Alona tampak sedih akan desakan sang ayah untuk menjodohkannya dengan laki-laki yang sebelumnya tidak pernah di ketahui dan di temui. Siapa dia, bagaimana dia, seperti apa dia? Alona tak ingin membayangkannya. Yang dia inginkan hanya Kenzo seorang, namun lagi lagi dia ada di antara pilihan yang menyesakkan.
Drrrttt… Drrrttt…
Ponselnya kembali bergetar sebuah pesan singkat datang dari Marcel.
'Aku membawakanmu dessert, keluarlah!'
Alona menahan napasnya seraya memejamkan kedua matanya begitu membaca pesan dari Marcel. Dia beranjak melangkah menuju keluar kamar kemudian. Dia membuka pintu utama apartemen untuk Marcel yang kini benar-benar berdiri di depannya, dia mengulas senyuman lembut untuk Alona begitu di bukakan pintu.
"Dihabiskan, ya!" ujarnya sambil menunjukkan sekantung plastik pada Alona.
"Kau tidak perlu membawakan ini untukku, aku sudah makan tadi."