Pieter menunggu temannya di bandara, Herdy bahkan menyediakan sopir untuknya namun Pieter tolak.
Niat ia hanya sekedar membantu tak lebih dan tak kurang, toh belum tentu juga Hani akan bangun ditangan sahabatnya itu.
"Hai.." seorang wanita cantik berambut blonde langsung memeluk Pieter.
Tentu saja Pieter membalasnya dengan pelukan hangat juga, "Kau melewatkan satu hal," ucap Pieter.
"Apa?" tanyanya.
Senyumnya masih mengembang, bibir merah merona itu terlihat sangat menggemaskan di mata para lelaki lain namun tidak bagi Pieter.
"Barry baru menikah kemarin, dan kau tak datang sama sekali,"
"Oh, aku tak mau membuat wanitanya merasa kecewa. Kau tau Barry pernah menaksirku dulu,"
Pieter terkekeh pelan, sambil merengkuh pinggang satu sama lain keduanya mulai berjalan keluar dari bandara.
Mobil Pieter memang berada diluar, Jane. Dialah adalah teman satu universitas Barry dan Pieter dulu.