Tarra masih belum juga berhenti menangis sambil membimbing sebuah guci berisi abu Margareth.
Kesedihan Tarra melebihi kesedihan Luis dan Mark, Tarra benar-benar merasa sangat kehilangan Margareth, nyatanya penyakit Margareth itu lebih cepat menyerang tubuh sehingga wanita paruh baya itu tak bisa bertahan lama.
Hati Tarra terus saja di penuhi oleh dosanya yang membohongi Margareth, andai saja waktu yang bisa diputar kembali.
Tarra tak akan bertindak sejauh ini, suasana yang masih berduka, banyak yang datang melalui bela sungkawa.
Tandai hanya menganggukan sambil menyeka air mata yang terus saja berjatuhan kala semua orang meminta maaf untuk mengikhlaskan kepergian Margareth yang mendadak itu.
Semuanya tak percaya, Margareth telah tiada itu termasuk Luis yang masih shock apakah ini mimpi atau bukan? Namun pada kenyataannya Luis harus sadar jika memang telah tiada.