggapi tanpa kata.
dengan cepat dan gugup salsa pun berbicara,
"Nuh aku tau aku sudah menyusahkanmu sudah melibatkanmu dalm semua ini..." tapi... maaf. ujar salsa yang hampir menitihkan air mata di balik maskernya. nuh... ujarnya menyentuh pundak kekar terbalut jacket sport biru itu,
bahkan itu adalah jaket yang di pakai nuh setelah jaket yang lain telah terkena muntahan Salsa.
"Nuh..." ujar salsa seraya melepas masker yang membuatnya susah berbicara ,
"Nuh... kamu sudah berjanji kan akan membantu". ujar salsa mengingatkan nuh kembali sesaat di dalam pesawat.
"sekarang bantu donk jangan diem..." lirih salsa
"ngg.. hey sudah lah, aku nggak apa-apa kok"
tiba tiba nuh menoleh pada salsa.yang sejak tadi di sampingnya.
namun kembali termenung.
nuh..., nuh... ujar salsa menggoyangkan tubuh nuh, berharap merubah sesuatu dari nuh yang kembali mendiam,.
nuh... panggilnya lagi .
"apa?" lirih nuh yang kini menatap gadis itu dan memiringkan posisi duduknya.
"maaf..." ujar salsa tertunduk dan menitihkan air mata.
"ahgrh... sudah lah sudah,. simpan saja maaf mu..." "hey.. kamu bahkan menangis lagi.
sudah sudah..."
"maaf.." ujar salsa mengulang-ulang katanya,
maaf telah membuatmu tertunduk seakan melakukan suatu kesalahan tadi.
Nuh yang mendengar perkataan tersebut tiba tiba ter sentuh , karna gadis itu bahkan menangis atas diamnya nuh yang bahkan bukan di sebabkan oleh dirinya.
"dah, dah, ia, 'itu bukan salahmu kok', 'itu semua kulakukan untuk ku', 'atas kemauanku sendiri.
"se...muanya, 'membawamu keluar dari pesawat bahkan terjebak di kamar pasien, dan menunduk seperti tadi itu juga untuk ku'. 'bukan karena mu". jadi kamu gak perlu minta maaf.
ujar nuh seraya menyandarkan tubuhnya yang semula mengghadap pada salsa.
"lihat bahkan air matamu mengalahkan hujan deras malam ini" ujar nuh.
salsa yang tersedu belum juga berubah dari posisinya.
"ya... hey... "ujar nuh memanggil salsa' , 'dah donk...
'gak capek emang nangis mulu??".
salsa yang mendengar kata kata itu sontak menatap nuh. dan berkata dengan seraknya,
"euh... kamu tuh memang ya... gak bisa memperlakukan wanita yang menangis secara semestinya..."
dengan tersedu salsa berbicara hampir tak terdengar karna derasnya hujan yang melanda.
"dah dah dah..."
tiba-tiba dengan lembut nuh mengelapkan bagian pergelangan jaketnya pada ke dua mata gadis tersebut., kini hampir wajah salsa tertutupi oleh tangan nuh yang kekar.
"dah donk dah, lu gak mau kan bapak mu kesini lagi njembreng aku kaya tadi???, sontak kata-kata itu makin membuat salsa berteriak histeris.
"aaa nuh... "seraya tersedu, nuh pun menarik kembali tanganya,
"ia kan, kamu gak mau kan" harus minta maaf dan nangis nangis lagi,. ujar nuh tersenyum.
"ish.... ia lah gak mau!!!", tiba-tiba dengan serak nada bicara salsa berubah setelah nuh berkata seperti itu,.
"orang kamu salah memperlakukan wanita saat sedang nangis.,"
sontak nuh yang mendengar perkataan tersebut kembali menatap salsa dan terkekeh,
"hhh salah kah perlakuan ku tadi?" tanya nuh seraya menyilangkan tanganya dan kembali bersandar lalu melirik salsa seakan tak percaya,(manusia macam apa dia ini. bahkan aku baru mengenalnya...baru, baru... baru mengenal. "ibu... aku pengen cepat pulang, dan akan kuberi tahu ada spesies dari wanita yang seperti satu ini).gumam nuh,
"lalu seperti apa harusnya kalau ada cewe nangis" tanya nuh lagi,.
"ish kamu ini memang tak pernah dekat dengan wanita sama sekali kayaknya",ujar salsa.
"ok sekarang seperti inilah seharusnya... "karna kamu pemalas", "aku saja yang memberi tahumu".
"karna kamu tidak tahu cara memperlakukan wanita saat sedang menangis",
salsa langsung menarik tangan nuh yang tersilang menarik resleting jaket nuh dan terlihat kaos hitam polos yang melekat erat dengan tubuh nuh.
lalu mengambil bagian jaket terdekat yang terurai,
dan memakainya untuk mengelap air matanya, bahkan membersihkan ingus yang sedikit keluar dari hidungnya.
nuh yang sadar akan kelakuan salsa sontak menarik kembali bagian jaketnya yang harus ternodai berkali kali.
"eee ... hey kamu ini apa toh... aduh... kamu buang umble mu di sini...??"ujar nuh, dengan raut wajah yang tak biasa nuh menunjukan bagian yang telah basah pada salsa.
melihat hal itu sukses membuat salsa tersenyum dan tertawa, "hhh itu lah balasan atas ketidak tauanmu..."
nggak sal, aku bukan nggak tau, tapi... itu karna..(kamu nggak harus tau sekarang dengan keadaanmu saat ini. gumam nuh yang melihat salsa tersenyum bahagia kembali. setidaknya secepatnya akan ku katakan, secepatnya setelah kamu tak lagi membutuhkanku.)
"tuhan terima kasih, kau telah mengenalkan ku pada nusaibah binti ka'ab melalui nuh. aku akan memperjuangkan rasaku meski entah untuk siapa niatan nuh setelah ini berlabuh dengan bahteranya kulakukan ini untuku atas kemauanku" (dalam hati salsa)"
"wah sudah harus di cuci lagi ini, bahkan jaketku yang satu pun belum ku cuci karna muntahanmu.!!!".
ia ia nnti ku bersihkan... "dasar besar badan aja!!!"
"dasar kamu cewe aneh kecil bawel".
"mau aku panggil ayahku?? ayahku besarloh..."
"jangan-jangan" ok kamu menang.
ush.. selalu donk...
Suara-suara obrolan mereka semakin menjadikan mereka lebih dekat bahkan meski baru bertemu tadi pagi, mereka lebih terlihat seperti kawan lama saat itu,bahkan malam dalam balutan hujan deras dinginya tak terasa oleh kedekatan nuh dan salsa
meski dalam ke asingan masing-masing yang belum memberikan keterus-terangan latar belakang,
Bahkanmasing-masing mereka telah bersiap akan konsekwensi masing-masing bila harus saling melupa setelah kebenaran terungkap secara satu demi satu,yang setidaknya akan tetap harus mereka hadapi meski entah kapan itu waktunya.