Baru saja menjabat menjadi seorang Ceo Shawn sudah terlihat sibuk bahkan malam sekalipun telah berlalu, lelaki itu masih berkutat dengan berkas dan meneliti bagian departemen yang mana yang akan Shawn rombak.
"Huahhhhaaaaa…" Gama menguap kencang.
Kedua tangannya ia rentangkan begitu saja, suara bunyi dari tulang belulangnya yang kekar itu terdengar kencang.
Pertanda bahwa semua tubuh Gama terasa sangat kaku seperti kanebo kering, "Kita pulang, aku rindu kasur," keluh Gama.
Matanya melirik jam rolex yang berada di tangannya, matanya mengucek berkali-kali dan melihat jam tersebut.
"Pukul tiga," gumannya lesu.
Shawn hanya bisa terkekeh saja, memang Shawn tak ada niat pulang ke rumah karena merasa percuma jika harus pulang ke rumah mewah kedua orang tuanya.
"Kau tak bosan bekerja Shawn? Setidaknya kita menikmati malam di klub, mungkin kau butuh pelampiasan," gerutu Gama.
"Kau butuh pelampiasan?" Shawn menaikan satu alisnya.