Sudah satu minggu berlalu, dan Alona masih tetap dengan egonya. Mematikan ponselnya tanpa memikirkan bagaimana hati dan perasaan Kenzo yang kini frustasi berat. Dia kembali menyalahkan dirinya, menghukum dirinya, bahkan kembali selalu melewati jam makannya, untuk sekedar minum saja dia merasa enggan.
Andai saja Kenzo memiliki keberanian yang kuat saat ini, untuk bisa datang menghampiri ayah Alona dan meminta restu kembali untuk hubungan percintaannya dengan Alona. Akan tetapi, tidakkah itu semua akan membuat semua tampak rumit? Dia pun ikut merasa takut jikalau sesuatu yang lebih gila akan ayah Alona lakuka demi memisahkan mereka berdua.
