Saat ini dia sedang berdiri di belakang Su Zhixi. Melihat tingkah lakunya yang kekanak-kanakan itu, He Jingyao tidak bisa menahan senyumannya.
Wanita ini benar-benar sangat imut.
Baru saja dia sudah merasa puas, tapi melihat penampilan Su Zhixi yang tampak menggemaskan, hatinya kembali memanas.
Begitu Su Zhixi mendengar tawanya, dia langsung mengangkat kepalanya dan melihat sosok He Jingyao dari cermin… Adegan yang baru saja terjadi kembali muncul di benaknya. Tak heran, kini wajahnya pun juga kembali mendidih.
Sialan!
Su Zhixi berusaha untuk mengabaikannya dan terus membasuhkan air dingin ke wajahnya dengan jengkel.
Akhirnya setelah bersusah payah menenangkan diri, Su Zhixi pun keluar dari kamar mandi. Saat dia keluar, sebuah TV LCD besar di ruang tamu telah dinyalakan.
He Jingyao duduk di sofa dengan satu kaki terangkat dan satu tangan di belakang sofa… Su Zhi yang melihatnya pun sedikit linglung. Bahkan gerakan yang tidak begitu elegan dan santai ini mampu membuatnya benar-benar terpesona.
Melihat bahwa Su Zhixi akhirnya mau keluar, He Jingyao tersenyum lembut.
Dia memberi isyarat dengan jarinya ke arah Su Zhixi, suaranya terdengar memesona, "Kemarilah."
Awalnya Su Zhixi sudah siap untuk mendekat, namun begitu mendengar suaranya, debaran jantungnya seketika melonjak dan langkahnya terhenti tiba-tiba.
He Jingyao mengambil remote control di meja dan menekannya, lalu sebuah video mulai terputar di layar TV itu.
Tanpa berpikir panjang, Su Zhixi langsung berlari ke arahnya untuk duduk, dia menatap layar dengan matanya yang tidak berkedip sama sekali.
Di layar TV itu sedang menampilkan video rekaman CCTV di koridor yang kosong untuk sementara waktu. Su Zhixi memperhatikan waktu di sudut kanan atas adalah pukul 22:15 tadi malam.
Dia mulai kehilangan kesadaran sekitar pukul 9:30, waktu lebih dari 40 menit cukup bagi Su Lianxi untuk mengantarkan dirinya ke hotel. Mungkin setelah ini juga akan bisa terlihat orang-orang yang saat itu ada di sana.
Memikirkan hal ini, Su Zhixi tidak bisa menahan diri untuk tidak mengepalkan tinjunya.
Tiba-tiba, secangkir susu panas muncul di hadapannya. Su Zhixi tanpa sadar menerima segelas susu itu sambil berkata, "Terima kasih."
Lalu dia mengangkat gelas dan meminumnya perlahan.
Melihat itu, He Jingyao tertawa tidak berdaya, "Su Zhixi, apa kamu tidak takut aku mencampurkan obat di dalamnya?"
Tubuh Su Zhixi kaku sejenak! Susu yang masih bersarang di dalam mulutnya tidak langsung ditelan, tidak juga dimuntahkan.
He Jingyao tidak bisa menahan tawanya lagi.
Dia menarik wanita itu ke sisinya dan berkata, "Lihat penampilan konyolmu, tidak heran jika kamu dijebak orang kemarin."
Su Zhixi juga menyalahkan dirinya sendiri. Kenapa dia tidak memiliki ingatan yang panjang?! Meskipun dia merasa bahwa He Jingyao tidak akan menyakitinya, tapi dia tidak tahu siapa sebenarnya pria ini. Dia hanya mengenal wajahnya, bukan hatinya. Bahkan dia dan Su Lianxi yang sudah bersaudara selama bertahun-tahun, meskipun mereka tidak dalam hubungan yang baik, dia tidak pernah berpikir bahwa Su Lianxi bisa merencanakan ini semua.
Bisa dilihat bahwa pikiran manusia tidak dapat diprediksi.
"Tapi sudahlah. Kamu bisa mempercayaiku." Mata He Jingyao tiba-tiba menjadi fokus dan dalam, "Aku tidak akan pernah menyakitimu."
Dia adalah satu-satunya wanita dalam hidupnya. Tidak peduli berapa harga yang harus dibayar, dia harus selalu melindunginya.
He Jingyao tiba-tiba menyadari bahwa dia tidak dapat membayangkan situasi bila tidak bertemu dengan Su Zhixi. Meskipun dia tidak pernah berhubungan dengan wanita selama 25 tahun terakhir, dia seharusnya terbiasa dengan kehidupan itu, tapi sekarang dia tidak akan bisa kembali ke keadaan itu.
Sedangkan Su Zhixi, meskipun mereka mengenal satu sama lain hanya sehari, tetapi bagi He Jingyao, dalam waktu yang singkat itu wanita ini telah membuat dirinya menyadari kebahagiaan dan kepuasan yang tidak pernah dia rasakan sebelumnya.
Bukan hanya fisik, tetapi juga secara mental.