Hani merasakan miliknya mengeluarkan cairan lendir entah apa itu yang Hani rasakan adalah nikmatnya yang tak bisa dielakan.
Butiran keringat keluar dari pelipis Hani, napasnya terengah-engah seolah Hani baru saja berlari sejauh ratusan kilo meter.
Bimo memberikan waktu sejenak, ia menempelkan keningnya di kening Hani membiarkan Hani waktu sebanyak mungkin untuk menikmati seperti apa nikmatnya pelepasan.
"Senikmat inikah bercinta?" bisik Hani.
"Ini belum seberapa," balas Bimo membalas pertanyaan Hani.
"Aku ingin, seperti apa nikmat yang lebih itu," Hani menarik tengkuk Bimo melumat bibirnya dengan lembut.
Bimo yang merasakan kelembutan dari bibir Hani langsung saja menelusupkan lidahnya, kini lidah keduanya saling menari satu sama lain menikmati cecapan satu sama lain.
Bimo pelan-pelan mengarahkan pusakanya ke inti Hani, dengan pelan Bimo menekan miliknya membuat Hani sedikit meringis.
"Aku akan menahannya," bisik Hani.