Mobil Pei Yuanchen berhenti di depan gedung apartemen baru He Ziyi. Pei Yuanchen turun terlebih dahulu, kemudian dia pergi ke sisi He Ziyi dan membukakan pintu untuknya, lalu menggunakan gerakan tubuh untuk mempersilahkan He Ziyi turun dari mobil.
He Ziyi mengedip-ngedipkan matanya. "Aku … kakiku lemas."
"Kamu duduk sepanjang perjalanan, masih mau berpura-pura?" Pei Yuanchen tersenyum dingin. "Cepat turun."
He Ziyi mengulurkan tangannya dan menarik-narik ujung pakaian Pei Yuanchen, lalu dengan memelas berkata, "Paman Xiao Bao, kamu sangat galak, kakiku benar-benar lemas."
Suara lembut He Ziyi ditambah dengan raut wajah memelasnya membuat Pei Yuanchen seketika mencapai batasnya. Dia akhirnya baru menyadari bahwa yang paling berbahaya dari He Ziyi bukanlah kecantikannya, melainkan sikap polosnya yang begitu menggoda. Tapi kemudian Pei Yuanchen tanpa sadar mulai berimajinasi tentang 'kaki yang lemas' He Ziyi.