"Mas Doni, maafkan sikap anakku Kenzo." Ibu Kenzo berbicara dengan lirih pada laki-laki yang di ketahui bernama Doni itu. Laki-laki misterius yang selama ini datang ke kedai sejak lama bahkan jauh sebelum ayah Kenzo meninggal.
"Aku sangat mengerti adikku itu, Om. Jadi, aku tidak akan membelanya tapi juga tidak akan meminta maaf padamu atas perlakuannya."
"Ervan..." panggil sang ibu begitu mendengar perkataan Ervan barusan.
"Bu, satu tahun sejak ayah pergi, adalah waktu yang sebentar. Bahkan setiap bayangan ayah dan semua yang selalu ayah lakukan disini, di kedai, dan dimanapun itu berada, masih begitu melekat di dalam hati ini, Bu." Ervan menegaskan ucapannya.
Ibunya tertegun sejenak, dia tercengang menatap wajah Putra sulungnya itu.
"Sayang..." panggil Sinta, sang istri. Dia hendak mencairkan suasana yang saat ini kembali menegang.