Chereads / The Oldest Land / Chapter 72 - Ilusi Kristal

Chapter 72 - Ilusi Kristal

Seperti sebuah mimpi yang nyata, adi ada di dalam sebuah ruangan dengan penuh cermin kristal yang memantulkan bayangan nya sediri

Perlahan melihat sosoknya yang ada di dalam cermin, adi menjadi kaget dengan apa yang ia lihat, ada senyum mengejek dari bayangan yang ia lihat pada dirinya di cermin

Kemudian secara bersamaan, muncul kembali bayangan- bayangan dirinya, dengan berbagai ekspresi dari senang, menangis, tertawa, marah, gelisah, hingga pendendam semuanya muncul satu persatu mengelilinginya

Adi yang kaget melihat ini semua, menjadi terpana dan bertanya pada dirinya sendiri ada apa ini, kenapa semua emosiku di tampilkan dan apa tujuan dari semua ini

Saat dirinya ragu dengan apa yang sedang terjadi terdengar suara pecahan kaca dari bayangan emosi pendendam nya ""crankkkkkkkkkkk" membuat jantung adi menjadi berdebar keras, dan sesaat kemudian, matanya menjadi gelap ia menjadi tidak bisa berpikir dan hal terakhir yang ia ingat, ia jatuh ke dalam tidur yang berat

Setelah beberapa saat jatuh ke dalam tidurnya, seperti proyektor film, adi di tampilkan dengan sesuatu yang mengingatkannya dengan kemarahan, dan semuanya menjadi sangat menyakitkan bagi adi, seperti ada bara yang membakar dirinya dari dalam adi menjadi kesal

Berteriak dengan suara yang parau dan mencoba untuk melampiaskan hasrat dendam yang ada di dalam dirinya, adi terus mencoba menahan keinginan dalam dirinya untuk membunuh, hingga ia mulai menjadi tidak sadar kemudian

Bayangan anak kecil muncul, seorang wanita cantik muncul, seorang ibu muncul, seorang nenek-nenek muncul dan akhirnya wajah denok dan neneknya juga muncul di dalam ingatannya

Satu persatu berbicara kepada adi dan meminta tolong untuk membunuh diri mereka, dengan cepat, seolah olah mereka tersiksa karena hidup dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cepat

Adi yang mulai mengikuti naluri membunuhnya perlahan berjalan, selangkah demi selangkah, menuju sosok anak kecil dan wanita muda, berjalan dengan mata merah dan nafas yang memburu seolah - olah ingin menelan mereka

Seperti dorongan yang kuat, yang datang dalam dirinya, adi berjalan selangkah demi selangkah menuju mereka, meski jarakya hanya sekitar 5 m tetapi itu tampak sangat jauh dan lanmbat bagi adi

Karena dia berjalan menyeret kakinya, dengan kaku dan badannya yang seakan terikat, dengan sangat kencang terhadap seseuatu, sehingga dia menjadi sangat susah untuk membebaskan dirinya dari ikatan yang ada

Hingga akhirnya ia tiba, di depan anak kecil dan wanita muda yang masih berbicara, dengan memohon untuk membunuh diri mereka sendiri secara cepat, adi yang sudah hampir kehilangan akal sehatnya menjadi saemakin bergejolak di dalam dirinya

Ia merasa seperti bertempur dengan dirinya sendiri dan seakan merasa dia ada di persimpangan jalan, bingung memilih jalan mana yang harus dia tempuh, membunuh mereka atau menyelamatkan mereka, hati nuraninya berbicara dan bisikan amarah pendendam juga membisikannya

Dalam keadaan bingung, adi mulai memperhatikan setiap orang yang berdiri, dan kemudian dia melihat dari semua yang ada, hanya bayangan sosok denok dan nenek nya yang tidak berbicara, hanya terlihat tersenyum tipis dengan sudut yang sedikit menyindir

Melihat itu, membuat adi menjadi bingung kenapa di saat yang lain berbicara dan memohon untuk di bunuh, tetapi denok dan nenek nya tidak berbicara apa-apa, tetapi hanya tersenyum dengan sinis

Adi yang telah melihat kejanggalan itu berhasil sedikit menenanagkan amarah dendam, yang ada di hatinya dan perlahan dia menuju denok dan nenek nya, untuk melihat apa yang membuat mereka tersenyum sinis, dan kenapa mereka juga tidak berbicara memohon seperit yang lain

Ketika adi berjalan mendekati sosok denok dan nenek nya, samar samar adi bisa melihat perbedaan yang lebih mendetail, dari denok dan nenek nya terhadap yang lain, yaitu jika yang lain berbicara memohon untuk dibunuh dan mata mereka semua kosong tanpa ada jejak emosi

Hanya suara yang memelas yang akan menjadi perbeda an, sebagai tanda bahwa mereka tampak mempunyai emosi yang lain, sedangkan di mata denok dan neneknya adi melihat sebuah dendam dan api yang membara seakan siap melahap sesuatu yang mereka pandangi

Dan hal yang mereka pandangi adalah cermin kristal, yang berbentuk oval panjang yang ada di belakang adi, yang menghiasi latar belakang dari ruangan ini

Seakan adi mendapat jawaban, tanpa memikirkan lagi dia berusahan keras untuk menuju cermin kristal tersebut, yang tanpak nya dia sadar, ada perubahan dalam senyum dan wajah dari denok dan nenek nya, yang seakan menjadi kesal dan jelek dengan langkah yang adi pilih menuju cermin tersebut

Adi samar-samar dapat melihat bahwa dia kini menjadi semakin sesak di dalam dadanya, karena dia merasa amarah dendam yang ada di dalam hatinya, semakin lama semakin membara dan seperti arang yang terus terbakar, dengan panas membuat kepalanya menjadi pusing dan mulai tidak sadarkan diri

Tetapi adi tetap berjuang dan tidak mau menyerah, terus bergerak menuju cermin tersebut tanpa pandang bulu lagi, jika di awal dia hanya menebak tetapi kini dia bisa yakin bahwa tujuan nya kali ini mesti benar

Karena dia sudah yakin, jadi lantas kenapa harus berhenti, terlebih lagi dia memiliki keyakinan bahwa di cermin tersebut, dia dapat keluar dari dalam ruangan ini

Saat dirinya semakin dekat dengan cermin kristal tersebut, terdengar suara denok dan nenek nya, yang meminta adi untuk segera membunuh yang lain, dan itu semakin lama semakin kencang, suara yang datang dari denok dan neneknya

Seakan akan mereka sangat membenci yang lain, dan ingin adi membunuh mereka untuk melampiaskan dendam dirinya, adi yang akan semakin dekat dengan cermin tersebut, sempat berhenti mendegar suara dari denok dan nenek nya yang memohon kepada dirinya.