Alona meronta-ronta ingin melepaskan cengkraman Dewa yang begitu kuat. Namun apa daya, dia tak bisa melepaskan diri dari cengkraman Dewa yang begitu kuat hingga kini sampai di depan teras rumah Alona.
Dewa mulai menggedor-gedor rumah Alona hingga membangunkan seisi rumah di dalamnya.
"Tsk, kau memang brengsek!" hardik Alona sembari masih meronta berusaha melepaskan cengkraman tangannya.
"Ada apa ini?" ayah Alona tampak terkejut bukan main setelah membuka pintu rumah dan melihat Alona meronta dari cengkraman tangan Dewa.
"Kak..." Aleea pun turut terkejut.
"Om, maafkan aku. Aku datang mengganggu waktu tidur Om," ujar Dewa seraya melepas cengkraman tangan Alona perlahan.
Aleea menatap tajam wajah Dewa seraya menarik Alona lalu memeluk Alona yang terengah-engah sambil memegangi bekas cengkraman tangan Dewa yang menyakitinya tadi.
"Dewa, ada apa ini? Kenapa kau begitu kasar pada putriku?" tanya ayah Alona kembali.
"Om, aku tidak..."