"Gue udah putus sama Bryan," Letta memegang segelas teh yang Sandra sediakan.
Sekuat apapun Letta menyembunyikan perasaan terlukanya ia tak bisa Letta bukan ingin menunjukan sikap buruk Bryan kepadanya tapi ingin bercerita tentang kegundahan hati.
"Putus! Beneran? Lo nggak bercanda, kan?" berondong Sandra dengan tatapan tak percaya.
Letta menganggukan kepalanya pelan, "Tiga hari yang lalu," sambung Letta.
Dengan pelan tanpa tangisan Letta mulai menceritakan bagaimana Bryan meminta putus, Letta bahkan tak menjelek-jelekan Bryan sama sekali.
Sahabat Sandra itu seperti sangat legowo dengan keputusan yang memang sudah tak bisa di paksakan lagi.
Sekuat apapun Letta berusaha Bryan tetap memilih wanita lain dan Letta harus berbesar hati jika cintanya harus kandas dan impian menikah Letta pun harus batal terjadi.
Sandra memeluk Letta agar sahabatnya itu bisa mendapatkan ketenangan, Letta kembali menangis dengan pelan.