Pieter tak sabar untuk segera lari, pertemuan dengan Herdy masih terus saja berjalan namun kaki Pieter tak bisa diam sedari tadi.
"Hentikan kakimu itu Pieter," tegur Barry.
Suara berisik dari kaki Pieter yang tak bisa diam itu menganggu konsetrasi Barry yang sedang menghitung hasil akhir.
"Aku tak tahan," bisik Pieter.
"Kau ingin pipis? Kalo memang ingin pergilah," Barry melirik sekilas kemudian kembali fokus dengan lembaran kertasnya.
"Bukan,"
"Lalu?"
"Aku ingin menemui Tarra, setidaknya aku harus memastikan Tarra baik-baik saja," Barry hanya bisa memutar kedua bola matanya, "Sabarlah, satu jam lagi akan berakhir," Pieter menganggukan sebuah.
"Kau tak ingin ikut?"
Barry menggelengkan kepalanya, "Kau akan menyesal, tempatnya sangat indah," Barry tetap pada pendiriannya karena seseorang disampingnya.
Meskipun belum menuju arah pendekatan tapi Barry tak mau jauh dari Detta.