"Apa yang kau katakan?" tanya ayah Alona terkejut.
"Apakah om sengaja membiarkan putri kebanggaan om menikah dengan laki-laki brengsek itu?" hardik Dewa pada ayah Alona dengan tatapan tajam pula.
Ayah Alona terkesiap, dia menarik napasnya dalam-dalam lantas mendorong tubuh Dewa lalu kemudian menutup pintu rumahnya dengan cepat. Sehingga membuat Dewa mengetuk pintu itu dengan keras bahkan sampai menggedormya dan berusaha mendobrak pintu itu.
Ayah Alona menahan napas sejenak, dia merasa terusik akan sikap Dewa yang demikian sehingga kembali membuka pintu rumahnya kembali dengan menghardik Dewa yang terus bicara memanggilnya.
"Hentikan! Aku sudah tidak ingin mendengar lagi nama Alona dan laki-laki itu. Karena Alona bukan anakku lagi," ujar ayah Alona dengan lantang.
"Tapi, Om…"
"Pulanglah! Jangan lagi datang dan mengganggu rumah ini, aku sudah muak!" pinta ayah Alona kembali mengusirnya.
