Herdy hanya terkekeh melihat Alea yang tampak mencak-mencak, entah kenapa Herdy malah lebih memilih untuk menutup rapat-rapat dan mendengarkan protesan dai istrinya.
"Aku malu, bagaimana kalo sopir melihat leherku," kesal Alea.
"Mana mungkin sayang, jika ia berani melirik maka harus menghadapi denganku," Herdy kemudian bangun dari duduknya dan membawa Alea untuk duduk di sofa.
Herdy menyibakan rambut Alea, terlihat dengan jelas bercak merah buatannya Herdy memang sangat suka dengan maha karya yang satu ini.
Alea langsung bangun dan mengambil make up dari tasnya kemudian segera bercermin untuk segera menutup bercak merah keunguan tersebut.
"Kenapa ditutup?" kekeh Herdy.
Hanya mendelikan pertanyaan yang diajukan oleh suaminya itu, "Dapat menyelesaikan pekerjaanmu Ayah," ketus Alea.
Herdy terkekeh dan mencium Alea kemudian baru kembali duduk di kursi kebesarannya itu melanjutkan pekerjaannya.