He Jingyao menyimpan handphonenya, lalu dia berjalan ke samping ranjang rumah sakit dan duduk. Dia mengambil sebuah apel dan mulai mengupasnya.
"Kamu merasa tidak senang papa memanggilmu untuk menemani papa kan?" He Yirong melihat ke arah He Jingyao dengan tidak senang. "Sebenarnya papa ini masih papamu atau bukan? Kamu tahu tidak apa arti berbakti?"
"Aku seharusnya masih berada di dalam selimut tidur sambil memeluk istriku, setelah tahu papa sakit aku langsung datang kemari untuk menjenguk Papa." He Jingyao mengatakan dengan suara santai dan malas. "Itu bukan berbakti?"
"Adikmu tidak seperti dirimu!" He Yirong terdengar tidak senang. "Memang anak perempuan lebih perhatian!"
He Jingyao mengangkat alisnya dan melihat ke arah He Yirong. Dia bersikap seolah tidak mendengarnya, kemudian memberikan apel yang sudah dikupas kepada He Yirong. "Ini apelnya."
He Yirong mengerutkan alis tapi akhirnya dia tetap mengambil apel dan memakannya.